Di postingan kali ini, aku terinspirasi dari sebuah acara stasiun televisi Metro TV yang berjudul "kokoro no tomo". Sebuah acara yang mengenalkan kita kepada budaya-budaya Jepang dan daerah-daerah yang memiliki ciri khas tertentu. Dan acara ini diperankan oleh: Andryandhi, sebagai (Kokoro). Dan Yuki Kimoto, sebagai (Tomo).
Jadi, dalam sebuah segmen dijelaskan kalau si Kokoro sedang berkelahi dengan si Tomo karena perbedaan prinsip. Lalu di segmen ini, si-Tomo meninggalkan si-Kokoro karena terlalu egois dan akhirnya, si-Kokoro pun menjelajahi kota tujuan nya di Jepang sendirian layaknya seorang jones. Oke... kali ini aku bukan mau review acara ini, karena kebetulan aku gak dibayar untuk hal ini.
Jadi, apa hubungan nya dengan judul postingan kali ini?
Itu... karena disuatu segmen saat Kokoro harus menjelajahi daerah museum "music box" di jepang tanpa dibarengin oleh si-TOMO. Dengan dilatari oleh pemandangan bukit yang indah, aku lupa apa namanya. Disinilah Kokoro menjelaskan tentang isi hatinya, yang seharusnya si-Tomo juga tahu. Yaitu tentang:
"Ekspetasi Kenapa Cowok Harus Selalu menjadi lebih"
Cowok itu harus lebih berani.
Cowok itu harus lebih bertanggung jawab.
Dan cowok itu harus sempurna.
Ini cowok atau super hero?
Sebagai seorang cowok, terkadang aku sedih kalau melihat seorang cewek yang menuntut cowok mereka untuk menjadi sempurna. Ntah... apapun keistimewaan dari kata "sempurna". Walaupun dibalut dengan chasing (body) yang tangguh dan mental yang baja, cowok juga punya sebuah hati yang lembut. Dan gak jarang seorang cowok merasa tersakiti secara halus oleh perkataan pasangan mereka. Biasanya yang ginian terjadi saat seorang cowok biasa pacaran dengan cewek famous (terkenal), pasti si cowok bakalan selalu dituntut lebih. Lebih setia, lebih berani, dan lebih keren.
Kalau itu maunya, pacaran aja sama anjing. Anjing kan bisa diperintah buat lebih berani, lebih keren, lebih setia, dan bisa jadi teman hidup.
Padahal dibuku dan novel manapun yang pernah ku baca, belum ada satupun yang menuntut pasangan mereka untuk jadi sempurna, kalau menjadi yang terbaik, itu mungkin ada. Untuk lebih jelas nya, baca juga (Nobody's Perfect)
Apasih enak nya menjadi pasangan yang selalu lebih, kalau yang sederhana juga bisa lebih bahagia?
Apasih enak nya memiliki pasangan yang sempurna, kalau yang sederhana itu bisa buat bahagia tanpa ribet?
Untuk saat ini aku memaklumin kalau seorang cewek menuntut lebih kepada pasangan mereka. Karena kita tahu, kalau seorang cowok nantinya bakalan menjadi sebuah pemimpin rumah tangga. Oleh karena itu, gak jarang kalau cewek menuntut kita menjadi lebih. Kalau dalam konteks yang seperti ini, aku juga maklum karena berhasil atau tidak nya rumah tangga itu, tergantung nahkoda (istri) dan kapten kapal (suami) tersebut mengarahkan layar haluan. Tapi, kalau ada disaat pacaran yang menuntut pasangan mereka untuk menjadi sempurna, disinilah aku geram rasanya pengen ku tusuk hidung nya pakai garpu. Pacaran aja udah nuntut banyak, gimana kalau udah berumah tangga ?
Contoh:
"Sayang... sayang aku pengen kamu itu kayak iron man lho. Ganteng, baik, keren, dan kaya." kata si sarimin kepada dodo.
"Hmm... emang aku salah ya selama ini? aku kurang ganteng, baik, dan pengertian ya...?"
"Gak sih... aku pengen aja kamu sempurna kayak iron man."
"Iron man kan gak sempurna, dia aja gak bisa pipis sembarangan, dan mesti buka kostum dulu, itukah sempurna?"
"Ih.. kamu, dibilangin yang bener gak mau. Gak peka amat sih. Aku kan pengen nya kamu seperti iron man, pokoknya kamu harus kayak dia!!!"
*Adegan lempar-lemparan kolor pun terjadi*
Contoh nyata lagi: Kedua orang tua ku.
Saat selesai makan, aku iseng buat nanyak emak.
"Mak... sebelum mamak nikah, mamak kepikiran gak harus punya suami yang sempurna. Kaya, ganteng, dan baik gitu?" Kataku iseng.
"Gak... ah, mamak cuman pengen suami yang alim dan kerja kantoran. Kebetulan bapakmu orang nya kayak gitu."
Sebenarnya, sipat bapak dan mamak ku itu, bagaikan langit dengan jamban. Gak bakal menyatu.
Bapaku ku sebagai laki-laki dengan perawakan yang tenang dan cenderung lebih pendiam, berbeda dengan emak ku. Emak yang lebih cerewet dalam semua hal, yang bisa nyeramahin anaknya 5 jam gak berhenti-berhenti karena bangun siang, lebih cenderung berperawakan aktive dan cerewet.
