Kebetulan karena beberapa hari yang lalu libur sekolah selama 2 hari berturut-turut, dan itu merupakan secuil kebahagiaan bagi anak SMA yang patut untuk dirayakan. Kamipun sepakat untuk merayakan hari libur yang sangat langka itu dengan melakukan pendakian ke salah satu gunung yang terdapat di Sumatera Utara, besoknya. Kami yang terdiri atas 10 orang, yaitu: Aku, Isfan, Fahri, Fahmi, Iqbal, Sani, Diko, Arief, Sigit, dan Ibnu sepakat buat gunung yang di daki adalah gunung Sibayak. Gunung yang terletak di kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo.
Besoknya, kamipun berkumpul di tempat yang telah disepakati. Gak terasa setelah beberapa menit menunggu angkot (sebutan buat angkutan sewa dan sejenisnya) yang kami tunggupun datang, kami langsung naik dengan rute tujuan ke terminal selanjutnya buat transit dengan angkot lain nya.
Singkat cerita, kami telah sampai dan siap-siap buat nunggu angkot lain nya.
Angkot datang, disinilah mulai timbul perasaan gak enak. Saat aku ingin masuk ke dalam angkot tersebut, kernet nya menyuruhku buat duduk di atas. Seingatku Biasanya yang duduk di atas itu adalah kambing dan berbagai macam sayuran, apa jangan-jangan sang kernet mengira kalau kami adalah gerombolan kambing yang pengen daki gunung sibayak?
Duduk di atas bukan berarti angkot tersebut memiliki lantai dua, melainkan kami disuruh buat duduk di kap atas mobil tersebut. Waktu itu, aku sangat takut buat naik di atas, karena aku tau kalau jalan yang kami lewati penuh dengan jurang. Tapi, karena rasa penasaranku sanggup mengalahkan rasa ketakutanku, akupun akhirnya bersedia buat duduk di atas walau dengan ekspressi yang lagi nahan boker karena sangking takutnya.
Perjalanan kali ini memerlukan waktu selama 2 jam. Gak terasa kalau ternyata kami sudah sampai di post 1 pertama dalam pendakian ini. Post 1 ini letaknya disebuah persimpangan di brastagi.
Ini kami jadikan sebagai post untuk makan dan istirahat. Kamipun langsung masuk ke dalam rumah makan muslim, kebetulan di brastagi merupakan mayoritas non muslim. Saat selesai memesan makanan, makanan pun datang. Kami menyantap makanan tersebut dengan lahap. Selesai makan, yang namanya udara dingin pasti rasanya itu selalu pengen boker, buang air kecil, dan meluk pacar biar hangat. Karena udah nahan pipis yang membuat selangkangan ini menjadi sangat perih dan pedih, aku langsung lari nyari toilet buat buang air kecil.
'Ah.....' Itulah kata-kata yang dapat meng-ekspressikan betapa leganya setelah buang air kecil.
Aku langsung balik ke meja tempat kami makan tadi. Ntah kenapa saat itu aku merasa kalau tititku terasa sedikit panas dan pedih.
Apa jangan-jangan secara ajaib aku terkena kurap dibagian titit setelah merasakan sesak pipis di daerah yang dingin?
Aku berpikir sejenak.... oh iya!
Aku lupa kalau tadi aku barusan makan sambal terasi pedas, dan saat baru selesai makan, aku sesak pipis dan langsung nyari toilet. Mungkin, saat istinjak (cebok) aku menggunakan tangan yang bekas makan sambal terasi ke tititku, kamfret.
Akhirnya aku dan teman-temanku langsung melanjutkan perjalanan. Dengan titit yang nyot-nyotan dan terasa sedikit pedih, mau tak mau aku juga harus melanjutkan perjalanan juga.
Walau dengan titit yang nyot-nyotan, ini tidak membuatku patah semangat untuk berjalan menuju kaki gunung. Saat sedang asyik berjalan, ntah kenapa isfan kali ini terlihat sedikit linglung ketika baru saja melihat jalan yang di depan nya terdapat sebuah simpang. Apa jangan-jangan isfan lagi sesak boker makanya wajahnya linglung? Kebetulan kali ini Isfan yang jadi pemandu jalan nya.
Dengan wajah yang linglung isfan bilang kalau sebenarnya kami semua salah jalan dan tersesat. Mendengar kata-kata tersebut, rasanya aku pengen meluk si isfan lalu menjatuhkan nya ke dalam jurang. Kamipun bertanya ke salah-satu bapak yang sedang lewat. Setelah kami tahu jalan tersebut, kami langsung melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan banyak angkot yang nawarin buat mengantar kami menuju kaki gunung. Kamipun menolaknya. Karena kami menganggap buat apa naik ke puncak gunung, kalau menuju kaki gunungnya harus dengan naik angkot. Yang ada bukan naik gunung, melainkan itu tamasya #Berlagakberani.
Kami gak tahu kalau sebenarnya menuju ke kaki gunungnya saja membutuhkan waktu 2 jam dengan jarak 5KM lebih. Seandainya kami tahu kalau jaraknya sejauh itu, mungkin diawal kami juga bakalan naik itu angkot.
Alhasil kamipun sampai di daerah kaki gunung dengan keadaan kaki yang pengkor, nafas yang memburu, dan sedikit air liur yang menetes-netes karena sangking capeknya.
Setelah sampai kamipun langsung mendirikan tenda dan memasak makanan buat ganjal perut, lalu paginya kami berniat buat melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung sibayak.
Gak terasa, tiba-tiba alarm HP teman ku berbunyi. Alarm ini menandakan kalau tiba waktunya buat mendaki. Setelah melakukan packing kembali, kami langsung menuju puncak. Menuju puncak juga bukan hal yang sangat menyenangkan. Karena jalan setapak ke bukit tersebut sangat curam dan naik turun. Gak kebayang gimana seandainya saat itu kami terpleset dan jatuh ke dalam jurang yang gelap tersebut. Mungkin, jenajah kami lebih mirip seperti jenajah nyamuk yang baru dipelintes dengan tangan ketimbang jasad manusia karena hancur dan remuk redam.
Gak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 06.30WIB. Dan kamipun sudah sampai di puncak yang kami tuju. Kami langsung keliling pucak gunung sibayak tersebut, sekalian cuci mata. Manatau ada cewek cantik kan lumayan bisa diajak kenalan baru jadian. Setelah puas keliling puncak kami langsung turun dari puncak menuju tenda buat packing karena langsung mau pulang.
Selesai packing, kamipun berjalan di jalan yang persis kali lewati sebelumnya.
Kamipun sampai di post 1 tempat yang biasa kami gunakan untuk istirahat dan pulang.
Perjalanan pulang dari Brastagi ke Medan kali ini, kami gak naik angkot dan duduk diatas lagi. Melainkan kami menumpang sebuah mobil pick up yang biasa untuk mengangkut ayam menuju medan. Awalnya sih seru dan menyenangkan. Tapi, ketika hujan turun kami langsung heboh buat ngembangin terpal yang kebetulan sudah ada di mobil tersebut. Dari terpal tersebut tercium aroma busuk dan amis. Aku sempat ngira kalau itu adalah kentut temanku yang mengandung bisa dan zat adiktif yang membuat ketagihan. Ternyata salah! bawa itu berasal dari terpal tersebut dan terpal tersebut tanpa kami sadari ternyata penuh dengan taik ayam dan darah.
Karena hujan deras, akhirnya taik ayam yang keras dan sudah lama menempel di terpal tersebut kembali mencair. Dan terpal itu membuat kami semua kehujanan, iya... kehujanan taik ayam yang cair.
Tapi, kami tetap bersyukur karena sudah ada pick up yang ingin memberikan tumpangan. Semoga diacara pendakian selanjutnya kami bisa diberikan tumpangan oleh pick up yang isinya taik kuda, biar kami bisa kehujanan taik kuda, semoga.
Apasih pengalaman seru kalian bersama teman-teman kalian?
Share di comment box ya!
Para Pendaki Sesat
Reviewed by Rizali Rusydan
on
March 24, 2015
Rating:
bener bener pendaki sesat haha
ReplyDeleteHA HA HA
DeletePaling ndaki Nglanggeran di saat aku baru mendarat di Jogja.. Untung ngga pakek acara masuk ke jurang :P
ReplyDeletewih keren tuh...
Deletetega kali kok supirnya nyuruh kalian naik ke atas ;p emglah supir2 medan tuh -__- Btw, gunung sibayak itu tempat pesawat garuda yg jatuh thn 1997 lalu kan :( Temenku jd korban di sana.. inget sibayak, ya inget itu jadinya
ReplyDeleteemang supir medan itu nekaat-nekat.
DeleteWuh... yang sabar ya mbak, jadi kapan lagi main-main ke sibayak sekalian buat ngelayat temen?