Semua orang tau kalau usaha tak
akan pernah mengkhianati hasil. Namun, hasil belun tentu persis seperti
usahanya.
Aku memulai dunia tulis-menulis
ini sekitar tahun 2012. Aku gak tau apa alasan pasti kenapa aku bisa terjun ke
dunia blogging seperti ini, tapi yang
pasti aku tau, aku mulai menulis karena aku sedang patah hati.
Untuk anak seumuranku dulu (lebih
tepatnya saat kelas 2 SMA) putus cinta bisa jadi hal yang paling tragis yang
pernah kurasakan selama hidup. Bukan masalah sakitnya, tapi capeknya, you know lah, buat seorang siswa yang
wajahnya mirip alien, kau pasti tahu bagaimana susahnya mendapatkan seorang
pacar. Setelah putus dari beliau pun (kita sebut saja namanya “beliau”), aku
harus menerima kenyataan pahit lainnya, kalau beberapa hari setelahnya dia
sudah punya pacar baru, sedangkan aku masih terjebak di dunia berwarna kelabu.
Tapi ntah kenapa aku sekarang
merasa bersyukur bisa diputusinnya waktu itu, karena berkat dialah aku
menemukan duniaku yang baru. Dunia yang dibalut dengan jutaan kata yang saling berkombinasi, bergabung, membentuk rangkaian
kata demi kata, sehingga aku pun bisa hidup di dalamnya. Jika kau pernah
menonton film “You are The Apple Of My
Eye” maka kurang lebih seperti itulah aku. Belajar menulis karena lelah dipecundangin
oleh hati. Bedanya, aku tak setampan aktornya, dan mantan pacarku juga gak
secantik aktor wanitanya jadi ini yang perlu digaris bawahi.
Aku belajar menulis dari 2012
sampai sekarang tahun 2017. Aku belajar otodidak, hanya dengan modal pengen
tahu dan sering baca buku. Dan bayangkan, meski sudah selama itu sampai saat
ini tulisanku masih kurasa kurang bagus. Inilah salah satu alasanku kenapa aku
belum mau berhenti menulis dan alasanku belum mau berhenti menulis juga karena
sejujurnya “AKU PENGEN JADI JURNALIS”.
Tujuanku kuliah pertama kali itu
hanyalah ingin gabung dengan klub menulis atau lainnya, belajar itu nomor dua. Inilah
kenapa begitu menjadi MaBa saat teman-temanku nanya mau masuk UKM apa, dengan
mantap aku menjawab DIMENSI (semacam UKM pers mahasiswa, tapi di kampusku
namanya “DIMENSI”).
Kita disambut dengan meriah saat
pertama kali perkenalan, dan setelah beberapa minggu, kami mengikuti tes untuk
menjadi anggota tetapnya DIMENSI. Aku selalu mengikuti kegiatan DIMENSI dari
awal sampai pencalonan anggota. Namun, setelah beberapa minggu menjadi
anggotanya, aku merasa kalau kami tidak sevisi. Aku masuk disini untuk menulis
dan menjadi jurnalis, namun UKM kesayanganku saat itu lebih berfokus kepada
fotograpi dan fokus menjalankan salah satu program andalannya, yaitu: “OOTD
ITERA”. Aku pun keluar dari DIMENSI begitu saja.
Setelah keluar dari DIMENSI, aku hanya
menjadi mahasiswa biasa. Berjalan dengan dua kaki dan tidak bernafas dengan
insang. Menjalani hari-hari sebagai mahasiswa umumnya, belajar, makan, lalu
tidur.
Beberapa bulan setelah itu, saat
sedang asik browsing, sebuah pesan masuk ke handphoneku. Dari nama
pengiriminya, aku sudah sangat kenal siapa dia. Kami hanya berbeda setahun dan
kami berada di jurusan yang sama. Untuk saat ini, dialah kakak seniorku di
kampus. Pas kubaca pesan darinya, aku setengah gak percaya, karena gak ada angin
gak ada hujan tiba-tiba dia menyuruhku untuk mengisi salah satu jabatan
kepengurusan di Himpunan Mahasiswa Elektro dan Informatika (HMEI). Sumpah, aku
terkejut waktu baca pesannya itu, “emang ada bagian yang kek gitu,” tanyaku
dalam hati.
Kebetulan, diwaktu yang sama
Himpunanku, Himpunan Mahasiswa Elektro dan Informatika (HMEI) sedang membuka
lowongan untuk pengurus tetapnya selama satu priode. Serius, aku gak tertarik
sebenarnya sama jabatan, namun yang ini beda, yang ini diberi jabatan sekaligus
menjalani hobi. Aku disuruh masuk ke dalam bagian Sekertaris Jenderal (Sekjen),
namun Divisi Kominfo. Sumpah, bahagia banget, jabatan yang kita sangka gak ada,
ternyata tiba-tiba ada. Aku disuruh menjadi seorang Content Writer untuk blog Himpunanku, dan tugasnya untuk mengisi konten-kontenpada
web tersebut.
Gak cuma sampai disitu, puncak
kebahagiaannya itu terjadi ketika aku
sedang di Interview untuk mendapatkan
jabatan ini. Ketua Himpunanku bilang, kalau tugasku nanti kemungkinan bakal
lebih sulit. Harus mengikuti setiap kegiatan yang dihadirin oleh Ketua Himpunan
lalu mencatat berita acaranya dan mempostingnya di blog. Udah macam
jurnalis-jurnalis itu. Bedanya aku gak bawa nama pers, hanya bertugas mencatat
apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang dibahas pada acara tersebut lalu
mempostingnya.
Padahal aku gak pernah pacaran
sama Nabilah JKT48, tapi rasa bahagianya itu lebih-lebih daripada macarin
Nabilah, serius! AKHIRNYA APA YANG AKU TUNGGU-TUNGGU SELAMA INI TERNYATA MASIH
ADA. DAN YA, TERNYATA AKU DITERIMA MENJADI CONTENT WRITER UNTUK HIMPUNANKU! Damn! Amazing!
Inilah sebagian impianku yang
dulu pernah kuimpikan saat pertama-tama mulai menulis. Bisa meliput sebuah
acara lalu mempostingnya dengan resmi di sebuah web yang juga resmi bukan web
pribadi. Sebagian impianku ini memang terlihat kecil, tapi aku bersyukur dan
bahagia. Bukankah hal kecil yang selalu
kita syukurin akan memberi rasa bahagia yang tak ada habisnya?
Sebagian Impianku Kini Terkabul
Reviewed by Rizali Rusydan
on
January 07, 2017
Rating:
Kasihan banget hidup mu yaaa, putus aja ampe merana gitu.Padahal dia udah ada gebetanlain #Kasihan
ReplyDeletebegitulah hidup ini kadang mas :")) haha
Delete