Gak pernah aku denger mamak minta bapak menjadi pria yang tomboy dan sedikit cerewet, begitu juga sebaliknya.
Gak pernah juga aku lihat mamak sama bapak perang lempar-lemparan gelas dan panci karena masalah uang belanja.
Berarti secara gak langsung emak dan bapak, memberi contoh kepadaku kalau selamanya cowok itu gak harus selalu menjadi lebih agar suatu hubungan menjadi baik.
Hubungan yang baik itu ialah ketika kita bisa menutupi dan menerima kekurangan pasangan dan mengubahnya menjadi kelebihan nya tersendiri.
Sekarang tergantung berhubungan dengan siapakah kita. Kalau kita berhubungan dengan wanita yang otoriter, yang lebih mirip Hitler yang suka ngatur-ngatur mending lo jauhin aja cewek yang type ginian. Karena hubungan yang lo jalani dengan cewek beginian bakalan berat sebelah dan membuat lo gak nyaman. Dan gak jarang dia bakalan menuntut lo untuk selalu menjadi lebih. Lebih berani, lebih setia, dan lebih bertanggung jawab.
Aku kali ini berbicara sebagai perwakilan dari kelompok laki-laki yang merasa terdzolimi. Melalu tulisan ini, untuk cewek-cewek yang baca postinganku ku harap bisa mengerti isi hati cowok kalian.
Oh iya... Kadang juga cewek bisa lebih gak peka, daripada seorang cowok.
kenapa...?
Karena mata tidak selihai hati dalam menilai. Walaupun cewek selalu baper (bawa perasaan) dalam berpikir, sedangkan cowok cenderung selalu balo, bukan balotelli. Tapi, (bawa logika) dalam berpikir. Cewek gak bisa semena-mena menilai cowok dari luar dan kancut yang sedang dia pakai.
Contoh: Kalau seorang wanita melihat seorang pria yang sedang menangis sendirian itu pasti dianggap sangat tabu. Kita tahu, kalau awal kehidupan itu dari sebuah tangisan. Kalau saat dilahirkan seorang bayi tidak terdengar suara tangisan nya, 1 ruangan pasti pada sibuk agar membuat sang bayi itu menangis.
Inilah cinta... cinta itu menguatkan yang lemah, dan melemahkan yang kuat. Jadi, jangan heran kalau melihat cowok sedih, walaupun itu terlihat sedikit banci. Bahkan untuk seorang Preman pasar sekalipun. Saat di pasar aja dia sangat terlihat sangar, sampek rumah.. yah palingan dipentungin binik.
Banyak orang merasa sempurna ketika sudah memiliki segalanya, baik itu:
kekuasaan, kekayaan, dan Cinta.
Ada juga yang merasa sempurna, ketika dia menjalani kehidupan nya dengan sangat baik, sehingga pas tua gak bakalan menyesal karena semua yang ingin dia lakukan sudah pernah dilakukan di masa muda.
Makanya jangan mau pacaran dengan seorang cewek yang selalu menuntut cowoknya untuk menjadi lebih... lebih... bahkan sempurna. Kalau dia menuntut kearah yang baik, supaya lo bisa ngilangin kebiasaan lo buat ngintipin nenek-nenek mandi, nah... itu baru ikuti.
Jadi, kalau kalian masih sering dituntut untuk oleh cewek menjadi lebih sempurna dan itu berada diluar batas kemampuan.
Udah putusin aja, suruh aja dia pacaran sama Ironman dan Batman manatau cocok.
Ekspetasi Kenapa Cowok Harus Selalu Menjadi Lebih?
Reviewed by Rizali Rusydan
on
February 26, 2015
Rating:
karena cowok itu pemimpin, nggak mesti lebih sih tapi bisa mengayomi
ReplyDeleteAyo berlibur ke Jepang saat musim dingin
hahah bener tuh mbak!
DeleteHahaha, Mending sama Captain America aja pacarannya, udah mah kuat awet muda lagi.
ReplyDeletewww.mryhs.co.vu
iyasih, yang lebih enakan sm ironman
DeleteNggak nuntut sempurna sih, tp adalah beberapa point yg lebih dr si cewek. Ya namanya juga imam, kepala rumah tangga, panutan keluarga, penanggung jawab utama. Harus lebih donk. Masa' si cewek yg lbh. Kalau begitu, beuughhhh, apa kata dunia. Gitu ?. Iya gitu. :)
ReplyDeletekalau pendapat yang ginian
Deleteakusih setuju mbak
karena cowok itu yang diciptakan pertama kali hehe
ReplyDeletenikmatnya bakso lobster di banyuwangi
bener!
DeleteOke, gue paham :)
ReplyDeletemakasih :)
DeleteMakanya, enakan jomblo kan. Mau ngapain aja bebas, ahahahaha.
ReplyDeletecie... jomblo
DeleteKarena cowok yang bakal jadi tulang punggung keluaraga hehehe. btw salam kenal :)
ReplyDeletehahaha iya mbak... salam kenal :)
Deleteiya karena cowok tulang punggung terkenal
Kan stereotype-nya cowok itu makhluk superior..
ReplyDeleteiyasih...
Deleteseru juga mas tulisan nya.
ReplyDeletemantan saya juga kaya gtu.. nyuruh saya jadi ironmen udah diturutin eh minta agar saya jadi ustad. :)
bagustuh! kenapa gak jadi dua-dua nya iromanstad.
Deleteiroman campur ustad.
Makasih mas...