Komentar terbaru

Realita Cinta Segitiga



Selama kuliah di jurusan informatika aku nemuin berbagai macam temen yang sifatnya unik dan punya ciri khas tersendiri. Ada yang suka ngoding, kalau udah ngoding bisa-bisa sampe lupa diri. Ada juga yang pendiam mirip Limbad, kalau ngomong pun susah, harus punya kekuatan dan pastinya ada juga teman yang belangsak (pecicilan). Meskipun tampilan luarnya sangar, baju dan celana udah kayak kecemplung paret warnanya hitam-hitam, sifatnya belangsakan, belum tentu hatinya juga sangar seperti penampian luarnya. Se-belangsak apapun cowoknya, kalau udah putus cinta pasti ngerasa galau tiada tara.
  
Bicara soal putus cinta, siapa sih yang bisa tahan? Manusia se-belangsak Zainuddin pun tak mampu menahannya. Oh iya, kenalin, temenku namanya Zainuddin. Dia salah satu mahasiswa yang paling murah senyum dan paling belangsak yang pernah aku kenal. Tapi sayang, beberapa hari ini wajahnya terlihat murung. Wajahnya yang biasa nebar senyuman, kini menebar kesedihan dan raut matanya berubah sendu seakan-akan perlu untuk dikasihani.

Sewaktu  dikantin, saat sedang ngumpul, aku pun memberanikan diri bertanya kenapa si Zainuddin apa yang terjadi padanya belakangan ini.
Zainuddin hanya menjawab pelan dan pasrah, “Gua baru diputusin..”

“Udah berapa lama emangnya jadian?”

“Baru juga sebulan,” jawab Zainuddin pasrah yang kini mulai bersiap menenggak porstek pembersih lantai yang ada di sebelahnya. Aku yang denger bingung, ini mau galau apa ngakak. Baru jadian sebulan, bulan depannya putus. Ini cinta beneran atau cinta-cintaan? Gak sampe disitu, Zainuddin juga bilang kalau dia diputusin satu hari sebelum ultah si cewek.

Jadi, sorenya, satu hari sebelum si Cewek ultah Zainuddin uda nyiapin kado buat dikasih ke si cewek. Pas tiba waktunya, Zainuddin pun memberikan kado tersebut. Tentu raut wajah bahagia tersemat di wajah Zainuddin dan pacarnya saat itu. Dikasih surprise ketika ultah adalah satu hal yang gak pernah aku sendiri rasain sampe saat ini. Well, surprise terbesar yang pernah aku dapetin dalam hidup itu ya.. diputusin ketika ultah.

Gak ada badai gak ada hujan, malemnya, beberapa jam setelah Zainuddin ngasih tuh surprise mereka bertengkar dan akhirnya putus. Ironis, bukan? Pas sore sama-sama bahagia, namun ketika malam salah satunya terluka. Belum selesai sampai disitu, paginya, si cewek ngebalas kebaikan Zainuddin atas kadonya kemarin dengan mengajaknya makan bareng untuk ngerayain ultahnya tapi dengan status yang tidak lagi sama. Bayangin, makan bareng si do’i dan temennya, tapi statusnya udah gak pacaran dan tololnya si Zainuddin malah nerima. Lebih bagus ngisep baygon cair ketimbang harus makan semeja bareng mantan, nyesek.

Semenjak itu Zainuddin pun sukses jadi bahan bully-an selama beberapa hari, ini juga membuktikan kalau hubungan kakak tingkat dengan adek tingkat gak selamanya berjalan mulus, ada aja krikil yang menghambat. Ekspressi sedih pun tak bisa terelakkan dari wajah Zainuddin.

Cinta itu rumit. Perlu logika, namun tak banyak. Diputusin itu biasa, tapi nyeseknya tiada tara. Mungkin gara-gara sering nge-hina Zainuddin, kini aku kena batunya.

Ada beberapa hal yang bisa membuatku bergetar serasa tak berdaya. Pertama, waktu sadar uang kiriman belum juga datang. Kedua, ketika aku tau fakta kalau cewek yang kusuka ternyata suka sama orang.
Aku punya prinsip, kalau suka belum tentu harus pacaran kalau kesepian nggak harus nyari pacar. Kamu gak pantas untuk itu, kamu gak pantas jadi penghilang sepi, kamu lebih dari itu.

Ketika menyukai seseorang harusnya kita bahagia dengan apa yang membuatnya bahagia, mengupayakan sekuat tenaga untuk membuatnya bahagia, ataupun mendoakannya agar selalu merasa bahagia. Nyatanya tidak. Gak selamanya kita akan bahagia melihat orang yang kita suka bahagia, pasti terselip sedikit kekecewaan. Ah... Cinta… cinta… cinta.. empat hurup sejuta makna namun sulit dipahamin dengan kata-kata.

Realita cinta segitiga, ada AKU, KAU, dan DIA. Pandanganku selalu menuju padamu, namun kau menuju padanya, ah-sudahlah.

Dan tahukah kalian? ternyata cowok yang disukai si cewek adalah teman dekat a.k.a sahabatku sendiri. Hell yeah! Oh Tuhan, sepertinya aku terlahir hanya untuk menceritakan lalu menulis kisah sedih dan betapa bodohnya perjalanan hidupku. Emang nyesek, tapi pasti ada hikmah dari semua ini. Aku bersyukur, dengan adanya cinta segitiga ini, setidaknya aku bisa ngerasain gimana sakitnya menyukai orang yang suka sama orang lain kemudian menulisnya dan menceritakannya kembali kepada seseorang. Mudah-mudahan ini bisa menjadi topik pembahasan yang menyenangkan setiap saat.


Buat Zainuddin, hidup tetap harus berlanjut meskipun badai terus menerjang. Putus cinta itu hal biasa pasti ada pelajaran dibalik semuanya. Lupakan dia, lupakan orang-orang yang pernah menyakitimu, cari hobi baru, buat kesibukan baru pasti gak ada sedetik pun terbesit di otakmu jika kau sibuk. Berdiam diri dan menahan perasaan bukanlah jawaban. Tenang, masih banyak wanita di luar sana, Miyabi juga masih nganggur #PrayForZainuddin. 
Realita Cinta Segitiga Realita Cinta Segitiga Reviewed by Rizali Rusydan on October 03, 2016 Rating: 5

9 comments:

  1. cinta segitiga ga jaman lagi, sekrang udah segi empatt wuhuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya juga. Inshaa Allah bulan depan aku buat cinta segienam biar lebih mantep. Antara aku, kau, mbokmu, pembantumu, emakku, serta ayahmu. doakan saja.

      Delete
  2. Wkwkwk pray for lu juga kaliiii :D
    Santailah, ntar langsung lamar anak gadis aja :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. oppp, maen lama2 ajanih. tamat kuliah aja kayaknya nggak mungkin XD

      Delete
  3. Dari perkataan sobat, "Ketika menyukai seseorang harusnya kita bahagia dengan apa yang membuatnya bahagia, mengupayakan sekuat tenaga untuk membuatnya bahagia, ataupun mendoakannya agar selalu merasa bahagia." Jleb banget ke hati saya wkwkwkw ^_^

    ReplyDelete
  4. kdang suka itu bukan cinta, makanya jangan terburu2 anggap suka itu cinta.

    ReplyDelete
  5. lebih baik sakit hati drpd sakit gigi

    ReplyDelete

Powered by Blogger.