Kalau bicarain tentang kasih sayang seorang emak, aku jadi teringat satu cerita tentang kisah sayang emak sekitar 4 tahun yang lalu.
Saat itu aku mengikuti event camping diluar provinsi untuk pertama kalinya.
Tepatnya, saat itu aku ikut acara "Jambore Nasional Pramuka" di Danau Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering ilir, Sumatra Selatan.
Suatu kebanggaan bisa ikut event besar yang satu ini. Kami bisa bertemu langsung para penggalang pramuka dari setiap provinsi di seluruh Indonesia.
Saat itu umur ku baru 13 tahun atau kelas 2 Mts. Aku sangat bangga, tentunya karena bisa ikut dan di izinkan pergi oleh orangtua ku.
Kebetulan acaranya diadakan saat libur sekolah. Sesuai perjanjian, kami harus berkumpul dirumah alm. pembina pramuka kesayangan ku 3 hari sebelum berangkat menuju Medan-Palembang.
Beberapa hari sebelum berangkat ke tempat yang sudah dijanjikan, selalu terlihat ekspressi cemas di wajah emak, ketika dia sesekali menatap wajahku.
Bahkan dia selalu menemani ku buat packing barang untuk persediaan 2 minggu kedepan. Padahal, sebelumnya aku udah bilang kalau aku gak mau dibantuin saat packing barang.
Akupun langsung memilih baju yang akan kubawa selama 2 minggu untuk acara tersebut. Saat pemilihan baju, disinilah terlihat perbedaan kasta diantara baju.
Baju baru bakalan di bawa, sedangkan baju lama hanya bisa diam termenung dari dalam lemari sambil menunggu buat dipakai lain hari.
Saat lagi asyik packing barang tiba-tiba emak datang dan langsung duduk di sampingku buat bantuin packing.
'Mak... kan aku udah bilang jangan bantuin aku packing.' Kataku.
'Siapa yang mau bantuin? Mamak cuman mau pastiin barang yang kamu bawa itu pas buat persediaan selama 2 minggu disana.' Kata emak.
'Oh iya... Celana dalam nya bawa berapa ?'
'1 lusin setengah mak, udah cukup kan?' Jawabku.
'Eh... Celana dalam yang kamu bawa itu masih kurang, kamu harusnya bawa 2 lusin.' Sambil nyodorin 1 lusin baru celana dalam.
'Mak... ini kebanyakan. Aku bukan anak bayi lagi yang kalau tiap boker selalu di dalam celana.'
'Rizal... rizal... rizal. Kamu itu gak tau kalau acara pramuka itu pasti ada acara halang-rintang nya, apalagi kalau halang rintang nya di dekat danau otomatis kamu bakalan kotor-kotoran disana. Jadi, kau harus punya stock celana dalam yang banyak.'
'Tapi mak, aku kan bisa nyuci celana dalam nya kalau, celana dalam ku sudah habis.' Kataku, sedikit membela diri.
'Iya kalau kamu ada waktu, kalau gak ada ? Memang mau titit mu dibungkus pakai empek-empek karena kehabisan stock celana dalam?
Pokoknya emak gak mau tau kamu harus bawa 2 lusin!' Kali ini emak agak sedikit memaksa.
'Iyalah...' karena gak mau ngelawan emak.
Mungkin saat itu emak mengira kalau anaknya ini adalah seekor kerbau, yang kerjanya selalu berkubang di dalam lumpur saat ikut event halang rintang. Emak gak tau kalau sebenarnya pramuka itu bukan cuma ada acara halang-rintang nya saja, tapi banyak acara yang gak diketahui emak.
Setelah beres packing barang, akupun langsung pergi ke tempat yang sudah di janjikan.
**
Hari yang ditunggu pun tiba. Kami pun sudah stay buat nunggu bus yang bakalan membawa kami dari Medan menuju ke Palembang.
Bus nya datang, kamipun pada masuk buat duduk. Di perjalanan, kami ramai-ramai buat menghapal lagu mars jambore nasional tahun ini.
Gak terasa kamipun sampai di tempat tujuan. Perjalanan kami dari Medan menuju ke Palembang menghabiskan waktu 3 hari 2 malam.
Dan Perjalanan itu terasa sangat ringan, karena ada dua bidadari yang menemani di kursi depan tempat kami duduk sekarang ini.
Sampai di bumi perkemahan malam hari dan kami langsung bongkar muatan. Kami sampai pada pukul 01.00 wib, sedangkan acara pembukaan nya esok paginya.
Ntah siapa yang ngabarin emak kalau kami udah sampai, tiba-tiba muncul sms dari emak, supaya telpon nya diangkat. Aku sengaja mendiamkan nya karena aku malu, jatuhlah tahta ku sebagai anak pramuka yang tamvan dan berani.
Masa'an baru sampai udah di telponin, padahal 2 jam yang lalu emak juga udah nelpon.
Selesai masang tenda dan sebagainya, kamipun tidur. Cuman aku yang memilih tidur diluar tenda, karena terlalu excited bisa ikut acara besar kayak gini.
Lanjut paginya kami siap-siap untuk melaksanakan acara pembukaan.
Pembukaan kali ini seru, soalnya di buka oleh sang bapak mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Karena terlalu senang akupun menghidupkan kembali HP ku untuk mengabari teman-teman ku, bukan orangtua ku.
Karena HP ku sudah aktif pesan-pesan emak yang tadinya belum masuk pun bermasukan ke HP ku.
Begitu tahu kalau pesan nya sudah gak pending emak pun langsung nelpon.
'Halo gimana kabar mu?'
'Baik mak, luar biasa senang' Jawabku.
'Gimana udah habis makanan persediaan kau?'
'Belum mak, masih banyak inikan baru hari pertama, aku juga bukan singa yang sekali makan langsung habis hahah'
'Oke baguslah... gimana dengan kolor (sempak) mu?'
'Yah... masih banyak lah mak, aku juga bukan predator kolor lho -__-.'
'Baguslah... pesan mamak baik-baik disana kau ya, walaupun MCK susah disana, jangan sampai suka kencing sembarangan dan eek sembarangan di danau teluk gelam nya ya...! Mitosnya danau itu punya ular ghaib sebesar pohon kelapa'
'Iya... ma' jawab ku kalem.
Mungkin saat itu emak mengira anak nya yang ini adalah seekor zebra albino yang sukanya buang hajad sembarangan di tepi danau.
Ntah darimana juga emak bisa tahu kalau di dalam danau itu ada ular raksasa. Jangan-jangan 4 hari saat aku dirumah pembina, emak udah survei tempat diluan, dan nyelemin itu danau makanya tau ada ularnya.
Sudah 5 hari aku disini dan mulai akrab dengan suasana kota Palembang yang dominan panas siang harinya. Event-event jambore nasional ini pun sangat enak untuk diikuti sampai suatu ketika, sudah mulai masuk hari-hari penutupan. Sebelum acara penutupan alm. pembina ku menyuruh kami untuk melakukan acara anjang sana. Anjang sana adalah acara bertamu ke tenda-tenda yang lain yang tujuan nya untuk menambah teman dan silaturahim ke sesama penggalang.
Selesai melakukan anjang sana kami iseng-iseng masuk ke wilayah pramuka luar biasa. Pramuka luar biasa adalah pramuka yang memiliki cacat fisik di tubuh nya. Kami melihat pemandangan yang sangat memiriskan hati.
Bagaimana bisa seorang pramuka yang buta bisa ngapal sandi morse?
Bagaimana bisa pramuka yang cacat fisik bisa buat tenda?
Semua pemandangan itu membuat dada kami sesak, dan membuat kami lebih bersyukur karena diciptakan dengan sangat baik tanpa ada cacat.
Adasih cacat... cacat kulit khususnya. Di palembang kami terkena panu berjama'ah akibat jarang ganti kaos karena jadwal yang padat.
Tapi, dari semua pemandangan yang paling miris itu ketika kami melihat seorang ibu yang dengan setia mendampingi anaknya yang cacat karena lumpuh. Si ibu dengan semangat dan sabar mendorong anak nya tanpa mengenal lelah.
Melihat ini aku jadi kangen sama emak di Medan sana. Emak yang selalu memperhatikan ku dari Medan ntah kenapa ku sia-siakan perhatian nya karena aku "gengsi". Kamipun pulang langsung pulang ke tenda setelah asyik melihat.
"Sebenarnya semakin dewasa kita, kita gak perlu untuk menjadi lebih mandiri dari orang tua dan gengsi dengan kasih sayang yang diberikan orangtua kepada kita. Seharusnya kita semakin sadar, semakin kita tua, semakin kita juga harus pehatian dengan mereka, karena mereka pasti bakalan lebih dulu pergi dari kita. Kita gak bisa selamanya hidup dengan mereka. Dan kita gak bisa selamanya juga mendengar perkataan mereka yang menyebalkan. Aku gak mau, ketika disuatu moment liburan, aku menatap layar HP dan berharap bisa mendengarkan suara mereka yang menyebalkan kembali, walau itu hanya sekali."
Dengan perasaan berdebar karena melihat adegan yang mengharukan tersebut, rasanya aku pengen cepat-cepat pulang ke Medan buat sujud di kaki emak sambil meminta maaf.
Buat yang masih memiliki orangtua seperti ku, sebaiknya kita jangan sampai menyia-nyiakan kasih sayang mereka. Karena setelah mereka tiada barulah terasa kasih sayang mereka itu sangat penting.
Cinta Emak Lebih Luas dari Bumi Perkemahan
Reviewed by Rizali Rusydan
on
March 15, 2015
Rating:
Cinta emak emang bagitu berharga ya :)
ReplyDeleteiya... sangat berharga pun
Delete*merasa tertampar*
ReplyDeleteiya aku sering mengabaikan sms dari ibu dan membuatnya khawatir di rumah :(
dua minggu jauh dari rumah dan keluarga, gak homesick?
gak ah... mas
Deleteaku malah senang kalau pisah sama orang tua, tapi bukan selamanya ya...!
Kadang kita lupa betapa cintanya beliau terhadap kita.. :(
ReplyDeleteitulah kenyataan nya
DeleteSemua akan terasa jauh lebih berharga setelah ke tiadaannya di dunia ini #jadi sedih
ReplyDeleteBener!
Deletehahahahah, kok terhibur kali baca blogmu ini ya...:D Lucu deh si emak, hihihi,
ReplyDeleteTapi itu kenapa lama dr medan ke palembang? 3 hr 2 malm? kok sama kyk jkt-medan kalo via darat? Kgn ih ama pramuka... dulu jambore itu srgnya di jkt, serang... skr ga tau deh, apa udh pindah2 gitu ya jamborenya? tiap propinsi?
makasih mbak :)
DeleteWih... di komen sama travel blogger kayak mbak ini, merupakan suatu kebahagiaan hahah.
Lama karena waktu itu kami banyak berhentinya mbak karena ada gangguan mesin.
Semenjak cadika bukan lagi tempat khusus untuk jambore nasional, ya gitudeh... pindah-pindah. Tergantung provinsi mana yang siap membantu untuk jadi tuan rumah
menurut gue sebaiknya gengsinya dihilangin, orangtua lebih penting daripada teman kalo menurut gue. Tapi waktu itu lu masih kelas dua mts, emang sih kalo masih mts, pikirannya masih rada-rada gimana gitu, kayak gue waktu mts. Yang pasti pengalaman belajar dimts tak terlupakan. Pengalaman yang menarik, turutin kata emak, bawa kolornya yang banyak, hehe..
ReplyDeletekalau lagi sibuk terkadang saya juga
ReplyDeletebisa ga amgkat telp n bls sms mama
n pulng2 di omelin dah
haha
Emang gimana rasanya coba kalo titit dibungkus sama pempek? Jadi tambah besar kali ya (eh)
ReplyDeleteMungkin mamamu dulu juga anak jambore, punya banyak pengalaman tentang pramuka sampai mitos ular besar aja tau.
Dari palembang gak bawa oleh-oleh pempek tapi bawa panu ya. Hehe.. Setuju tuh sama quotenya. Berarti tandanya perhatian.
Kasih sayang emak memang begitu. Khawatir emak tinggi banget, beda sama bapak yang kadang cuma bilang "Hati - hati ya nak".
ReplyDeleteKalo emak harus tau kabar kita, kalo aja kita bilang lagi dalam keadaan gak baik yakinlah emak pasti langsung kelimpungan dan gelisah. Jadi, gak usah meragukan kasih sayang seorang emak. Cuma emak yang mau gelisah dan kahawatir sama kita kapanpun itu, walaupun kita pernah cuek sama dia.
Gue jadi kangen emak di kampung. :(
Kasih sayang emak memang tiada tara. Emang kadang kita suka merasa risih karena sifat emak kita yang selalu khawatiran, bahkan terkadang berlebihan. Tapi itu semata-mata dilakukannya untuk menunjukkan cinta kasihnya yang begitu besar terhadap kita.
ReplyDeleteAku sayang kamu emak!! :D :)
Kasih sayang emak sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang jalan. Gue juga sering ngeduain sms sama telepon emak dan lebih mentingin ngabarin temen, haduh, maafkan daku emak ._.
ReplyDeleteBelum lagi aku sering membangkang :')
Salam Pramuka.
ReplyDeleteItu dulu yang mau ane sampaikan untuk narablognya. berhiubung ane juga adalah Alumni Jambore Nasional, tapi tahun 2006 loh di jatinangor jawabarat. ..
Mirip aki bnget dulu. Emak sering masukin barang2 ga jelas ke koper ato tas untuk persediaan. Alasannya takut knapa2. Takut kesusahan. Bahkan mpe aku keberatan bawa tas gara2 banyak isinya hahaha
ReplyDeleteEmak :(
ReplyDeleteEmang perhatian bgt si emak, lah tapi km nya malah jaim gitu bro.. Haha
Meski km cowo, jgn gengsi bro kalo di ksh perhatian ama emak. Trus jg bales donk ksh perhatian ke emak, dipijitin ato bantu apalah gt :D
tulisanmu bagus banget :') makasih ya, pertamannya dibikin ngakak-ngakak, diakhir-akhir malah mengharukan. aaaaaa~ semakin sayang emak :'
ReplyDeletekayaknya emak lu takut banget anaknya ilang yak.
ReplyDeletemksud lo celana dalem satu pak yg isinya tiga.... kalo satu lusin setengah brrti lo bawa celana dalem hampir dua puluh. gilaaa.... isi tas lu sempak smua.
'karena mereka pasti bakalan lebih dulu pergi dari kita' nggak tentu juga. bisa jadi yang lebih muda dipanggill lebih dulu. kalo masalah kematian, nggak ada yang tau sama sekali, kapan gilirannya tiba.
kenangan juga sih ikutan jambore. hahah... tpi ngak smpe tidur diluar tenda juga kali