Perpisahan Bukanlah Segalanya

"Terlalu manis untuk dilupakan

Kenangan yang indah bersamamu di dalam mimpi... yeah

Terlalu manis untuk dilupakan

Walau kita memang tak saling cinta takkan terjadi..... diantara kita"

Mungkin inilah lagu yang pas untuk dinyanyikan saat moment-moment perpisahan kelas 12. Lagu yang diciptakan oleh kakak-kakak dari grup band legendaris "Slank", memang lagu yang sangat cocok.

Pada postingan kali ini, aku ucapkan terimakasih buat kalian yang udah sempet-sempetin baca postingan yang gak penting ini. Dan terimakasih juga aku ucapkan buat kalian semua keluarga besar XII-IPA3 (GHOST3: Genius Human of Sains three) yang sudah menemaniku selama kurang lebih 2 tahun ini. Berkat kalianlah aku bisa bertahan dan lolos dari kejaran guru BP dan mantan yang selalu menagih utang

Aku jadi teringat bagaimana keadaan saat aku masuk sekolah pertama kali. Saat itu aku tidak memiliki teman yang ku kenal satupun, yang ku kenal hanyalah seorang cleaning service sekolah. Itupun karena sering ngingatin kalau kencing jangan lupa disiram saat masuk ke kamar mandi.

Aku yang saat hari pertama masuk sekolah mengenakan baju putih lengan panjang yang kedodoran, sambil dipadukan dengan celana biru kuncup dan sepatu rip curl KW pedagang kaki lima, membuatku malah jadi lebih mirip tukang sedot tinja dibanding seorang siswa. Mungkin, ini yang membuat orang-orang gak mau kenalan dengan ku, karena takut di intimidasi oleh yang lain karena memiliki teman dengan wajah yang cukup mesum.

Kalau diingat-ingat rasanya sangat menggelikan.

Eh... gak terasa ternyata sudah 2 tahun kejadian itu berlalu dan sekarang aku insyallah akan tamat dan meninggalkan lingkungan sekolah. Jujur saja, meninggalkan sekolah berarti juga meninggalkan teman-teman seperjuangan, meninggalkan semua kenangan tolol yang pernah aku dapatkan di masa SMA dan itu adalah ujian yang berat untuk dialamin.

Apa yang sedang kuhadapi saat ini merupakan cobaan tersulit.

Bagaimana bisa aku harus meninggalkan hangatnya rasa persahabatan itu?

Mengapa disetiap perjumpaan pasti ada perpisahan?

Masih banyak pertanyaan yang mengiang di kepalaku.

Tapi, apalah daya, waktu sudah memvonis kita untuk segera berpisah menuju masa depan yang penuh dengan impian.

**

Tiap detik, menit, jam, waktu terus berlalu tanpa ada yang menyadarinya satupun. Begitulah yang saat ini kami rasakan.

Gak terasa kalau semalam tepatnya tanggal: 09-April-2015, adalah moment kebersamaan kami yang terakhir di masa SMA. Moment itu kami isi dengan acara makan-makan sambil berdo'a dengan teman, wali kelas dan semua penghuni kelas. Ada 1 moment yang sangat membuatku terkesan dengan acara semalam tersebut. Iya... itu adalah moment saat maaf-maafan.

Acara maaf-maafan itupun pecah sambil diiringi dengan suara tangisan oleh teman-temanku. Tangisan yang tidak bisa digambarkan oleh kata-kata. Tangisan yang seolah-olah sebuah symbol dari dalam lubuk hati yang mengatakan kalau sebenarnya kami semua belum siap untuk meninggalkan teman-teman sekalian. Dibalik acara maaf-maafan tersebut, terlihat seseorang yang terlihat sangat sedih bahkan sampai menangis. Dialah seorang lelaki yang dikenal sangat macho (mantan chopet) saat di kelas. Ya... dia adalah sahabatku, sebut saja namanya Akram. Kami merupakan sahabat sejamban, se-idol, dan seperjombloan.

