Ujian SBMTN mungkin menjadi hal yang dinanti-dinanti oleh setiap siswa SMA. Berbeda dengan SNMPTN, gak ada satupun yang menanti soalnya yah, apa yang mau dinanti coba? Semua yang mengurus administrasi atau persayaratannya itu sekolah, siswanya paling tinggal nunggu hasil pengumumannya.
Sangking dinantinya, Sofi--adik perempuanku sendiri aja gak ketinggalan hebohnya. Belakangan ini dia sering ngubungin aku, ntah minta solusi atau tanggapan jurusan apa yang cocoknya dia ambil. Sebagai abang, aku ngebebasin dia mau milih jurusan apa aja, ntah itu sastra, bahasa inggris, maupun lainnya tapi dengan syarat, jika ntar diterima di jurusan tersebut, jangan ngeluh, jangan bilang susah, itu pilihanmu, maka cintailah jurusan pilihanmu karena mencoba belajar sesuatu yang tak dicintai itu sulit.
Semakin dekat waktu ujian, Sofi pun makin gencar ngubungin aku dan curhat masalah keluh kesahnya.
"Capek kali aku belajar mas, tiap hari belajar intensif di les, kadangpun begadang sambil baca-baca 'Zenius' tapi, pas test skorku masih belum pas sama passing grade yang aku pilih.. "
Wajar ajasih, belajar emang kadang terasa lelah, bukan kadang, belajar itu memang harus melelahkan kalau bisa diibaratkan sampe berdarah-darah. Merasa sakit dimana-mana, tapi kadang kita sendiri gak tau sakitnya itu dimana. Sampai akhirnya kita sadar, "oh iya, tadi malam aku belajar begadang semaleman". Bgaiku, itu baru namanya belajar.
Jujur, aku orang yang gak terbiasa belajar. Meskipun saat SMP aku selalu juara, dan ketika di SMA walaupun gak juara, tapi tetap menjadi salah satu laki-laki yang mendapatkan rangking yang lumayan di kelas. Itu semua dulu kudapat secara gampang, gak ada yang namanya belajar semaleman. Begitu kuliah, masuk di kampus teknik yang mengharuskan belajar itu bukanlagi sesuatu yang perlu diarahkan melainkan harus menjadi kebudayaan, barulah terasa ketar-ketirnya. Semester satu IP terjun bebas, semester dua meningkat, semester tiga dan empat ini alhamdulillah meningkat. Walaupun gak meningkat secara signifikan, tapi aku tetap berusaha membuat grafiknya akan selalu meningkat. Itu juga bukan dengan proses yang gampang.
Aku tau kalau belajar itu susah ketika berada di semester tiga. Sebagai mahasiswa yang semester satunya IP-nya terjun bebas, di semester ketiga inilah kesempatanku untuk memperbaikinya. Dulu yang rasanya belajar itu bebas, kini rasanya belajar itu beda, seperti ada tekanan yang gak bisa kita jelaskan. Tekanan inilah nantinya yang menggerakkan kita tahan belajar berjam-jam tapi dengan perasaan yang kalut, takut, rasanya belajar tidak lagi menyenangkan.
Berada di sekolah yang biasa-biasa aja membuat Sofi paham betul, dia tidak bisa hanya mengandalkan jalur undangan saja (SNMPTN) harus ada sedikit pengorbanan untuk mencoba jalur ujian bersama SBMPTN. Jalur ujian bersama inilah yang menjadi momok terbesar bagi anak-anak yang baru lulus SMA. Selain pesaingnya dari seluruh Indonesia, harus ada usaha yang ekstra buat bisa menjawab soal yang diujikan karena soal SBMPTN dikenal sangat sulit.
Berada di sekolah yang biasa-biasa aja membuat Sofi paham betul, dia tidak bisa hanya mengandalkan jalur undangan saja (SNMPTN) harus ada sedikit pengorbanan untuk mencoba jalur ujian bersama SBMPTN. Jalur ujian bersama inilah yang menjadi momok terbesar bagi anak-anak yang baru lulus SMA. Selain pesaingnya dari seluruh Indonesia, harus ada usaha yang ekstra buat bisa menjawab soal yang diujikan karena soal SBMPTN dikenal sangat sulit.
