[Pengalaman] Sekamar Bareng Banci

Satu hal yang perlu kalian ingat,

Tidur sekamar bareng banci bukanlah hal yang menyenangkan.

Kalau diingat-ingat lagi pengalamanku yang ini, entah kenapa bulu kuduk masih terus merinding. Tidur sekamar dengan seorang bencong bukanlah hal yang tepat. Tentu semua ini dilakukan karena tidak ada pilihan lagi yang lebih baik, ada alasan kenapa aku memilih tidur di kamar mereka, Gini kronologis ceritanya:

Saat itu malam telah larut terlihatah seorang pria tamvan yg berjalan sehabis kemah dari pegunungan. Pria tamvan itu tidak lain adalah "aku". Karena pada saat itu sangat lelah kondisinya, akupun ditawarin teman baik ku untuk nginap di kosannya sampek besok karena maklum rumahku jaraknya sangat jauh, lebih lengkapnya rumah ku berada di MARTUBUNG. Kata orang sih tempat JIN buang anak, tapi selama aku tinggal disitu aku gak pernah nengok anak JIN berserakan atau rebutan ASI di tengah jalan kok. Apa jangan-jangan orang mengira yang tinggal di daerah tempatku tinggal semuanya adalah jin? Dasar.

Tapi ntah kenapa, untuk kali ini aku rasanya segan sama kawanku yg satu ini padahal nih, biasanya kalau apa-apa aku selalu di kosan dia nginapnya tapi kali ini berbeda.

Sehabis cerita ngalur ngidul sambil di temanin dengan semangkok bakso HALAL dan segelas Terong Belanda, ide gila muncul di kepalaku kalau aku pengen nginap di kos temen karibku yg lain tp you know lah dia itu "terong makan terong".

Temanku yg satu ini sebut saja namanya "Blackie" mengatakan banyak resiko kalau nginap bersama teman ku yg abnormal ini, dia bilang aku bakalan "Di godain".

Lah "Di godain?" Bah... dengan nakalnya pun aku berpikir "lumayan di godain aku kan single" 

eng.. i.. eng... i.. eng..
Belum selesai mikirin hal-hal nakal lainnya,

"Yang godain kau cowok, bolot! Bukan cewek!" Sambung Blackie.

Whatttt de... Ternyata yg godain itu bukan cewek melainkan teman kawan ku yg bencong. HORORR...!!! Pria tamvan di godain oleh sesama jenis, sama yg lain jenis aja kadang geli apalagi yg sesama jenis.

Tanpa pikir panjang akhirnya temanku ini mengatarkanku menuju ke kos-an yg ABNORMAL ini. Setelah menempuh beberapa menit perjalanan akhirnya kami sampai di kos si Abnormal. Kedatanganku pun disambut dengan senyum ramah, seramah senyum SPG atau pelayan INDOMARET,

"Selamat malam. ada yg bisa saya sodomi bantu". Dengan nada yang ngondek tentunya.

Akupun langsung meletakkan alat-alat ku semua di kamarnya lalu bercengkerama dengan dia dan teman lainnya.

Saat bercengkerama sambil ngobrol ringan sejenak, keanehan pun timbul. Aku melihat sosok yg tegap dan sangat berotot, pokoknya sumpah kelihatan cowok banget. Tetapi tanpa disadari, aura mentel yang keluar dari suaranya membuatku sadar kalau ternyata di luar dugaan dia itu "Ngelambai" alias lengkong eh..mksdnya Lekong. Ternyata pria tegap ini seorang BENCONG...!!! Seketika aku langsung siap siaga untuk menjaga kawasan BOKONG dan daerah badan ku yang kuanggap bakalan rawan di ganggu bencong.

Karena yg kubaca ketika browsing di internet "BENCONG kadang bisa kumat dan menyerang lelaki tamvan sepertiku ini dalam beberapa saat. Kebuasannya saat mengamuk mengalahkan buasnya si Raja HUTAN padahal yg dia incar hanyalah BOKONG".

