Komentar terbaru

Semakin Tua Semakin Konyol dan Tolol. Itu Fakta.


Banyak yang bilang kalau umur itu hanya sebatas angka. Kalau lah memang umur hanya sebatas angka, lantas mengapa banyak dari kita yang takut menua? Takut kalau wajahnya yang kencang perlahan mengendur dan berkerut. Takut jika otot-otot yang sudah susah payah dilatih perlahan melebur menjadi gumpalan lemak. Bahkan sampai ada yang insecure. Padahal cara untuk selalu terlihat awet muda itu gampang. Pake susuk. Dijamin wajar cerah menawan kemudian masuk neraka.

Sebagai pemuda yang umurnya sudah 20 lebih, aku sama sekali nggak terganggu dengan hal itu. Bagiku umur memang hanya sebatas angka, namun aku juga nggak menolak fakta bahwa semakin bertambah umur semakin banyak perubahan yang terjadi padaku. Baik perubahan secara fisik, pemikiran, ataupun mental. Di usiaku yang sekarang, beberapa perubahan tersebut sudah mulai aku rasakan.

1. Mudah Ngomel

Akhirnya aku paham alasan mengapa Ibu suka ngomel-ngomel di rumah. Perkara hal kecil lupa naruh kaus kaki, misalnya. Perkara kaus kaki, omelannya bisa panjang-lebar ngga karuan. Hitler yang nggak ada sangkut-pautnya pun bisa kebawa-bawa.

"Dasar anak FASIS! Naruh kaus kaki sembarangan. Kau pikir di rumah ini ada pelayan yang setia dan nurut nyariin kaus kakimu tiap kali kau butuh?!"

Mengingat umur Ibu yang bentar lagi menginjak lima puluh, aku paham. Karena semakin tua umur, hasrat untuk mengomel semakin bertambah. Itu pula yang terjadi padaku.

Aku paling ngga suka ngeliat orang yang lari dari tanggung jawab. Misal: tugas kelompok. Yang namanya tugas kelompok, harusnya dikerjain secara berkelompok. Namun hal tersebut tidak berlaku di kalangan pelajar Indonesia. Di setiap tugas kelompok, pasti ada aja tuh satu orang yang ngga guna. Udahlah ngga bantuin, ngga tau apa-apa lagi. Dia ini tipikal orang yang kalau lagi presentasi, biasanya jadi moderator atau operator. Orang-orang kek gini memang cocoknya dikirim ke kebun binatang untuk nyabutin bulu ketiak singa. Cabut tuh bulu ketiak, biar sekalian dicabut nyawa lo sama singa! Orang-orang kek gini tuh beneran nggak guna. Kalaupun diculik elit global, paling cuma dijadikan keset welcome. Inilah yang kadang buat aku ngomel.

Bedanya kalau Ibu ngomelnya secara frontal, aku lebih soft--komat-kamit dengan volume rendah. Jadi kalau ada orang yang ngeliat aku pas lagi ngomel, pasti mikirnya aku ini dukun yang lagi komat-kamit sendirian.

2. Mudah nge-blank (hilang fokus)

Pas lo ga sengaja nge-blank, pasti ada temen lo yang bercanda kek gini, "Ngeblank, pak? Minum Aqua!" Yaelah, jokes dari zaman Abu Lahab masih aja dipake. Selain otak temenmu yang nggak berkembang, ternyata jokesnya juga.

Nge-blank tiba-tiba itu nyata. Aku sendiri sering ngalamin. Pas lagi di kelas, pas lagi waktunya belajar, pikiran yang tadinya fokus menatap layar infocus, perlahan buyar. Suara dosen yang tadinya terdengar jelas dan lantang, perlahan berubah seperti sayup-sayup suara daun pohon kelapa yang bergesekan. Tak lama disusul suara burung camar. Ruang kelas yang terbuat dari beton kini berubah jadi tepi pantai. Dosen yang lagi ngajar di depan, terlihat seperti warga setempat yang lagi nyanyi sambil main ukulele. Khayalan ini seketika hancur saat dosen tiba-tiba nanya.

"Rizal! Coba jelasin apa fungsi hukum kepler!"

