Komentar terbaru

Bandal Bukanlah Pilihan


Semakin maju arus mobilisasi semakin membuatku heran dengan fenomena-fenomena yang sering terjadi. Ya... apalagi ketika melihat kawanan muda-mudi yang badung. Mungkin, awalnya itu terlihat biasa, tapi setelah diperhatikan lebih lanjut itu sangatlah miris. Setiap orang pasti pernah menjadi badung, termasuk juga denganku. Walaupun itu hanya sekedar gangguin bencong atau ngintip nenek-nenek mandi.

Tapi itu semua berbeda dengan kebandelan anak sekarang yang sedikit berbau-bau modern. Mulai dari clabbing, drugs, ikut gang motor, bahkan ngehamilin perempuan sudah dianggap sebagai kebandelan yang wajar. Kalau jamanku dulu bisa masuk gang sepeda aja udah bangga. Misinya cuman buat gangguin mbak-mbak bencong yang lagi mangkal.

Bandal itu sebenar nya wajar, tapi sekarang bandal itu disalah artikan oleh muda-mudi yang gagal gaul. Mereka berasumsi kalau bandal itu keren dan harus berbau kriminal, biar dianggap keren sama temen yang lain.

Bandal itu, ketika kamu masih mencintai mantan mu.

inisih batal move on.

Bandal itu, ketika kamu bebas bergaul dengan siapapun, melakukan tindakan-tindakan nyeleneh, tapi tetap berprestasi. Ini baru yang namanya Kebandalan sejati. Aku bisa bilang gini, karena sebelumnya aku sudah ngerasain gimana rasanya menjadi anak yang bandal. Tingkat dewa lagi.

Apalagi setelah aku tau kalau bandal sekarang niatnya udah gak tulus lagi. Maksudnya itu bandalnya bukan semata-mata untuk have fun atau senang-senang, tapi, untuk menarik hati lawan jenis.

Miris!

Bandal untuk dapetin lawan jenis, itu sangatlah tak bermodal. Ibarat naksir putri raja, tapi sadar kalau lo hanya seorang tukang sedot tinja. Udah kerjaannya sedot tinja, buruk rupa dan akhlak lagi. Yaudah, pake cara-cara yang mampu menarik perhatian si putri~~

Bandal itu bukanlah takdir, tapi sebuah pilihan.
Sama hal nya dengan menjadi jomblo.
Jomblo itu bukanlah takdir, tapi sebuah pilihan.
**
Saat di pesantren, aku merupakan santri yang paling bandal. Memangsih, saat usiaku segitu itu aku masih penganut pemahaman kalau bandal itu sangat keren. Wajar... namanya juga anak muda yang gagal gaul dalam menemukan jati diri, jadi aku bandal karena pengen terkenal.

Namanya juga anak pesantren tingkat kebandelannya pun berbeda dengan anak biasa. Bagi kami cabut atau keluar dari pesantren adalah suatu kejahatan.

Berjumpa dengan santriah (sebutan bagi murid yang cewek) secara diam-diam juga suatu kejahatan. Pokoknya beda deh. Aku paling suka cabut dan bolos ngaji berjama'ah. Kalau dipesantren, yang kulakukan ini adalah suatu kejahatan yang sangat besar. Dan hukuman yang cocok untuk tindakanku itu adalah: Di Botak.

Jangan heran kalau pas ke pesantern nemuin penerus-penerus "Avatar Ang" Walaupun mereka botak, mereka bukan tuyul yang dilatih sama pihak pesantren buat nyuri persediaan sempak masyarakat sekitar, mereka hanyalah mahluk botak yang gak punya otak. Itulah aku. Aku udah pernah dibotakin, sebanyak 5x.

Yang aku rasakan saat melakukan semua kebandalan waktu itu adalah bangga. Iya... memang aku salah gaul untung gak digauli. Setiap kali saat melakukan kejahatan aku merasa sangat bangga dan merasa kalau tingkat ketamvananku meningkat. Saat berkaca aku sadar diri, tidak ada yang meningkat bahkan ketika hampir semua larangan di pesantren kulanggar. Semuanya masih sama dan wajahku tetap saja mirip ustadz cabul. 

