Dulu sebelum negara api menyerang dan sebelum fenomena inflasi cabe-cabean dimana-mana, aku gak tau apa itu sebenarnya Stand up Comedy. Stand= berdiri, Comedy= Komedi (lucu). Jadi kalau digabung, komedi sambil standing. Iya, standing: Gerakan kepala dibawah dan kaki diatas lalu nempel di dinding (ini mau stand up atau jadi cicak di dinding sih?).
Waktu itu aku berpikir kalau stand up comedy adalah hal yang paling gampang lebih gampang dari pipis sambil lari. Karena, kalau sekedar buat lucu di depan, anak bayi telanjang sambil lari pun juga lucu. Aku belum tau kalau stand up comedy gak segampang yang aku pikirkan.
Pengalaman
pertamaku stand up comedy, aku dapatkan pas di sekolah dan waktu itu
pas lagi pelajaran bahasa inggris. Waktu pelajaran bahasa inggris,
guruku yang ngajar dikelas sedang sibuk ngerjain tugas-tugas kuliah
untuk S2 nya. Jadi, karena dia sibuk, dan kebetulan di sekolah juga
ada event perlombaan yang cukup mengganggu ketenangan siswa dalam
belajar, khususnya aku sendiri (padahal asal dikelas tidur). Guruku
tersebut membebaskan kami untuk ngapain aja di kelas, tapi dengan
satu syarat, jangan ribut.
Macam
gak tau anak SMA aja. Dikasih kesempatan gak belajar sama guru di
kelas, ya senang kalilah. Ibaratnya kayak ketemu Selena Gomez lalu
diajak selfie. Padahal kalau di rumah asal izin mau ke sekolah sama
emak selalu bilang, ‘Mak, Rizal mau pergi ke sekolah, doain
belajarnya lancar, ya?
‘Iya,
anakku,’ jawab emak dengan lembut dan nada penuh keibuannya.
Sampe sekolah, main gaplek.
Namanya
juga anak SMA, baru 10 menit diem, udah recok lagi. Guru bahasa
inggris pun ngerasa kalau rencananya membuat kami tenang dengan tidak
belajar ternyata kurang efektif. Jadi, dia menyuruh kami buat siapa
yang berani maju ke depan mau nyanyi, buat lucu, ngapain aja yang
penting menghibur untuk maju ke depan.
‘Karena
klen semua recok, mam nantang klen. Siapa yang berani maju ke depan
buat ngehibur, mam kasih nilai 9 di raport.’
Mendengar
kata-kata mam, laki-laki yang malas belajar bahasa inggris pun teriak
kesenangan, ‘Hore......!!!!!’
karena gak perlu capek-capek belajar udah dapet nilai 9 di raport.
Itu keren men... Suara teriakan kesenangannya kayak suara teriakan
pasukan sparta yang ada di felem 300 pas ditanya “siapa kita?”
dengan mantap mereka langsung ngejawab, ‘ WE
ARE SPARTA....!!!!!!!’
Jujur
aja, keren lho kalau dapet nilai bahasa inggris 9 di raport. Mungkin,
kalau ditunjukin ke mamak, mamak bakalan stroke lalu geter-geter
karena gak nyangka. Gak nyangka karena anaknya pintar bahasa inggris.
Padahal kalau dirumah ditanya bahasa inggris “Pepaya” aja, gak
tau. Mamak pun jadinya berhenti berpikir kalau dalam pelajaran bahasa
inggris, kalau diajakin conversation, anaknya bukan cuman bisa bilang
‘Yas... yes... yas... yes... no’
Semua
siswa yang ngerasa bisa menghibur walau bukan seorang penghibur, maju
satu-persatu menuliskan namanya di daftar siswa yang pengen dapat
nilai sembilan. Urutan daftar itu juga dijadikan sebagai nomor urut
kami yang mau maju. Aku pun mendaftarkan namaku sebagai siswa
terakhir.
Karena
waktu itu aku pengen maju bawain stand up comedy, aku sengaja
daftarkan namaku di daftar terakhir. Penampilan terakhirkan selalu
yang ditunggu-tunggu dan penampilan yang terakhir itukan biasanya
keren. Padahal kenyataanya, tidak sama sekali.
Sambil
menunggu giliran dipanggil, aku pun membuat materi stand up tentang
fenomena lucu apa yang baru-baru ini terjadi. Oh iya, waktu itukan
JKT48 baru datang konser ke Medan, dan waktu konser aku nampak
ibuk-ibuk tua bangka yang udah gak layak nonton konser tiba-tiba
girang nengok SPG Indosat (salah satu sponsor konser) bertubuh dan
berwajah cantik yang dikiranya Nabilah. Entah matanya picek atau
katarak, ibu itu langsung mengajak SPGA tersebut buat grovie sambil
monyong-monyongin bibir yang bau minyak dewi jun-jung. Dan satu lagi
materi yang mau aku bawa itu, materi tentang kebodohan dan keapesan
seorang siswa dalam menentukan jawaban lembar ujian dengan
menggunakan sebuah resletting celana yang ditarik-tarik.
Aku
pun menunggu dengan sabar semua siswa yang tampil. Ada temen yang
nyanyi, padahal suaranya kayak badak mau mati. Ada juga yang baca
puisi, bermain akting, dan ada yang mati karena keringet dingin lalu
di kipasin. Oke, yang terakhir itu bohongan.
Akhirnya,
sampai juga pada nomor urut terakhir. Namaku langsung dipanggil.
Dengan melangkah mantap ke depan kelas, aku berpikir kalau inilah
cikal-bakalku bakalan menjadi seorang siswa yang terkenal di sekolah
sebagai stand up comedy dan punya banyak pacar dari adek kelas.
Akupun
berdiri di depan kelas buat stand up comedy.
Lebih
tepatnya, stand up malu-maluin diri sendiri.
Lebih
tepatnya lagi, malu-maluin diri sendiri karena stand upnya garing.
Aku
langsung menyampaikan bit pertamaku, kedua, ketiga, seterusnya... dan
ternyata
GAK
ADA YANG KETAWA!
HANJERRRRRRRRRRR
Aku
shock, bingung dan ling-lung mau ngapain. Rasanya aku pengen akting
lalu pura-pura mati, tapi aku lupa, aku kan gak sekolah akting.
Bukannya ketawa, yang lain malah pada khusyuk dengarin. Mungkin, aku
dikira khotib yang lagi khotbah di depan kelas. Kamfret. Suara
teriakan yang lebih buruk dari sangkakala akhirnya terdengar...
’Huuu...!!! gak lucu, garing kau, garing! Mending turun aja, bikin
semak kau hahahah atau kalau gak mau turun, kami bakar...
bakar...bakar...bakar!!!’ Gak
ada pilihan lain, akupun turun daripada hangus dibakar massa.
Sampe
di tempat duduk, aku cuman bisa tertunduk lemas dan masih gak
nyangka. Orang yang terkenal dengan semua kelucuannya, pas maju ke
depan kelas buat stand up comedy, bukannya lucu malah garing. Mulai
darisini aku tau, kalau stand up comedy gak semudah yang dibayangkan.
Sebelumnya aku mengira kalau berdiri di depan semua penghuni sekolah
buat ngelucu adalah hal yang gampang dan biasa. Nyatanya, baru
berdiri di depan kelas, lututku gak berhenti bergetar, keringat
dingin, napas ngos-ngosan, lobang hidung kempas-kempis (ini lagi
berdiri atau lagi sakaratul maut sih?), ternyata aku demam panggung.
**
Waktu
mungkin jawaban yang terbaik untuk semua hal memalukan yang telah aku
alamin kemarin. Setelah aku berdamai dengan masa lalu, akhirnya aku
bisa belajar kembali untuk lebih meningkatkan kualitasku menjadi
sekorang komika stand up comedy.
Semenjak
insiden garing itu, dikelas aku gak berhenti buat terus-terusan
nonton stand up comedy di yutub. Dengan smartphone kesayangan dan
koneksi internet haram hasil curian dari handphone kawan lalu dibuat
jadi hotspot, aku seaching jagoan-jagoan stand up comedy. Muncullah
nama: Raditya Dika. Aku langsung meng-click videonya dan melihat
bagaimana cara dia stand up comedy.
Absurd,
sumpah, keren abis! Stand up mas Radit, membuatku tertawa
terbahak-bahak selama menonton. Ternyata, dia stand up dengan
menceritakan semua pengalaman absurdnya dalam hidup. Mulai dari bokap
yang selalu punya cara ajaib, nyokap yang selalu lebay dalam memenuhi
keinginan anaknya, sampe kucingnya “Alfa” yang doyan backstreet
dengan kucing garong tetangga pun dimasukkan jadi materi. Lalu dia
membalut semua materi tersebut dengan teknik penyampaian yang baik.
Aku
langsung searching apa saja teknik-teknik dalam stand up comedy,
seperti: analogi, act out, rule of three, pokoknya masih banyak lagi.
Kalau aku ingat satu-satu, mungkin bisa membuatku migran sambil
ngeluarin darah dari burit.
Setelah
aku tau semua teknik dan gaya yang dipake Mas Radit dalam stand up
comedy, muncul pertanyaan di dalam benakku. ‘Apakah aku harus stand
up comedy dengan mengikuti gaya raditya dika?’
Hening.
Yang
buat Stand up Comedy itu lucu, selain teknik penyampaiannya, dan
materi nya yang lucu, karakter atau ciri khas seorang komika itu
sendiri juga bisa jadi senjata utama untuk menghasilkan sebuah adegan
lucu. Raditya Dika lucu karena bawa materi tentang keluarganya yang
absurd. Masa` nanti pas ada event buat stand up comedy aku maju, lalu
menyampaikan pengalaman keluargaku yang absurd walau sebenernya gak
absurd, tapi aku coba untuk absurd-absurd-in biar bisa lucu kayak
Raditya Dika. Yang ada bukannya lucu, tapi malah dikutuk jadi batu
sama emak kalau dia denger aku absurd-absurd-in.
Niat
meniru karakter stand up comedy orang lain, aku batalkan.
Aku
pun mulai mencari lagi di internet apa yang bisa membuat stand up
comedy bisa lucu. Tiba-tiba aku nemu nama pemenang stand up comedy
season 2, yaitu: Ge Pamungkas. Aku langsung buka yutub nengok
vidio-vidio stand upnya. Bener ajasih, dia bener-bener lucu. Tapi mas
Ge, (dibaca GE bukan GAY) dia stand up tidak selalu mengandalkan segi
tekniknya, melainkan, sepertinya dia masuk dan merasakan (fell-nya)
setiap kalimat yang dia ucapkan. Jadi, bisa dibilang, dia selalu
meresapin dan membuat materi itu benar-benar lucu.
Apalagi,
pas aku stalking akun twitternya dan membuka link yang ada di
profilnya. Ternyata, itu link blog pribadinya. Aku kepoin semua
tulisannya di blog , sampe tiba-tiba aku terkejut dan senyum-senyum
sendiri dengan postingan yang judulnya: “Fack Skill, It just Fell”
Mas
Ge (Lagi-lagi dibaca GE, ya, bukan GAY) dia bilang disitu: dalam
stand up comedy, jangan memprioritaskan teknik menjadi nomor satu.
Tapi, materi yang bagus dan luculah yang harus jadi nomor satu.
Memangsih, dengan semua teknik tersebut bakalan membuat materi
terlihat lebih berwarna—lucu sih belom tentu, tapi yang pasti
berwarna. Ibaratnya gini, sekeren-kerennya jurus (teknik), tapi
materinya gak lucu, sama aja. Keren sih, iya. Tapi kalau seorang
komik gak lucu, keren, gak kira-kira? Analoginya gini: Buat apa
Naruto bisa jurus ransengan atau seribu bayangan, tapi kalau pas dia
mau ngeluarin jurus, tiba-tiba pinggulnya encok, pegel linu,
reumatik, sampe gak bisa jalan. Sama aja jurusnya gak bakalan
terjadi. Gitu juga, dengan stand up comedy. Buat apa teknik
banyak-banyak, kalau akhirnya materinya gak lucu dan berakhir garing.
Berkat
tulisan mas Ge, iya dibaca GE, bukannya GAY. Aku jadi tau apa
kesalahanku dulu pas stand up comedy. Materiku gak lucu, tekniknya
kurang, pokoknya hari itu aku maju stand up comedy dengan polos alias
kosong. Kayak makan indomie. Berharap bisa masak persis kayak yang
ada disampulnya lengkap dengan ayam, telor dan daun sere yang
terlihat menyedapkan, tapi, pas aku yang masak, dirumah cuman ada
indomie, yaudah deh aku rebus dan masak, pas jadi, yah... indomie
polos tanpa ayam dan telor. Miris.
Sejak
itu aku rajin buat materi-materi lucu sambil berharap event stand up
comedy diadakan lagi, walau hanya diadakan dikelas, di kompleks, atau
di lingkungan sekolah supaya aku bisa mengikutinya lagi.
Sampe
akhirnya.
Ada
acara stand up comedy di kompleks rumah. Bukan kontes atau
semacamnya, tapi cuman sekedar panggung buat lucu-lucuan. Aku dan
kawanku Gembul pun daftar untuk mengikuti. Jam terbang Gembul dalam
stand up comedy, lebih banyak dibanding denganku. Di sekolah dia udah
dikenal sebagai salah satu komik disekolahnya. Gembul lebih senior
daripada aku. Berbeda denganku. Ini adalah kali kedua aku ikut stand
up comedy.
Aku
menunggu semua peserta yang maju sambil saling menggenggam kedua
tanganku karena grogi. Akhirnya MC memanggil namaku. Aku pun maju
sambil berdo’a, seandainya lucu, ini bonus karena aku udah berusaha
untuk menjadi komika yang baik. Tapi, kalau gak lucu, aku berdo’a
semoga gak ada yang ngelemparin batu.
Oke,
disinilah aku. Diantas panggung buat stand up comedy. Tanganku
bergetar saat memegang stand mic yang disediakan. Dengan semua
ke-nervousan yang ada di dalam diri, aku menghembuskan nafas pasti
dan membuangnya jauh-jauh, lalu langsung membukanya dengan sebuah
salam, ‘Assalamu`kum
warahmatullahi wabarakatuh...’
Semua penonton yang ada di depanku, menjawabnya dengan antusias. Dari
tatapan mata mereka terlihat jelas seakan-seakan berbicara padaku:
‘Awas... kau ya, kalau sampe gak lucu. Kalau gak lucu, kami
lemparin batu!’
Dengan
perasaan yang rilex, santai, aku menyampaikan semua materi yang aku
miliki. Materi ini menceritakan pengalamanku saat menjadi seorang
santri di pesantren. Mulai dari pernah dibotakin berjama`ah, lalu pas
keluar asrama malem-malem ditereakin tuyul sama adek kelas yang
lihat. Sampe pengalamanku manjat tembok untuk cabut pesantren, lalu
kakiku terperosok masuk ke kuburuan orang. Karena tembok yang aku
panjat, belakangnya semua kuburuan. Ngeri, kan? Itulah anak
pesantren. Lebih tepatnya, Anak pesantren gagal.
Semua
penonton tertawa. Ada yang ketawa terbahak-bahak ada yang
senyum-senyum najong, bahkan ada yang ketawanya maksa. Yang ketawanya
maksa itu adalah keponakanku sendiri. Sebelum manggung, dia aku suruh
ketawa saat aku nanti naik pentas, kalau sampe gak ketawa, dia gak
bakalan aku belikan lagi coklat choki-choki.
Akupun
turun panggung dengan semua tertawaan penonton yang puas, puas akan
semua kekonyolan yang aku sampekan dengan penuh rasa tolol dan idiot.
Hari itu aku bener-bener puas dan sangat bersyukur, bersyukur karena
gak jadi dilemparin batu.
Banyak
pelajaran yang aku dapatkan dari stand up comedy. Mulai dari gak bisa
sama sekali, sampe akhirnya bisa, walau cuman di lingkungan kompleks.
Masih banyak lagi pelajaran yang aku dapatkan dari stand up
comedy. Stand up comedy bukan masalah teknik atau materi,
tetapi bagiku stand up comedy adalah sebuah panggilan hati.
Pengalaman Pertama Stand up Comedy
Reviewed by Rizali Rusydan
on
June 03, 2015
Rating:
Kau memang cocok dengan nama blogmu, bro! Tamvan dan Berani. #Respect
ReplyDeleteThanks bro, bener nama itu memang kurasa cocok hahaha
Deletewahahaha, pengalaman berharga banget yak bro. awalnya nganggep remeh, kirain gampang standup. sekali coba, suasana hening. hahahaahahahahahahahaha :"))))
ReplyDeletetapi semenjak pristiwa hening satu kelas itu, membuat lo jadi lebih rajin nonton stand up dan belajar tentang comedy. itu bagus, lanjutkan!
hahah makasih jev. gara-gara sering nonton tand up uang jadi cepet abis dan terpaksa mesti jual ginjal buat beli paket internet
Deletemasih mening bang ya gue di sangka orang gila wkwkkwkw :)
ReplyDeleteWah... itu masih mendinga. Orang gila kan lucu, lah aku dikira khotib yang lagi ceramah jum'at
ReplyDeleteKeren. Lanjutkan. Entah kapan aku bisa berani open mic. Meski banyak temenku yg ngajakin tapi aku belom berani buat naik panggung. (Y)
ReplyDeletemaju aja, kalau gak berani yah... diberani-beraniin.
Deletekarena kalau gak sekarang, kapan lagi?
Kalo stand up comedy an itu perlu public speaking yang manteb, gak gugup kalo di depan publik, apalagi ini kita ngelucu. Gue mah berdiri di depan kelas aja udah gugup. Btw, itu orang cuma diam dan gak ketawa bikin sakit hati yak wkwk :v
ReplyDeleteTapi kalo nonton stand up comedy gue suka! :D
bener juga. Iyasih kalau gak ada yg ketawa bukan sakit hati, tapi malunya setengah mati
Deletehobi gue juga nih bro stand comedy, salah satu ajang bakat yang sedang gue kembangkan. dulunya gue juga gitu, menganggap bahwa stand comedy itu mudah, dan dengan pd nya dulu gue ikut lomba stand up disekolah pada saat bulan bahasa. dan hasilnya ada yang pecah, tapi begitu ditengah, mulai dah suara jangkrik bertebaran. tapi gue tetep nggak putus aa dan terus ngembangin hobi gue yg satu ini
ReplyDeletelanjutkan!
Deletepengalamnnya keren, niat banget kayaknya ya sampe searching di google dan yutube soal stand up.
ReplyDeleteane sh pastinya grogi tuh
hahaha iya ngebet kali aku pengen jadi komika apalagi yg bisa tampil di TV.
DeleteGrogi sih wajar, orang namanya manusia setiap pertama kali maju pst grogi
Coba deh nonton Stand Up Comedy yg di Kompas TV dari season 1 sampe sekarang (season 5). Ada banyak komika keren. Kalo kata Raditya Dika sih intinya kamu harus original, punya ciri khas.
ReplyDeleteIya, kita harus punya ciri khas atau brand name kalau gak salah.
DeleteSrring nonton juga tp dr yutub, stan up season 4 sama 5 kayaknya kurang lucu lah soalnya yah... lawakannya gak masuk aja gitu
Aku ingetnya kata mam itu artinya makan, soalnya si gadis permen sering bilang begitu :v
ReplyDeleteCiye,, yg sekarang udah bisa standup comedy. Emang usaha keras itu tak akan menghianati :') btw ibu-ibu tadi bisa kali jadiin admin fanbase nabilaholic di medan. Siapa tau kaya jadi bisa ngevote nabilah habis-habisan pas sosenkyo.
Yang paling aku salut tuh keberanian pas maju, aku ngerasa gimana gitu kalo maju tampil solo. Semoga hobi baru ini mendatangkan hal-hal baik buat kamu ya, ganbarena!!
please man... aku jd gagal move on :(
Deletemungkin sih, ibuk-ibuk tuh kayaknya jd admin fanbase deh ahhaha
oke, semoga ajaya #GanbaRena!
emang ya, kendala jadi komik itu adalah garing pas kita udah beres nyampein semua materi.
ReplyDeletetapi saya salut bro, akhirnya kamu bisa, jadi lucu di depan warga komplek dan di depan ponakanmu walaupun terpasksa dia ketawanya. hahaha
hahaha itu karena disogok kalau gak disogok, mungkin dia gak nonton
Deletewiih kayaknya pecah nih yang stand up di komplek itu
ReplyDeleteIya emang banyak banget teknik di stand up comedy, sebenarnya teknik itu penting sih menurut gue karena itu basic. Kaya ngerti set up punchline, itu kan bener bener dasar yang harus diketahui sama komik yang mau stand up
kalau set up punch line kayaknya emang penting sih. Tapi, walaupun jd basic gak melulu kita make semua itu teknik kalau duh maju. yg penting materinya kalau udh lucu, pasti gk make teknik pun lucu hehehe
Deletewah bisa ikutan stand up commedy n berani aja udah keren loh
ReplyDeletelucu ga lucu lan yg penting niatnya melucu :D
soalnya q juga kagum tp ga beerani
bisa kencimg berak duluan diatas panggung :D
bener juga nih!
Deletelucu gak lucu yg penting niatnya mau ngelucu walau endingnya harus di lemparin batu
Banyak stand by lagi. Hahaha..., kalau aku jadi kamu pas ngelucu nggak ada yang ketawa mungkin darah dah naik ke ubun-ubun. Muka merah kaya udang rebus bumbu telor asin. Enak kayanya Yumm...
ReplyDeleteiya, enak kayaknya... ummm
DeleteSeru juga ya pengalaman buat jd komika, butuh usaha keras jg trnyata buat bikin org yg dgrinnya pada ketawa (secara ikhlas tanpa dipaksa haha)
ReplyDeleteSaya sendiri suka banget nnton acara stand up comedy, tp gak prnah mikir kalo trnyata jd komika itu butuh teknik jg.. Susah ya kayaknya? Tekananannya itu harus berani tampil didepan org banyak dan harus lucu juga.
Btw, ttep semangat ya belajar jd komika nya! Hehe.. Nanti kalo muncul di tv bilang2 loh ya! Haha
wah ini nih yang komennya paling mantep!
Deletedi do'ain masuk TV heheh makasih ya. jangankan ngasih tau ngasih duit juga mau kalau udh masuk TV hahaha
Kalo pengen lebih bagus lagi gabung lah sama anak2 SUC medan bro. Pasti mereka welcome kok sama kamu. Lagi pula udah bisa bikin materi sendiri itu udah bagus, setidaknya masih bisa dipoles lg kalo rajin openmic. Semangat!!
ReplyDeleteSUC medan tempatnya jauh. kalau mau kumpulpun susah malah entar pulangnya di begal :(
DeleteWeh keren yak... ngakak gue bacanya :v jdi kepengen juga buat stand up comedy :3 tpi gue kgak berani buat mendengar suara krik krik krik di atas panggung :v gak kebayang dah kalo gitu.. klo beneran terjadi mungkin gue bakal loncat dari panggung terus pura-pura kesurupan :3
ReplyDeleteide bagus tuh!
Deletekalau gak lucu lompat baru pura-pura kesurupan, kayaknya bisa kutiru deh
open mic emang gak gampang. Kecuali kalau situ punya tampang bulliablle, mau ngapain aja pasti lucu hha
ReplyDeleteniat banget ya, ampe nyari seluk beluknya stand up hhe
open mic emang gak gampang. Kecuali kalau situ punya tampang bulliablle, mau ngapain aja pasti lucu hha
ReplyDeleteniat banget ya, ampe nyari seluk beluknya stand up hhe
kalau akusih, gak tampang bulliable tapi mesumable
Deletegue salut sama lo, yang udah memberanikan diri untuk open mic, ya walaupun awal-awal dalam usahanya, stand up lo dibilang garing dan gagal, tapi lo terus berusaha untuk bisa menampilkan stand up yang baik dan bisa membuat orang ketawa dengan kelucuan yang lo bawakan, semangat terus bro, dan tebarkan kecerian orang-orang dangen kelucuan yang kita bawakan. :)
ReplyDeletesip bro, tenang aja!
Deleteemang stand up comedy itu nggak mudah, kalo garing itu pasti rasanya nyesek banget, gua pernah liat orang bawa stand up comedy nggak lucu, dalam hati gua, "Aduh pasti malu banget tuh, rasanya pengen cepet-cepet turun." Tapi ya namanya pengalaman pertama, pasti menjadi pengalaman yang berharga, intinya banyak-banyak latihan aja :)
ReplyDeleteMantap jal, dari awalnya yang nggak ada ketawa sama sekali akhirnya lu berani bangkit dan nyari nyari tentang stand up. Keren banget lu bisa niat gitu buat jadi komika yang pro. Semoga bisa kesampaian lah, bisa nampil di TV juga.
ReplyDeleteTerus belajar jal biar jadi komika yang pro kayak yang di TV itu. Kali aja lu berhasil, nanti kalo udah terkenal jangan lupa kenalin aku ke Nabilah ya.
Iya, stand up comedy mah jangan terlalu mikirin teknik, nanti gak fokus sama materinya dan lupa kalo kita lagi mau ngebuat penonton ketawa.
ReplyDeleteTapi kalo lu mai belajar sama komik yang make teknik dan lucu, menurutgue sih nonton aja jui purwoto. :3
Guru Bahasa Inggris gue juga gitu. Kita bebas ngapain aja, yang penting jangan ribut.
ReplyDeleteStand Up yaak? Gue gak jago ngolah materi. Gue gak berani. Takutnya entar malah garing. Tapi, gue pernah pidato Bahasa Inggris di depan orang banyak. Hahaha. Setidaknya, ada yang gue bisa.
Stand up kayak gitu emang banyak banget teorinya. Blog gue itu genrenya komedi. Kaget gue pas googling dan ngebaca banyak artikel soal teori-teori dalam ngelawak.
Tapi untung pas stand up lagi, lo berhasil kak. Hahaha. Selamat yaa selamat :D
gue nggak berani nyoba tampil di depan audiens buat ngelucu. soalnya candaan gue takut garing soalnya takut garing ajah sih, dan akhirnya ngebom.. haha
ReplyDeletegue lebih suka nikmatin ajah ketimbang nyoba sendri, gue ngeblog ajah udah haha
Suatu hal yang terasa gampang ternyata setelah percobaan pertama belum berhasil.
ReplyDeleteKalo udah gini sesuai dgn kata pepatah gagal adalah keberhasilan yang tertunda. Asalkan kegagalan itu menjadi pemacu utk berlatih stand up comedy dgn baik . Seperti taktik irit yang kamu lakukan dgn belajar via yutub numpang di hotspot teman. Ucapin makasih n kasih coklat buat temenmu itu ...juga si.adek yg ketawa maksa.
Ih gilak, enak amat jadi murid guru bahasa Inggris lo, masak cuman mau maju aja langsung dikasih nile 9 di raport, gue juga mau dooong..tapi gue sebagai guru bahasa Inggris nggak setuju tentang hal itu *lhoh
ReplyDeletenah, kaaan..malah justru karna nggak lucu lo jadi terpatik buat belajar mati matian sampe buka2 utub dan cari tahu teknik teknin stand up..berarti kegagalan lo itu menggiring lo ke usaha keras untuk menjadi lebih baik. Aseeek...
orang langka kayag ente harus selalu dilestarikan , intinya ngelawaak itu ga mudah gan tapi sensasinya tiap orang belum tentu bisa dapetinnya soalnya jarang yg bsa stand up
ReplyDelete