Seni bela diri macam-macam jenis nya. Mulai dari capuera, judo, muangthai, dan karate. Pernah terakhir kali nyoba gerakan seni bela diri capuera. Alhamdulillah kepala ku sengklek (terkilir) di akhir demonstrasi.
Untuk saat ini banyak bela diri yang lagi populer, itu seperti: Muangthai, dan Karate. Tapi, dimasa kecil ku dulu yang paling terkenal itu jenis bela diri gulat.
Apalagi sampai ada acara TV nya, kalau gak salah namanya : Smack Down.
Booming-booming nya Smack Down itu pas aku masih duduk di bangku SD. Jadi, ada satu orang kawan ku yang sangat terobsesi dengan pemain idolanya di smack down, yaitu: Undertacker. Pernah dia mencoba menirukan gaya ciri khas undertacker saat melawan musuh nya ke-aku. Namanya juga anak SD, kalau dapat jurus baru, pasti teman yang bakalan jadi korban nya. Aku yang saat itu kondisi fisiknya lebih mirip dengan botol kecap daripada manusia, hanya bisa diam dan pasrah.
Mungkin, inilah akhir dari hidup ku. Sambil nahan pipis yang hampir membuatku ngompol di celana, aku hanya bisa pasrah. Mau jerit-jerit minta tolong percuma, palingan teman-teman sekelas malah nyorakin
"Ayo... ayo.. cekik aja. jangan lupa di banting aja sekalian."
Saat dia mencekik leherku dan ingin membanting ku, ternyata sepupu dewi fortuna masih berpihak padaku. Tanpa sengaja aku menendang tititnya dan membuat dia mengerang kesakitan. Disaat moment seperti inilah langsung ku manfaatkan buat membalas kejahatan nya. Seperti kata pepatah:
"Air tuba di balas dengan air comberan"
Dimasa SMA ini, juga banyak ekstrakulikuler tentang seni bela diri.
Disekolah ku, terdapat beberapa ekskul seni bela diri, yaitu:
1. Merpati Putih.
2. Tarung Drajat.
Diantara kedua seni bela diri tersebut, pasti keduanya masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kalau aku sih, lebih milih buat join Tarung Drajat. Karena seni bela diri yang berasal dari Jawa Barat ini memfokuskan kepada kecepatan, ketepatan, dan kekuatan.
Jauh dari dalam lubuk hati sebenarnya, aku pengen masuk ke dalam ekskul basket. Soalnya waktu di pesantren, aku pernah mencetak 3 point yang sangat krusial sehingga membuat asrama kami menjadi pemenang basket saat perlombaan. Dengan ber-modal kan pengalaman itu, aku berniat buat joint ekskul basket di SMA. Lagipula di film-film FTV banyak kisah cinta yang menampilkan seorang kapten basket yang menjadi pujaan bagi para wanita. Bahkan banyak anak perempuan yang mengatakan kalau anak basket itu keren-keren lebih keren dari kepala sekolah, apalagi ketika dribble bola lalu senyum ke arah penonton. Wah... kalau itu yang terjadi pada ku saat menjadi anggota tim basket, pasti rasanya sangat semriwing...bablas angine.
Saat ingin melakukan registrasi untuk masuk ke dalam tim inti basket, entah kenapa tiba-tiba aku jadi down dan tidak percaya diri. Apalagi setelah melihat siswa lain yang mendaftar ternyata keadaan fisiknya berbanding terbalik dengan fisikku saat itu. Dengan berperawakan tinggi, kulit putih/coklat, dan badan yang berisi mereka sangat yakin untuk masuk ke dalam tim basket.
Sementara aku.... saat itu kondisi fisik ku lebih mirip dengan sebotol kecap manis dibanding manusia. Dengan tangan yang cungkring ini, aku gak yakin bisa mencetak three point lagi dan dengan badan yang kurus dan kecil ini, aku juga gak yakin baju basket bakalan muat dengan ku.
Alhasil... aku mengurungkan niatku buat jadi anggota basket.
Dengan tekat dan kemantapan hati. Aku memilih Tarung Derajat menjadi ekskul ku selama masih di SMA.
Semboyan: "Aku patuh bukan berarti takut
Aku tunduk bukan berarti takluk."
wih... semboyan nya aja keren.
Awal bergabung dengan Tarung Drajat kami disuruh buat perkenalan dan dengan acara perkenalan inilah kami di anggap sudah resmi jadi anggotanya.
Saat itu aku merasa dunia sangat indah untuk manusia-manusia cupu seperti ku. Aku Gak perlu khawatir lagi buat di palakin sama copet.
Kalau dulu selalu takut, karena kalau pulang sekolah naik angkot sering di palakin. Padahal yang malakin itu cewek, iya dia memang cewek. Tapi, kalau dilihat dari kondisinya dia gak cocok di sebut cewek.
Jadi, setelah masuk di Tarung Drajat kali ini, aku gak takut lagi. Kalau bisa kami duel di tengah jalan buat ngebuktiin siapa yang lebih hebat.
Dengan di terimanya diriku di ekskul seni bela diri ini, aku sangat merasa senang dan bangga. Karena masih ada aja ekskul yang mau menerima diriku dengan senang hati, tanpa melihat keadaan fisik ku yang saat itu lebih mirip dengan sebotol kecap manis dibanding manusia.
Senang... iya senang. Bangga... sudah pasti sangat bangga karena bisa bergabung di organisasi yang keren ini. Tapi, bergabung nya diriku dengan olahraga seni bela diri ini, bukan dengan niat yang tulus, tapi dengan niat yang sangat melenceng.
Kalau orang lain niatnya buat jaga-jaga diri saat melawan orang jahat dan untuk melatih fisik mereka agar tidak manja. Kalau aku niat gabung ke organisasi ini hanya untuk popularitas semata dan untuk membuat diriku lebih diakui oleh teman-teman yang lain. Kalau orang lain menyebut Seni bela diri Tarung Drajat, kalau aku saat itu menyebutnya dengan "Seni Bela Harga Diri." Yang bertujuan hanya untuk menaikkan harga diri agar lebih diakui oleh yang lain.
Kami dilatih oleh seorang senior yang sudah berada di tingkat yang cukup jauh.
Saat latihan dia memakai sabuk biru dan itu menandakan dia sudah ada di kurata (tingkatan) 4. Aku berinisiatif besoknya untuk memakai sabuk kelapa biar terlihat sedikit keren. Tapi, itu gak jadi karena saat aku coba di rumah pinggang ku jadi gatal-gatal terkena sabuknya.
Diawal-awal latihan juga di sebutkan aturan-aturan yang harus di laksanakan saat latihan.
Aturan Pertama: Panggillah senior yang laki-laki dengan panggilan (akang) dan yang wanita panggillah dengan panggilan (Teteh).
Saat latihan aku merasa seperti orang sunda euy... padahal aku belum pernah ke sunda.
Aturan Kedua: Kalau ingin idzin buat melakukan sesuatu atau ingin melakukan sebuah instruksi mendadak, harus diawalin dengan kata (BOX).
Awalnya aku gak tau maksudnya, tapi, lama-kelamaan aku udah terbiasa.
contoh: *saat sedang latihan titit ku gatal dan harus idzin ke kamar mandi*
aku harus mengatakan: "Box kang! idzin ke kamar mandi"
Akang itu pasti bakalan menjawab: "Box! silahkan."
Semuanya harus diawalin dengan kata "BOX". BOX everywhere...
Aku sempat berpikir berarti mobil-mobil box (pickup yang berbentuk kotak) yang hilir mudik di jalan, pasti milik anak Tarung Drajat karena nama mobil nya, mobil box.
Aku pun betah dengan ekskul seni bela diri ini awal nya. Karena sudah sering mengikuti latihan rutin, badanku pun terkena dampaknya.
Yang tadinya badan ku mirip sama lemper sekarang malah jadi super.
Nama ku pun cukup dikenal di ekskul Tarung Drajat, kebetulan ini ekskul yang extream jadi kalau kami latihan banyak wanita yang senang melihat cara latihan kami. Mungkin, penonton yang melihat aksi latihan kami itu tidak tahu, kalau yang mereka lihat itu adalah sebuah penderitaan.
Disalah satu sesi latihan ada gerakan yang mengharuskan kami untuk melakukan split (membuka kaki selebar-lebar nya sampai bisa rata dan menyentuh lantai) Pernah... disaat sesi latihan, kami di pimpin oleh senior ku yang cukup galak. Karena sudah terlalu lama aku mengikuti latihan, dia heran kenapa Split ku gak bisa rata dengan lantai. Alhasil... saat aku split dia duduk di badan ku dan menekan-nekan nya sampai kandas. Aku sangat tersiksa dan merasa kesakitan.
"Ergghhhh....erghhh..." merasa tersiksa.
Sepertinya selangkangan ku bakalan koyak dan tidak elastis lagi karena di tekan-tekan. Memang dia berhasil menekan split ku sampai kandas, tapi hal yang tidak di inginkan pun terjadi. Tiba-tiba terdengar suara bom molotov yang sangat kuat dari pantat ku
"Brutttt....." suara kentut yang keluar karena terpaksa.
Yah... inilah akibat si akang yang suka nekan-nekan aku saat split karena terlalu sering nya aku di tekan saat split, semakin sering jugalah kentut ku keluar dengan terpaksa.
Nama ku pun semakin terkenal. Aku di kenal sebagai pelajar tamvan yang tangguh dan cowok sekali, walaupun dengan body yang mirip dengan botol syrup ABC deluxe. Dulunya kurus kerempeng mirip dengan botol kecap, setelah sering ikut latihan Tarung Drajat badan ku berubah jadi mirip botol syrup. Karena selama aku latihan tinggi badan ku juga gak ikutan naik hanya otot badan ku saja yang semakin membesar dan membuatku sexi. Kalaupun tinggi badan ku naik, palingan hanya sekitar 10 mm (mili meter).
Yang namanya manusia sekeren apapun yang dia lakukan, pasti dia bakal ngerasa bosan. Pacaran aja bisa bosan, apalagi cuman latihan.