Selama pembicaraan perasaanku tetep was-was dan memegang teguh pikiranku untuk memegang BOKONG dengan tangan kiri. Ini sebagai persiapan siap siaga manatau kumat penyakitnya, takutnya malah disosodomi massal pantatku yang keramat ini. Karena kalau BENCONG ngamuk, you know..lah. BOKONG bakalan jadi sasaran amukan mereka.

Gak terasa malam mulai makin larut dan kamipun pun semuanya ngantuk. Aku dan temanku yang bencong beserta mas-mas kekar yang ternyata ngondek juga mulai ngantuk dan masuk ke dalam kamar temanku yang bencong ini. Tapi tetep saja aku masuk dengan tangan sambil memegang bokong.

Saat lagi golek-golek sambil nonton TV, si abang kekar berotot yang juga bencong ini, entah kenapa ikut masuk ke dalam kamar temanku yang bencong. Ngadapin 1 bencong aja keteteran apalagi harus dua?. Oh bumi telanlah aku.

Mereka ngobrol ngalur ngidul tentang seorang cowok yang mereka sukai dan kalau gak salah namanya adalah Vandy.

"Itu lho buk" panggilan sesama bencong. 

"Semalam ya aku ngelihat Vandy, dia itu jalan sama cewek lho buk, padahalkan baru aja semalam jalan sama aku, Ih najong deh... lihatnya Kezell... kezel... kezel" Kata temanku dengan mimik wajah yang dibuat pura-pura sedih.

"Sabar ya buk'ek. Kayaknya dia selingkuh tuh, atau udah jadi simpenan bencong dan cewek yang lain"

"Masa' sih buk. Enggak percaya ekke" Bantah temanku yang mulai gak percaya.

"Iya lho, semalam aku nengok dengan mata dengkulku sendiri"

Obrolan pun terus berlanjut, mulai dari Vandy jadi simpenan bencong yang lain sampai kebiasaan aneh si vandy. Aku yang mendengarkannya cuman bisa nyebut-nyebut nama Allah sekalian dzikir hebat dalam hati mohon perlindungan semoga setelah topik pembicaraan mereka selesai nanti, mereka tidak mencoba untuk mendekatiku dan menyentuh bokongku.

Apalah daya. Kantuk lebih berat daripada yang dibayangkan.

Niat tidur terakhir, biar bisa mastiin kalau bokong gak kenapa-kenapa, akhirnya kandas ditengah jalan. Sebelum tidur lebih dulu dibanding mereka, aku meminta selimut tebal lalu menyarungkannya ke sekeliling tubuhku dengan kuat. Ini semua aku lakukan agar bencong LAKNATULLAH tersebut tidak menyetuh daerah sensitiveku.

Akupun tidur.

Paginya, aku bangun pukul setengah enam pagi. Sehabis bangun, hal yang pertama kali aku lakukan adalah mengecheck  daerah bokong. "Alhamdulillah mereka masih ama-aman saja," bisikku dalam hati. Aku pun langsung mencari tas untuk mengambil peralatan mandi di dalamnya dengan terburu-buru.

Setelah mendapatkannya, aku langsung mandi dengan terburu-buru. Biasanya kalau dirumah aku mandi dengan waktu lima menit, ini menjadi empat menit. Sabunan, sikat gigi, aku lakukan semuanya dengan cepat.

Aku  pun selesai mandi.

Aku langsung buru-buru pakaian, makai sepatu, dan bersiap-siap untuk langsung pergi tanpa izin meninggalkan lokasi. Dengan sedikit berlari aku pun resmi meninggalkan kos jahannam tersebut. Ternyata tidur di kos para bencong lebih seram dari yang dibayangkan.

Buat semua teman yang telah membaca tulisan ini, aku sarankan:

Terdesak seperti apa pun kita, ingatlah! Jangan coba-coba berani tidur di dalam kosnya para bencong. Karena satu hal, Tidur sekamar bareng banci bukanlah hal yang menyenangkan.