Setiap kali nulis, ada beberapa hal yang mesti kita perhatikan sebelum memulainya. Beberapa hal yang aku jelaskan ini menjadi kunci bagiku selama menulis. Jika salah satu saja rusak maka semuanya hancur. Tulisan gak kelar, otakku melemah karena kebanyakan mikir.
Untuk menghasilkan sebuah tulisan kita memerlukan tempat
yang ideal untuk melahirkan ide dan mengembangkan imajinasi. Tempat ini
biasanya aku dapatin dimana saja yang penting sepi dan jauh dari keriuhan.
Karena menulis memerlukan konsentrasi yang tinggi, kalau ada sedikit saja suara
berisik otomatis semuanya buyar. Imajinasi menghilang, ide pun ikutan melayang.
Pernah nonton spongebob episode ketika squidward ingin ikut lomba menjadi
seorang composer? Di episode itu kita liat kalau squidward sedang serius
menulis script lagu yang terdiri dari tangga-tangga nada tapi sayangnya,
tetangganya yang brengsek dan kurang ajar spongebob dan Patrick sedang ribut
bermain diluar. Kita tau sendiri kalau spongebob itu suaranya cempreng kayak
belum akil balig. Tiap kali tertawa
pasti tetangganya kedengaran. Inilah yang membuat squidward sulit untuk tenang
menulis script lagunya. Imajinasi yang udah ditumpuk dikepalanya yang
diimajinasikan seperti pelangi pun meleleh berserakan ke lantai. Yah, seperti
itulah gambaran penulis yang sedang menulis ditengah keriuhan.
Ini juga terjadi samaku.
Pernah nih, ketika aku lagi fokus nulis, tiba-tiba aja Tejo
masuk ke kamar dan langsung rebahan di kasur. Karena aku dan Tejo udah
sahabatan mulai dari dalam kandungan sampe sekarang kuliahan, ini menjadi hal
yang biasa. Melihatku yang lagi fokus nulis, Tejo mulai iseng dan mau mengganggu
keseriusanku dengan cara yang aneh. Dengan wajah cengengesan mirip om-om hidung belang, Tejo pun memulai
aksinya dengan menyetel film bokep andalannya. Kali ini dia sengaja nonton
tanpa earphone, biar suaranya bisa kedengaran.
Mulai terdengar sayup-sayup…
“Ah… ah… Oh god, kimochi… ikkeh.. ikkeh..”
“Jok, Tejok…, itu suara apaan? Suara kecoa lagi sakaratul
maut?”
“Entah,” hehehehe
Sebagai orang yang polos-polos budiman, aku pun menyuruhnya untuk
mengeraskan suaranya untuk memakai earphone.
“Jok, kau pakeklah heandset itu..”
“Alah.. nanggung, tengok itu besar kali itunya…”
“Apanya Jok?” Oke, aku mulai penasaran.
“Itunya lah…” balas Tejo
“Iya apanya…??”
“Kepalanya paok.”
Imajinasi dan ide yang sudah kupupuk saat menulis semuanya
terkontaminasi dengan desahan-desahan maut dari film bokep yang diputar Tejo.
Maksud hati menulis apa yang ada di dalam pikiran, tapi karena suara videonya
lebih kuat, suara desahan-desahannya lah yang tertulis di tulisan yang sedang
aku tulis. Kebayangkan gimana beratnya menulis disaat suasana tidak kondusif
apalagi menulis di samping orang yang lagi nonton bokep, kebayangkan?
Untuk penulis pemula sepertiku, hening dan sepi adalah
suasana terbaik untuk memupuk semua imajinasi dan mengolahnya menjadi
barisan-barisan kata yang kuingin.
Kedua, mood.
Bagi sebagian orang, mood menjadi hal yang penting dalam
melakukan sebuah pekerjaan. Jika sedang badmood, untuk mengerjakan satu pekerjaan
itu rasanya susah, padahal cuman meres sempak basah tapi rasanya itu males
banget.
Dalam dunia tulis menulis, mood ini juga salah satu pemegang
kendali untuk menghasilkan tulisan yang baik dan enak dibaca. Banyak tantangan
yang kita hadapin saat menulis. Pantat keram, badan keringetan, mood pun cepat
berubah-ubah. Kalau udah badmood, biasanya aku itu ngerasa berat aja mau nulis.