Aku mulai bosan dan jarang latihan. Sebelum mengajukan diri untuk keluar, pernah di salah satu sesi latihan aku melihat cewek cantik yang melintas di depan kami.
Aku jadi ingat tujuan ku masuk ke Tarung Drajat pertama kali.
Aku menjadikan Tarung Drajat bukan sebagai Seni Bela Diri murni, tapi menjadikan nya sebagai "Seni Bela Harga Diri" tujuan nya cuman untuk mengangkat derajat ke populeran ku di sekolah. Setelah mendapatkan ke-populeran yang cukup, terasa dihati sebuah kekosongan yang gak pernah di isi.
Iya... itu adalah cinta. Inilah kelabilan ku dan kebodohan ku dalam menekuni sesuatu. Hanya gara-gara bosan aku rela meninggalkan sebuah rutinitas yang biasa ku lakukan tersebut dengan rutinitas yang baru.
Akupun mencari tahu siapakah gadis itu ?
Setelah mendapatkan infonya, kami pun berkenalan melalui HP. Walaupun badan udah terlihat sangar dan tidak cupu, tetep aja hati ini masih cupu.
Tidak memerlukan waktu yang lama, aku berhasil mendapatkan cinta dan kepercayaan nya, kamipun jadian.
Disaat jadian dengan pacar ku, sebut saja namanya "Sarimin". Aku jadi lupa latihan dan lupa buat ngurusin badan yang kian hari kian melembek saja.
Terbuai... terlena dengan hangat nya cinta si Sarimin, sampek-sampek aku lupa dengan keluarga ku di Tarung Drajat yang selalu menanyakan kabar ku, ketika aku tidak latihan. Dan karena terlalu asyik pacaran dengan Sarimin, sampai-sampai aku rela melakukan tipu muslihat kepada senior buat bolos latian. Padahal kalau bolos, yah... palingan hanya sekedar untuk hang out bareng si Sarimin.
Sudah terlalu sering bohong hanya untuk bolos latian, aku langsung mendatangi senior tersebut bahwa aku resmi mengundurkan diri dari Tarung Drajat. Karena niat awalnya sudah tidak benar dan aku pun sudah terlalu lelah untuk terus berbohong.
Berbohong itu tidaklah menyelesaikan segala sesuatu, tapi malah membuat semua nya hancur.
Aku terkena dampak nya karena selama ini aku sering bohong. Udahlah keluar dari Tarung Drajat, eh... gak lama aku juga diputusin dengan si Sarimin.
Ketika aku rela meninggal kan Tarung Drajat karena bosan, ternyata dia pun rela memutuskan hubungan dengan ku karena bosan.
Bosan itu membunuh kreativitas! Nyesal....? gak guna!
Aku yang memutuskan untuk meninggalkan Tarung Drajat hanya untuk Sarimin, harus bisa menerima konsekuensi bahwa hal ini akan terjadi.
Dari semua kejadian yang ku lalui ini, aku mengambil sedikit pelajaran.
"Janganlah meninggalkan sebuah rutinitas yang sudah biasa kamu lakukan itu hanya karena bosan. Bosan itu sama dengan malas, yang selalu membunuh kreativitas. Kalian bisa kok, mengerjakan rutinitas yang baru tanpa mengorbakan rutinitas yang lama. Itu bisa di lakukan dengan Management Waktu yang baik. Karena orang sukses iyalah olah yang pandai me-manage waktunya."
Bagaimana sih pendapat kalian tentang postingan ku kali ini?
Share di comment box ya!
Bagaimana sih pendapat kalian tentang postingan ku kali ini?
Share di comment box ya!
Seni Bela Harga Diri
Reviewed by Rizali Rusydan
on
January 04, 2014
Rating:
Nama pacarnya sarimin? duh itu pacarnya kok nama cowok -_-
ReplyDeletesarimin versi cewek. kalau cowoknya sarmin
Deletelagipula nggak mungkin aku pacaran sama laki-laki -__- jebol lah dubur ini
Ini agak tragis ya..
ReplyDeleteTerbuktilah segala sesuatu dengan niat awal yang gak berner, akan berakhir gak baik.
Ceritanya bagus buat pelajaran hidup dan sebagai pengingat.
iya mbak.
Deletesemua kegiatan harus diawalin dengan niat yang baik
"Janganlah meninggalkan sebuah rutinitas yang sudah biasa kamu lakukan itu hanya karena bosan. Bosan itu sama dengan malas, yang selalu membunuh kreativitas. Kalian bisa kok, mengerjakan rutinitas yang baru tanpa mengorbakan rutinitas yang lama. Itu bisa di lakukan dengan Management Waktu yang baik. Karena orang sukses iyalah olah yang pandai me-manage waktunya." SEPAKAT :)
ReplyDeletemakasih
DeleteNamanya juga seni bela harga diri
ReplyDeleteDi jadiin ekskul seni bela harga diri keren tuh
ReplyDeleteyang ada nanti malah keluar semua anggotanya karena niat nya gak jelas -__-
DeleteTamvan dan berani... Hidup seni bela harga diri... *he..???#%^$& Hihihi...
ReplyDelete