Memang, ketika kita remaja dan ketika melakukan sebuah kejahatan pasti ada rasa puas dan senang setelah melakukannya. kepopuleran ku saat itu pun menjadi santri bandal meningkat drastis, tapi sayang hatiku tetap saja miris. Niat bandal pengen dapat pujaan hati, malah dapat umpatan dan caci. Memang banyak yang mengenalku, tapi sebagai santri yang pintar-pintar-nakal. Kamfrettt....

Disini aku sadar kalau bandal itu tidaklah menguntungkan.

Kalau cerita bandal gak asyik rasanya kalau gak ceritain kisah Si Bandal Nobita dengan robot kucingnya "Doraemon" yang sampe saat ini suaranya masih mirip om-om idung belang.

Siapa yang gak kenal sama old anime yang satu ini?

Cerita seorang anak malas dan bandal yang ingin mendapatkan wanita pujaan hati yang bernama "Shizuka". Dia memang bandal, tapi hanya kepada orang tuanya. Entah apa motivasi yang ada di dalam otaknya kok gak bosan-bosan si Nobita untuk bersikap malas setiap hari. Sampai ketika di film barunya yang berjudul "Stand by Me" Disini terlihat perubahan Nobita secara signifikan.

Di film ini dikisahkan kalau Doraemon bakalan berpisah, ketika Nobita anak muda yang malas, bodoh, dan bandal mendapatkan hal yang paling dia sukai dan senangi selama hidupnya. Hal yang paling iya senangi adalah ketika dia tahu kalau saat dewasa nanti dia bakal berjodoh dan bakalan berhasil menikahi "Shizuka" gadis idaman hatinya. Tapi, tentu gak bakalan mudah untuk bisa mendapatkan nya. Jika ingin mendapatkannya Nobita harus bisa mengubah kebiasaan buruknya yang lama menjadi lebih baik. Mengubah kemalasan, kebodohan, dan kebandalannya menjadi sikap yang baik. Petualangan pun dimulai.

Darisini saja kita bisa mendapatkan pelajaran. Kalau ingin terkenal disekolah kita gak perlu jadi bandal, gitu juga kalau kita mau punya cewek cantik gak perlu jadi bandal.

Karena hanya di FTV cowok bandal disukai cewek cantik dan hanya di FTV juga tukang ojek bisa pacaran sama siluman ular putih. Cinta itu gak segampang cerita FTV.

Buat apa jadi bandal demi wanita, kalau dengan menjadi pintar mudah meraihnya? Banyak orang yang ingin pintar dan gak bandal. Itulah aku. Sejujurnya aku pengen menjadi orang yang pintar daripada bandal, tapi sadar dengan kemampuan otak-ku yang IQ nya ngeri-ngeri sedap semuanya gak bakal mudah untuk dirubah. Seandainya ada perlombaan Matematika sinus, cosinus, tangen, dan trigonometri dengan simpanse, pasti aku yang kalah.

Udah deh jadi bandal itu gak enak lho.
Yakin masih mau caper dengan menjadi bandal?
Udahan deh... itu gak guna. 

Aku udah ngerasain itu semua. Kalau gak percaya, baca aja.
Bandal Bukanlah Pilihan Bandal Bukanlah Pilihan Reviewed by Rizali Rusydan on February 01, 2014 Rating: 5

12 comments:

  1. jomblo itu cuma status sementara .. santai saja

    ReplyDelete
  2. bandal itu wajar aja sih,asal jgn terus2an,yakan hehehe

    ReplyDelete
  3. Haha "gagal gaul"
    www.kancutberanak.blogspot.com

    ReplyDelete
  4. Jomlo itu hanya ilusi kehidupan, kita bakal nemuin jodoh kita kok.

    ReplyDelete
  5. Dibotakin 12×? Mancap, vroh… hhh

    ReplyDelete
  6. Yang penting nggak keseringan aja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. keseringan pun gpp asal masih kenal batas kewajaran nakal hihihi :D

      Delete
  7. santai saja mas bro, bentar lagi saya doain kamu menikah..gak lama lagi kok tenang saja..tetep istiqomah, bener tuh jomblo hanya sementara..saya dl jg jomblo hahaha

    ReplyDelete

Powered by Blogger.