Dia menangis sambil menatap pemandangan langit yang mendung dari luar pintu kelas, dia terlihat sangat emosian sampai-sampai dia tidak bisa membendung lagi air mata yang bercucuran dari matanya.

Akupun mendatanginya sambil bertanya.

'Oi... kenapa kau nangis aja, cingeng kali.' Kebetulan akulah salah satu siswa yang gak menangis saat itu.

'Bukan cingeng, tapi kalau aku ingat-ingat klen, rasanya sakit kali. Slurrppp...' sambil menarik ingusnya yang udah panjang mirip es cendol.

'Ntah kenapa rasanya aku gak mau pisah sama klen, apalagi sama kau zal. Kau yang nanti kuliahnya paling jauh di bandung, gimana aku bisa ketemu dan nonton konser JKT48 di medan lagi bareng-bareng? Padahal Kita udah lama temenan bahkan jadi sahabat, sahabat bareng untuk nonton konser JKT48. Jadi sedih aku kalau seandainya ngingat kita bakalan berpisah.' Jawab sabun. Kali ini sambil memeluk badanku.

'Ah... lebay kali kau. Itupun kalau aku lulusnya di bandung. Inilah yang namanya hidup. Mau gak mau kau harus jalani dan lewatin karena disetiap perjumpaan pasti ada perpisahan. Jadi, ngapain sedih? Yang sedih itu, ketika kita berpisah tapi gak ada satu orang pun yang sukses, itu baru sedih.' Jawabku. Sambil melepas rangkulan tangan akram dari badanku.

Setelah mendengar perkataan Akram kalau dia gak bisa berpisah denganku, membuatku semakin yakin kalau dia seorang mahluk homo pecinta sejenis.

Saat itu suasana kelas berubah menjadi sangat syahdu.

**

Banyak moment yang sudah kita lewati bersama-sama. Mulai dari: belajar bareng, recok bareng, makan bareng, kecuali dimarahin. Dimarahin guru gak pernah bareng-bareng karena selalu aku yang dimarahin.

Kita selalu berkata, agar selalu berteman dan mengingat rasa persahabatan yang pernah terjadi di masa putih abu-abu. Bukan tak mau mengingat, aku yakin saat berpisah nanti, kita bakalan disibukkan dengan kegiatan lain yang membuat kita lupa dengan semua kenangan yang pernah kita alami di masa SMA. Walaupun suatu saat kalian bakalan sedikit melupakan aku, atau sebaliknya.

Ingatlah! AKU TIDAK AKAN PERNAH MELUPAKAN KALIAN SEDIKITPUN.

Karena aku sudah menyiapkan satu ruangan khusus di hati dan memoryku untuk menempatkan kalian di dalam tempat yang khusus yang dikunci dengan rasa cinta dan kenangan kebersamaan kita.

Jangan risau, jangan khawatir. Perpisahan bukanlah segalanya. Ini hanyalah sebuah langka awal menuju kesuksesan, dan aku harap kalian tahu hal itu.

Terimakasih sudah menemani aku disaat bodoh, galau, kelewat batas, dan semua ketololanku selama 2 tahun ini. Berkat kalianlah aku sadar, inilah hangatnya sebuah rasa persahabatan. Aku menyiapkan postingan ini, layaknya seorang Bondan Prakoso dalam mengarang lyric lagu "Kita Selamanya". Walaupun dengan kata-kata yang sederhana, aku berusaha sebisa mungkin untuk menggambarkan hangatnya rasa persahabatan melalui tulisan ini. Percayalah suatu saat bukan jarak atau apapun pembunuh rasa persahabatan kita. Tapi, rasa egoislah yang akan menghancurkan rasa persahabatan kita. Aku berharap semoga kita bisa menjaga persahabatan kita hingga ajal menjemput kita.

Yang gini nih yang susah untuk dilupain:

Sedikit motivasi: "Perpisahan itu bukanlah akhir dari segalanya. Karena perpisahan bukanlah sebuah kematian. Tak perlu disesali, yang perlu hanya ditangisi. Ditangisi dengan air mata sebagai tanda kesuksesan."

-Rizali Rusydan-