Begitulah. Semakin tua semakin mudah hilang fokus. Jadi kalau nanti suatu waktu kalian lihat aku merenung, tolong jangan nanya tiba-tiba. Nanti kalian kecewa. Soalnya aku sudah mulai tua.

3. Mudah cringe

Selain mudah ngomel, mudah ngeblank, makin bertambah umur makin ngebuat kita jadi mudah cringe. Kita cringe ngeliat sesuatu yang menurut kita itu menggelikan. Ngelihat anak SD pacaran gandengan tangan sambil jalan. Ngeliat anak SD, SMP, panggil "Papa-Bunda" pas pacaran. Kita jijik dan geli ngelihat itu. Padahal dulu, belasan tahun yang lalu, saat usia kita setara mereka, bisa jadi kita juga melakukannya. Namun berkat kecanggihan teknologi , hal-hal cringe dan alay seperti itu jadi lebih gampang terlihat dan jadinya semakin banal. Kita semua pernah alay. Udah akuin aja.

Tapi hal yang menurut kita cringe bisa jadi bagi orang lain tidak. Dulu kita menghina Bowo Alpenliebe joget-joget di tiktok. Sekarang, semua orang joget tiktok di mana pun dan kapan pun. Dan asal kalian tau, itu cringe! Tapi ada yang jauh lebih cringe ketimbang joget tiktok. Itu adalah gombalan cowok. Ini hal paling sampah dan paling menjijikkan di antara semua hal tolol lainnya.

Gombal atau pick up lines, it's okay. Itu cara cowok buat menarik lawan jenisnya. Tapi tolong. Gunakan itu sesuai fungsi dan orangnya. Kalau tampangmu tidak tampan, lebih baik perawatan, habis itu baru deh ngegombal anak orang. Lo nggak mau kan pas ngegombal malah dikira siluman lagi nyari tumbal?

Jadi ini ceritanya saudaraku. Anggap saja namanya Tapir. Jadi, si Tapir ini belakangan lagi dekat sama cewek. Ga masalah. Aku bersyukur ternyata dia masih suka sama wanita tadinya kukira dia sukanya sama gagang pintu. Masalahnya, cewek yang dideketinnya ini aku kenal. Di suatu kesempatan, curhatlah si cewek soal si Tapir. Si Cewek bilang kalau si Tapir ini ngedeketin dia. Si Cewek oke-oke aja dideketin, tapi masalahnya cara ngegombal si Tapir ini di luar nalar. Orang Atheis kalau baca gombalannya langsung tobat puasa senin-kamis. Kalian tau apa yang si Tapir bilang?

"Kamu tau ngga kenapa abang deketin adek?"

"Kenapaa itu bang?"

"Tanyakan pada takdir yang mempertemukan kita."

Di sini aja rasanya bola mataku pedih bacanya. Esoknya, gombal jahannam tersebut kembali berlanjut.

"Dek.."

"Anu.."

"Iya, bang? Anu kenapa?"

"Anu.. kamu itu anu.."

"Anugerah terindah yang pernah kumiliki."

INI KALAU KUCINGKU YANG MATI BACA, LANGSUNG BANGKIT LAGI DIA SANGKING JIJIKNYA! Sumpah, nggak habis pikir sama orang yang cara ngegombalnya itu sama kek cara ngegombal pas zaman jahiliyah.

**
Semakin Tua Semakin Konyol dan Tolol. Itu Fakta. merupakan kegelisahanku pribadi soal apa yang terjadi dalam hidupku sekarang ini. Sebagai seorang cowok yang usianya sudah 20 lebih, baik secara pemikiran dan tingkah laku pastinya berbeda dengan diriku sewaktu berumur belasan tahun. Aku menulis ini sebagai upaya untuk berdamai dengan apa yang terjadi padaku saat ini.

Aku sering ngomel, mudah hilang fokus, dan gampang cringe atau ngerasa malu sendiri. Inilah yang kualami dan aku yakin banyak orang di luar sana yang juga mengalami hal serupa.
Semakin Tua Semakin Konyol dan Tolol. Itu Fakta. Semakin Tua Semakin Konyol dan Tolol. Itu Fakta. Reviewed by Rizali Rusydan on March 24, 2022 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.