Belakangan ini Allah banyak memberikan pelajaran-pelajaran hidup untuk menuju jalan pendewasaan. Aku yakin, ini kehendaknya agar memberikan ku sebuah pelajaran hidup dengan tujuan: Membangkitkan feeling, dan Telepathy diri agar lebih peka kepada sekitarnya. Pelajaran ini aku dapatkan di moment-moment yang tepat saat bersama dan bertemu dengan KELUARGA BARU. Dikeluarga baru inilah sepak terjang ku sebagai seorang Pelajar yang Tamvan dan Berani dimulai.
Keluarga Baru.....
Ini adalah keluarga kedua ku setelah keluarga kandung ku sendiri. Walaupun dikeluarga kandungku aku sedikit gak dianggap. Asal ada photo keluarga di acara kondangan ataupun untuk photo keluarga sendiri, photo ku selalu di ujung. Udah di ujung kadang dicrop pulak lagi. Masih mendingan dicrop waktu itu disebuah acara kondangan, nama keluarga kamipun dipanggil untuk photo-photo bersama pengantin. Aku yang udah dandan maksimal pakai bedak kiloan pun maju ke pentas dengan semangat. Saat di pentas inilah kejadian tak enak terjadi. Bisa-bisa nya saat mau pemotretan tukang photo nya bilang
"Duh... angle nya kurang pas mending kau dek (menunjuk ke arah ku) turun dulu."
Akupun turun. Saat sesi pemotretan keluarga ku udah siap, barulah aku disuruh naik buat photo sendirian sama pengantin.
Keluarga kedua ini aku dapatkan saat aku naik dikelas 11 IPA UNGGULAN 3.
Aku yang saat perkenalan merasa seperti, Alien Gagap dari planet Zorgon. Awal nya aku merasa garing dan kurang cocok untuk berteman dengan teman-teman baruku. Karena pas aku lihat wajah semua teman ku yang cowok, aku langsung menarik kesimpulan KALAU AKU TERNYATA MURID YANG CUKUP TAMVAN walaupun sedikit begok aneh diantar mereka.
Apa salahku ya Allah: Kenapa aku bisa lebih Tamvan dari teman-teman ku, Ya Allah.
Tapi, inilah yang namanya hidup. Terkadang kita menganggap hal yang kita tidak sukai itu tidaklah penting dan tidak baik untuk kita. Ternyata, Itu mindset yang salah. Hal yang gak kita sukai itulah malah menjadi yang terbaik buat kita.
Dikelas dua inilah banyak pelajaran yang bisa kudapatkan. Setelah menganggap tidak penting sebagian kawan dikelas dan lebih mementingkan kawan dikelas lain. Allah langsung memberi ku sebuah pelajaran.
Ketika aku mendapatkan sebuah kasus yang menyeret-nyeret namaku dikantor guru, disinilah nampak perbedaan jelas mana kawan yang pantas dikawani dan mana yang mesti di tinggalin. Aku berharap, kawan-kawan dari kelas lain membantu ku dan selalu menemaniku disaat apapun. Ternyata semua persepsi ku salah. Mereka tidak muncul bahkan sama sekali macam gak peduli dengan ku saat itu. Aku yang merasakan hal itu langsung tau bahwa inilah yang disebut dengan kawan macam bujang. Selalu ada disaat senang, tapi minggat disaat susah. Aku merasa terkhianati dan kecewa besar. Walaupun saat itu aku gak sampai nangis sambil lari-lari di bawah hujan biar agak keren. Disinilah Allah menunjukkan kalau sebenarnya orang yang selalu peduli ada di sekeliling kita, tetapi kitanya aja yang kurang peka untuk merasakan nya.
Gak nyangka yang membantu dan memberi semangat itu ternyata teman kelas ku sendiri. Aku yang sempat su'udzan kalau sebenarnya mereka sama sekali gak peduli denganku, ternyata mereka sangat peduli. Disinilah awal cikal bakal bagiku agar lebih percaya kepada teman sendiri daripada teman dikelas lain.
Walaupun hidup gak segampang nekan tombol Restart. Tapi, inilah yang namanya hidup, selalu mengejutkan dan penuh mistery dan memberikan pelajaran-pelajaran untuk menaikkan harga diri. Dan dikelas inilah aku mendapatkan sebuah cinta dan kepercayaan yang seuutuhnya kembali. Aku yang baru aja me Restart semua kenangan dengan teman-teman yang macam bujang, berjanji aku gak bakalan jatuh ke lubang yang sama sedikitpun.
Setelah mendapatkan sebuah cinta dan kepercayaan, tapi apa daya. Kami telah divonis oleh waktu dan kenyataan, kalau sebenarnya sebentar lagi kami bakalan terpisah. Memang sih kalau moment-moment yang indah itu terasa cepat dilalui, berbeda dengan moment yang buruk.
Kami yang telah melewati masa-masa kejayaan karena berhasil menang disegala event perlombaan, kecuali pidato bahasa arab. Iya... waktu itu aku yang selalu jadi perwakilan untuk pidato bahasa arab, WHY ALWAYS ME. Gak menang itu wajar. Karena disaat pidato bahasa Arab aku makai bahasa Arab nya Zimbabwe, dibarengin dengan bahasa Tarzan "ah... uh... ah uh..."
Apalagi saat melewati moment-moment berbagai masalah internal di dalam kelas. Aku yakin, itu bakalan menjadi yang paling diingat sewaktu berpisah. Karena kita selalu mengingat hal-hal yang membuat kita bahagia dan yang paling memalukan.
Kalau klen pernah boker di celana, ini bakalan di ingat. Apalagi kalau kentut di depan umum dengan teknik Vibra saat acara upacara. Ini bakalan diingat sampai anak cucu. Dan si cucupun mungkin, bakalan pengen bunuh diri karena memiliki moyang idiot yang sukanya kentut di depan umum.
Melalui tulisan amatir ini yang dirangkai dengan sedikit cinta dan dibalut dengan rasa persahabatan. Aku ingin mengucapkan: TERIMAKASIH SEBANYAK-BANYAK NYA KARENA SUDAH RELA MENEMANI AKU YANG BODOH INI DENGAN PENUH CINTA DAN RASA PERSAHABATAN, MULAI DARI KELAS 11. SEKALI LAGI TERIMAKASIH BUAT KALIAN YANG SELALU ADA DAN PERNAH ADA . DUH INI GIMANA CARA BALIKIN CAPSLOCK NYA.... DUH TOLONGIN...TOLONGIN.
Tapi, ingatlah!
jadikanlah perpisahan kita ini bukan hanya sekedar perpisahan biasa. Berjanji lah setelah perpisahan ini agar menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Khususnya, Merdeka dalam hal berpikir dan berkarya.
Jadi seandainya suatu saat reunian, reunian itu gak sia-sia.
Setelah semua pengalaman yang kita lewati secara bersama-sama, aku bersyukur bisa mengenal kalian dan pernah jadi bagian dari kalian XII-IPA3.
Keluarga Baru
Reviewed by Rizali Rusydan
on
February 15, 2015
Rating:
Congrats yaaa yang dapet keluarga baruuu moga langgeng kwkkwk
ReplyDelete-__-
DeleteBanyak teman banyak rejeki gan.. :)
ReplyDeletehttp://www.imadoes.com/
bener tuh mas
DeleteBentar lagi juga bakal dapet keluarga yang ketiga. *nambah postingan lagi*
ReplyDeletehaha iya soalnya kucing dirumah lagi resepsi, bakalan nambah keluarga lagi dong
Delete