Ide cerita yang ditulispun keliatannya selalu basi.
Belakangan ini aku jarang nulis itu karena mood yang belum
stabil yang disebabkan oleh laptopku yang rusak. Bagi anak informatika, laptop
menjadi senjata utama. Oleh sebab itu, banyak kesusahan yang aku dapat saat
laptopku rusak. Mau ngoding, gak bisa. Mau dipake nulis blog, laptopnya lambat.
Sangking lambatnya, untuk ngidupkannya aja butuh kesabaran. Nungguin symbol
windowsnya berganti menjadi welcome itu bisa-bisa sampe sarjana pun belum
selesai. Inilah yang menjadi perusak mood
nomor satu untukku.
Disaat lo nulis, pikiran lo pasti terfokus pada: layar
monitor, kalimat, dan semua rangkaian kata. Itu wajar. Semua orang pasti
melakukan itu. Tapi, ada satu hal yang sering kita lupakan ketika kita sedang
fokus menulis yaitu: kemampuan otak. Otak tidak bisa kamu paksa untuk
terus-terusan fokus. Dia bakal lelah dan ketika lelah maka pikiranmu jadi jenuh
dan kalut. Disaat-saat seperti inilah semua rangkaian kata yang tadinya mau lo
tulis mendadak tumpet gak bisa ketulis, hilang entah kemana. Itu semua karena
lo lagi dehidrasi sehingga mengurangi kemampuan otak untuk berpikir.
Tubuh manusia terdiri dari 70-80% air. Ketika jumlah pasokan
air dalam tubuh kurang, maka semua fungsi tubuh lainnya terganggu. Nah, meminum
air putih menjadi solusi ketika pikiran lo sedang jenuh untuk diajak nulis.
Dengan meminum air putih , itu akan memperlancar sirkulasi darah dan membuat
darah yang ada di otak lo dapat berfungsi normal lagi.
Pernah liat iklan AQUA yang bintangnya Dian Sastro?
Kan gak lucu kalau kejadian kurang minum itu terjadi juga
pada kita. Lagi fokus nulis di kafe tiba-tiba ada mbak-mbak yang
nyamperin,
“Mas.. mas, permisi itu laptop saya..”
“Loh, mbak, liat nih, ini kan laptop saya. Itu tuh, itu ada
tulisan saya.” Sambil nunjuk-nunjuk cerita yang lagi ditulis tadi.
“Bukan mas. Laptop mas yang ada disebelahnya!”
Pas lo liat emang bener, ternyata daritadi laptop lo ada
disebelahnya. Biar gak terlalu malu, lo pun mencoba membela diri.
“Ta… tapi mbak,…”
“EMANG YA, SEMUA COWOK SAMA AJA! GAK PEKA!”
*Nelen garpu*
Sefokus apapun kita nulis, kita jangan lupa dengan hal-hala
sepele seperti ini. Memang sih, ketika kita stuck
atau memberi jeda saat menulis, kurang lebih mood dan gaya tulisan kita akan sedikit berubah. Lebih baik begitu
ketimbang dipaksakan. Lo gak mau kan setelah nulis tiba-tiba otak lu pendarahan
keluar nanah dari kuping?
Jadi, untuk para penulis pemula (termasuk aku) ketiga hal
ini menjadi bagian yang vital dan harus diperhatikan saat kita sedang menulis.
Ketiganya harus tetap sinkron dan saling terhubung. Jika hanya satu seperti,
lokasi nya hening tapi mood mu berantakan, itu sama saja. Keduanya harus
seimbang dan sama-sama saling menyeimbangkan. Karena untuk menghasilkan sebuah
tulisan dibutuhkan taste, pengalaman, lokasi yang tepat, dan imajinasi yang
bisa terus berkembang bersama alur cerita.
Mungkin sekian aja dari aku, ketemu lagi di postingan
selanjutnya.
Kalau boleh tau, kalian punya tips nyaman untuk menulis
juga? Kalau punya, share dong di kolom komentar :D
Tips Nyaman untuk Menulis
Reviewed by Rizali Rusydan
on
January 16, 2014
Rating:
No comments: