Komedi adalah cara terbaik untuk menyampaikan sesuatu. Apapun yang disampaikan, jika dikemas dengan komedi, maka akan lebih mudah dipahami.
Membalut suatu pesan dengan komedi sebenarnya bukan hal baru lagi. Karena komedi itu sendiri sudah menjadi bagian integral dari interaksi manusia. Komedi, humor, telah ada di benak para pemikir selama berabad-abad. Seperti yang dijelaskan oleh Profesor Peter McGraw dan Joel Warner dalam buku terbaru mereka, The Humor Code. Beliau mengatakan kalau “Plato dan Aristoteles merenungkan makna komedi sambil meletakkan dasar-dasar filsafat Barat… Sementara itu, Charles Darwin mencari benih tawa dalam tangisan riang simpanse yang geli. Sigmund Freud mencari motivasi yang mendasari di balik lelucon di celah alam bawah sadar kita."
Bahkan komedi juga berguna dalam hal pemasaran. Dilansir dari Enterpreneur.com, Menambahkan humor ke konten Anda adalah satu hal yang pasti akan membuat pesan pemasaran Anda diperhatikan. Baik pelanggan maupun prospek akan dengan mudah memahami pesan pemasaran yang disampaikan baik melalui media sosial, video, email, pesan pemasaran, dan lainnya, baik itu online maupun offline. Menambahkan sentuhan humor akan membantu menarik perhatian calon pelanggan. Faktanya konten yang ditertawakan dibagikan lebih sering dan lebih mudah diingat daripada pesan "langsung".
Sebagai contoh: Southwest Airlines. Southwest Airlines selalu menggunakan humor di setiap iklan pemasarannya. Mereka melakukannya agar membuat orang-orang memperhatikan informasi keselamatan sebelum dan selama penerbangan. Dan penumpang lebih cenderung memperhatikan dan melakukannya jika dibandingkan dengan presentasi kaku yang biasa dilakukan oleh maskapai lain.
Mengapa pesan yang disampaikan dengan komedi lebih mudah dipahami? Jawabannya adalah karena konten yang ditertawakan akan lebih sering dibagikan dan lebih mudah diingat daripada pesan "langsung". Tertawa adalah reaksi. Reaksi adalah keterlibatan. Keterlibatan mengangkat kesadaran akan suatu merek dan biasanya membuatnya dibicarakan dan diingat. Kita semua tahu bahwa humor itu laku. Kita lihat saja iklan Super Bowl di Amerika yang selalu meraih peringkat tertinggi setiap tahun. Iklan lucu akan selalu ditonton berulang kali, dan sepertinya tidak ada yang keberatan dengan pengulangan tersebut.
Penelitian telah menunjukkan bahwa mahasiswa akan memberikan perhatian yang lebih besar jika instruktur menambahkan humor dalam pengajaran mereka. Mendapatkan perhatian seseorang adalah langkah penting pertama untuk membuat mereka mengingat (mempelajari) informasi penting. Dalam istilah pemasaran, menggunakan humor akan menarik perhatian pelanggan atau calon pelanggan dan membantu menciptakan kesadaran top-of-mind untuk pesan atau merek dagang setelah pesan tersebut disampaikan.
Efek humor adalah bias kognitif yang menyebabkan orang mengingat informasi dengan lebih baik ketika mereka menganggapnya lucu. Misalnya, ketika siswa diajari konsep baru dengan cara yang lucu, seperti melalui cerita lucu, mereka umumnya lebih cenderung mengingat konsep tersebut, dibandingkan jika diajarkan dengan cara yang tidak lucu. Selain peningkatan memori, humor dikaitkan dengan berbagai manfaat, seperti peningkatan minat, peningkatan tingkat energi, dan pengurangan emosi negatif, yang menjadikannya alat yang efektif dalam berbagai situasi.
Hal yang sama juga pernah dilakukan oleh mantan Presiden Indonesia Keempat, Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Kita pasti masih sering mendengar beberapa guyonan beliau. Yang meskipun sudah diucapkan puluhan tahun yang lalu, guyonan-guyonan tersebut masih membekas di ingatan kita sampai hari ini. "Tuhan kok dibela?" misalnya. Atau guyon tentang Polisi yang dulu sempat ramai dibahas karena dianggap mencemarkan nama baik. "Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng."
Meskipun yang diucapkan beliau adalah guyonan, di dalamnya memuat banyak pesan. Saat itu Gus Dur seolah-olah sudah berpikir jauh di depan kita semua. Beliau tau kalau pesan yang dibalut dengan komedi akan lebih mudah dipahami.
Mungkin hal ini bisa dicontoh oleh Staf KSP (Kantor Staf Presiden) dalam menyampaikan setiap informasi dari istana kepada khalayak warga Indonesia. Biar enggak kaku-kaku banget lah!
Alasan Mengapa Pesan yang Disampaikan dengan Komedi akan Lebih Mudah untuk Dipahami
Reviewed by Rizali Rusydan
on
June 10, 2021
Rating:
No comments: