Rutinitas masuk kuliah
menyita waktuku untuk cerita di blog. Alhasil, aku jadi jarang nulis blog lagi.
Aku ngerasa kalau blog ini jadi kayak cewek jablay yang ditinggal suaminya
pergi mencari nafkah. Kisahku yang gak pernah nulis blog lagi sama persis kayak
kisahnya Bang Thoyib yang merantau sampe lupa diri. Kalau bang Thoyib merantau
meninggalkan istri, aku pergi meninggalkan blog ini. Sekaranglah waktu yang
tepat untuk mulai menulis lagi. Setelah banyaknya kisah yang terjadi, kejadian
sedih yang kualamin, membuat jemari ini tidak bisa menahan diri dan akhirnya
mulai untuk mengetik lagi.
Sudah 2 minggu Ujian
Tengah Semester berlalu tapi dampaknya masih sering terlintas di benakku.
Perasaan canggung saat UTS Fisika, deg-deg an karena takut lupa rumus kalkulus,
takut salah mereaksikan senyawa di pelajaran kimia dasar, semuanya ikut hadir
pada kehidupan nyata.
Rasanya setiap kali aku
pengen melakukan sesuatu aku seperti berhadapan langsung dengan semua
rumus-rumus itu. Terlebih lagi, perasaan itu semakin menjadi ketika aku tahu
berapa nilai mata kuliah fisika dasarku.
Aku terkejut waktu ngeliat
nilai fisikaku yang ditempelkan di papan pengumuman. Aku dapat NOL. Iya, NOL,
sejenis angka yang bentuknya bulat sempurna gak bisa diapa-apain lagi. Untung
aja waktu itu yang ditulis hanya Nomor Induk Mahasiswa dan nilainya saja, kalau
barengan sama nama lengkapnya juga aku lebih milih lompat bunuh diri ketimbang
ngelihat hasilnya.
Tentu aku gak puas dengan
nilai yang kudapat. Perasaan sama juga tergambar jelas di wajah teman-teman
sekelasku.
Setelah berperang bersama
UTS selama 4 hari, hasilnya malah gak memuaskan. Ini sama aja macam aku perang
lawan tentara Israel pake tusuk gigi. Setelah 4 hari puas membantai pasukan
Israel dengan menusuk mereka menggunakan tusuk gigi, yang terjadi bukannya
menang, yang terjadi hanyalah luka kecil yang gak membekas sama sekali di badan
mereka. Begitu juga dengaku, dengan mata kuliah fisika dasarku. Setelah dua
bulan belajar Fisika yang aku dapat hanyalah “NOL” tanpa ada yang bisa
dibanggakan sama sekali dari nilai Fisikaku. Semoga kedepannya anak cucuku gak
tahu kalau kakek moyangnya dulu pernah dapat nilai NOL Fisika.
Stress dan meratapi nilai
UTS yang telah keluar adalah pilihan yang tepat untuk semua kejadian ini. Bukan
cuman aku, teman-teman yang lain juga pada ikutan stress sambil meratapi nilai
yang telah keluar.
Ada yang ketawa cekikikan
kayak kuntilanak yang stress karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Ada juga
yang ngelamun tanpa makna seakan-akan sikap melamunnya itu ditujukan kepada
dosen Fisika manatau dengan melamunnya dia ada dosen Fisika yang bersimpati dan
mengubah nilai Fisikanya yang tadinya anjlok menjadi mendingan.
Sedangkan aku, aku malam
itu menggambarkan rasa stressku dengan membeli dua batang sabun mandi di
Indomaret terdekat. Mbak-mbak kasirnya cekikan waktu tau aku malam itu singgah
cuman untuk beli dua batang sabun. Dengan nada yang sedikit mengejek diapun
mulai menyidir, “Mau ngapain mas malam-malam beli sabun? Mau sabunan
malem-malem? Hi Hi Hi….” Disusul tawa cekikikannya yang mirip kayak kuntilanak
kesedak sandal jepit.
“Iya, mbak,” Jawabku
ketus. “ Saya mau sabunan malem-malem berdua dengan teman saya di kosan”.
Mbak itu langsung menatap
mataku dan kemudian mundur beberapa langkah saat mendengar jawabanku.
Mungkin mbak itu berpikir
kalau malam ini aku bakal mandi bareng dengan temanku sambil menggosok punggung
kami satu sama lain dan mengakhirinya dengan saling berpelukan.
Padahal sebaliknya. Malam
itu aku emang lagi pengen mandi dan kebetulan hari itu sabun mandiku habis dan
pas aku panggil teman sekosan buat minjem sabun mandinya, eh… sabun mandinya
juga abis. Alhasil, aku pun keluar ke indomaret untuk beli dua batang sabun
yang nantinya pas sampe dikosan satunya lagi mau aku kasih ke temanku karena
aku gak tega melihat titit temanku yang harus menahan rindu disetiap kali mandi
gak pake sabun.
Sampe kosan aku langsung
mandi Jebar…. Jebur… Meskipun malam itu udaranya dingin,
udara dingin bukan lagi jadi suatu alas an untuk melumpuhkan niatku mandi demi
mengusir stress.
Disetiap cucuran air yang
jatuh membasahi badan, aku berpikir, apa cuman aku dan teman-temanku yang
menderita ketika dapat nilai anjlok fisika? Apa memang ini takdir kami sebagai
anak Informatika harus dapat nilai UTS Fisika yang bentuknya persis kayak kode
biner 0-1-0-1?
Apakah anak ITB yang lagi
jalani semester satu seperti kami merasakan hal yang sama? Merasakan betapa
sakitnya mendapatkan nilai rendah dipelajaran exact?
Atau, ilmuan jenius dunia
seperti Albert Einstein yang mengenalkan teori relativitas ruang dan waktu,
apakah dia pernah mendapatkan nilai fisika yang demikian?
Saat mandi itu,disetiap
gayungan air yang aku cucurkan, aku barengin setiap cucurannya dengan
menumpahkan semua unek-unek ku yang membuat mandiku kali ini berbeda dengan
mandi yang sebelumnya. Karena mandi kali ini aku jadikan sebagai ajang
berpikir.
Sangking banyaknya pikiran
yang kupikirkan, aku sampe kepikiran gimana nanti seandainya waktu aku jadian
sama Nabilah. Pas lagi nongkrong berdua bergandengan tangan sambil
cerita-cerita pengalaman masa lalu, gimana reaksinya kalau aku bilang ke dia
kalau gue pernah dapat nilai Fisika “NOL” di UTS Satu Fisika Dasar. Apakah dia
masih tetap setia sama seperti dulu?
Beginilah tingkah orang
yang lagi stress. Semua hal yang gak penting dipikirin malah dipikirin.
Meskipun ini kali pertama
aku dapat nilai “NOL” Fisika, rasanya benar-benar terasa sangat menyakitkan.
Aku yakin, tuhan pasti menyesipkan suatu makna dibalik semua kejadian ini.
Sebagai hamba, aku hanya
perlu yakin dan berbaik sangka kepada sang Pencipta. Karena berbaik sangka
kepada sang-Pencipta merupakan sebuah keharusan sebagai seorang hamba.
Buat kalian yang dapat
nilai anjlok di mata kuliah Fisika, menangislah, stress-lah, luapkan semua
emosi kalian. Setelah semua itu selesai, angkatlah kepala kalian kembali dan
katakana kuat-kuat dalam hati, “Ini belum berakhir!”
Dibalik badai besar, pasti
ada sinar mentari yang cerah setelahnya begitu juga dengan nilai fisika yang
hancur. Dibalik nilai Fisika yang hancur pasti ada kuasa dosen yang terlimpah,
eh, maaf, maksudnya ada suatu pelajaran yang hidup yang menunggu.
Gagal itu wajar. Sebelum terkenal
seperti sekarang, Thomas Alva Edison merasakan duluan pedihnya kegagalan. Bukan
Cuma sekali, tapi ribuan kali dia gagal. Dibalik ribuan kegagalannya akhirnya
sampailah waktunya. dimana akhrnya dia bisa mencicipi nikmatnya kesuksesan. Dan
kesuksesannya di waktu dulu masih bisa kita rasakan sampai saat ini.
Begitu juga yang terjadi
dengaku, kalian, dan kita saat ini. Selama
jumlah kegagalan kita belum seribu gak ada alasan bagi kita untuk berhenti dan
mundur. Memang, aku gak berani menjamin kita bakal berhasil jika terus mencoba.
Tapi, jika kita menyerah maka selesailah sudah.
Tenang aja semua manusa
pernah gagal kok. Selama masih mau mencoba, pasti ada jalan.
Keresahan Mahasiswa Teknik: Dapat Nilai Hancur Ulangan Fisika
Reviewed by Rizali Rusydan
on
November 09, 2015
Rating:
Saya suka quote anda, sangat super sekali.. salam super! :))
ReplyDeletewuahahhaha ini efek kebanyakan nonton mario teguh golden aways mas hahahha
Deletekakak anak teknik informtika ?
ReplyDeleteiya. kenapa, kamu informatika juga ya?
DeleteModusin Zal, modusin :D
Deletegue juga dulu sempet jeblok di matkul kalkulus.. dan abadi jadi nilai ip C. tapi tenang broh, makin ke sana, matkul kuliah itu semakin bisa diakalin lah. kalo matkul dasar di sem. 1 atau 2 mah gue juga merjuanginnya berdarah darah, bernanah nanah :D
ReplyDeleteIya benar banget. Kita perlu gagal berkali-kali agar tuhan rela memberikan kita kesuksesan~
ReplyDeleteFisika oh fisika~
ReplyDeletemata kuliah paling serem bagi gue.. gue dulunya semester 1 blank banget, pelajarannya beda sama waktu gue sekolah dulu, walaupun udah mengkerucut kebagian jurusannya. tapi belakangan gue jadi ngerti kenapa fisika gue yang dulu beda, dan fisika yang sekarang, fisika ternyata sudah punya pacar baru..:P dia lelah bersamaku..hahah
yah seperti kata si steve jobs di biografinya, dia belajar tipografi waktu kuliah dulu, gak langsung kepake ilmunya, tapi pas ngebuat Mac, akhirnya pembelajarannya yang dulu kembali lagi, dan akhirnya dia bisa mengaplikasikan keindahan tipografi yang dulu itu jadi font yang sekarang bisa kita lihat, sans-serif dkk.
Intinya, kita gak pernah tahu kapan ilmu kita berguna dikemudian hari, jadi tetep belajar sesuatu yang baru aja tiap hari, siapa tahu, ingatan itu akan membantu dikemudian hari.
hem, nilai 0 nggak masalah. yang penting itu nilai daripada nnggak ada nilai karena nggak ikut ujian
ReplyDeleteehehe, selama masi ada niat dan usaha benerin nilai pasti baik kok
kqan baru ini juga dpet 0
Gue juga anak Teknik informatika. Yap, sama seperti lo, waktu semester 1, nilai matakuliah kalkulus 1 gue hancur abis. Pas semester 2, gue jumpa lagi dengan kalkulus 2. Dan alhamdulillah, nilai gue hancur lagi. Gue juga nggak ngerti gimana cara dosen kalkulus gue menilai. Padahal temen yang gue contek nilainya bagus loh. Dan itu masih jadi misteri sampai sekarang.
ReplyDeleteAlhamdulillah, meskipun gue termasuk kepada mahasiswa yang salah jurusan, tapi nilai gue gak sampe nol begitu. Paling rendah dapat C doang lah.
ReplyDeleteLo gagal baru sekali, habiskan dulu jatah gagal lo untuk bisa sukses, gitu kata Pak Mario Teduh. Tenang, sang Pencipta itu punya surprise yang gak akan pernah terpikirkan sama kita. Jadi, berusaha lebih banyak lagi dan jangan stress.
Kalo stress ntar lo gak bisa nikah lagi. apa hubungannya ya? ntahlah
Learning by doing not learning by feeling. Tak perlu belajar yg penting pulang kuliah ngulang2 matakuliah ratio belajar cukup 1 : 3. 1 jam belajar 3 jam refreshing karena pada umumnya manusia dewasa sanggup berpikir serius hanya 25 menit. Jadi dalam 12 jam kita cuma belajar 4 jam yg bisa kita terima di otak. Gunakan semua cara supaya materi kuliah itu bisa di cerna. pakai handphone rekam suara dosen, foto rumus yg kurang jelas. Pasti bisa semua pelajaran itu gampang kalau cuma untuk jawab soal aja tp untuk apa kalau cuma untuk jawab soal aja. Esensi dari pelajaran itu yg bisa digunakan untuk mata kuliah yang aplikatif bukan untuk yg tertinggal di kertas. Nggak apa kalau nilai 0 tp esensi pelajarannya dapat. alva edison aja learning by doing
ReplyDeletewah anak itb informatika nih. semester satu ya? kenal temen temenku nggak yang udah semester 7? hehehe
ReplyDeleteemang sih sebagai mahasiswa teknik harus selalu setrong! apalagi ini baru semester satu hehe, aku sendiri yang udah masuk semster akhir gini udah mulai resah hehe. semangat bro
seumur umur belum pernah sih dapet nilai 0, soalnya susah susah banget kali ya itu?
ReplyDeleteBtw Edison gagalnya nyampe 999an kalo gak salah, gak ampe beribu ribu kali kegagalan buat nyiptain bola lampu wkkwkw
Quote terakhirnya asik sih. HIDUP WOTA! *Lah kenapa jadi kesini*
i'm sorry to hear that yaa dek...
ReplyDeletesemangaat.. badai pasti berlalu.
Aku ngakak kalem membaca curahan hatimu yang dibumbui lelucon yang menggelitik
Aku yakin kamu anak cerdas, keliatan dari gaya bicaranya.
Nggak apa-apa dikertas hasilnya 0, tapi yang terpenting di kepalamu nilainya 4. Karena dizaman kuliahku dulu kayak gitu, nilai ngk bisa diukur lewat selembar kertas. karena sering status yang dikerta dan dikepala setiap mahasiswa jauh berbeda.
Kep sudy hard yaa :-)
Hahahaha surem banget lu jal, dapet nilai 0. Separah-parahnya aku kemaren palingan ya dapet nilai 20 jal, nggak sampe 0. Gimana ntar pas kita ketemu di reunian member JKT jal, pas aku bareng Rena, ketemu lu yang bareng sama satpam teater. Mungkin ini akan jadi topik yang memalukan.
ReplyDeleteNilai itu nggak penting jal. Mungkin dengan lu dapet nilai 0 ini lu jadi lebih bersemangat buat melajarin fisika yang kampretnya minta ampun itu.
lah.... beneran tuh dapet nol??? astaga mak. semoga cicit lu gak tau..
ReplyDeletemeskipun jadi jarang ngeblog, lo tetep frontal yak. apalagi kalimat yang ada jablay-jablaynya...
filosofi yang sangat vulgar bung -__-
Anjir, serius itu NOL gitu? *sengaja pake capslock biar mantab!*
ReplyDeleteKalo gue sih walopun gagal lebih dari seribu, tetap lanjut usaha bung! \(w)/
keren abis sih postingannya. Btw, jadi degdegan nunggu pengumuman nilai UAS... semangat bang tamvan. wakakak.
ReplyDeleteduh, nilai uas ya? ahsudahlah~
Delete