Kurang Persiapan
Hidup itu misteri. Gak ada yang bisa menebak alur ceritanya makanya kita butuh persiapan. Sebelum ujian SBMPTN sudah seberapa matang persiapanmu?
Manusia mahluk yang serba kurang dan selalu merasa kekurangan. Persiapan memang mesti kudu dilakuin mau apapun itu acaranya apalagi untuk ujian SBMPTN. Kita pasti sudah mengetahui batas kemampuan kita, dimana kekurang kita, dan apa kelebihan kita. Nah, disitulah intinya, sebelum ujian SBMPTN ada baik mengetahui dulu letak dimana kurangnya kita dipelajaran apa kita yang lemah. Setelah itu barulah kita tutupin dengan rajin membahas soal dan lainnya.
Tapi jika sudah waktunya seperti ini, sudah mepet, hanya pasrah yang bisa dilakukan setelah lelah berusaha. Alasan karena gak ada persiapan makanya gak lulus? itu hanyalah untuk orang lemah. Alasan diciptakan hanya untuk orang lemah yang mengetahui dirinya kurang tapi merasa cukup dan jika di gagal, seribu alasan pun muncul, tak bisa menerimanya.
Bingung Memikirkan Plan B
jika biasanya kau mendengar kalau hidup mesti punya rencana A dan B, kenyataanya hidup harus punya banyak planning (rencana) bisa jadi mulai dari abjad A sampai yang terakhir Z. Hidup adalah misteri maka dari itu harus banyak rencana untuk menghadapinya.
Tahun lalu, ketika aku gak lulus SNMPTN, dunia rasanya hitam, sunyi, dan semua orang gak ada yang peduli. Hidupmu hanya untukmu, dan hiduppmu adalah pilihanmu. Aku sempat bingung harus ngapain lagi setelah tak lulus SNMPTN. Mencoba SBMPTN? Itu pasti. Tapi kalau gak lulus SBMPTN, gimana?
Nah, dari sinilah aku mulai sering bertanya ke diriku sendiri, "besar nanti mau jdi apa?". Untuk menentukan cita-cita di masa depan saja aku masih bimbang. Aku melakukan ini berulang-ulang kali, mencoba makin mengenal diri sendiri.
Akhirnya setelah beberapa hari merenung dan menyendiri di dalam kamar, aku memiliki beberapa rencana seandainya SBMPTN gak lulus juga.
Kerja aku jadikan alternatif terakhir karena aku gak tau lagi seandainya SBMPTN gak lulus dan UM-PTKIN juga gak lulus.
Banyak orang bilang, "seandainya kau yakin, maka Tuhan akan menjawabnya". Seandainya kau yakin lulus dan mencoba fokus untuk tidak memikirkan hal lainnya, maka kau akan mendapatkannya. Man Jadda Wa Jada (Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka berhasillah ia). Mungkin sebagian orang percaya dengan kalimat tersebut, setiap orang juga berusaha optimis dengan apa yang telah dikerjakannya, tapi jangan lupa kita juga harus realistis. Optimis dan realistis itu berdampingan. Realistis inilah nanti yang membuat manusia memikirkan plan seandainya dia gagal dalam meraih tujuannya.
Mumpung masih muda puas-puasin gagal sebelum tua. Habiskan semua jatah kegagalan di masa muda. Jika kau gagal, bangkit, jika sudah bangkit, maka berpikir, rencana apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Terlalu Tegang dan Berdebar-debar saat Menunggu Pengumuman
Selain jatuh cinta dan menunggu kepastian dari si dia, menunggu hasil pengumuman SBMTPN juga gak kalah mendebarkan. Jantung berdegup cepat, napas tersengal-sengal, keringet dingin, ini sih pertanda kalau lu kena TBC. hehe..
Aku tau kalau menunggu bukanlah hal yang menyenangkan. Apalagi menunggu keputusan lulus/tidaknya kita di perguruan tinggi negeri. Lulus ke perguruan tinggi bisa jadi hanya untuk menaikkan gengsi diantara grup whats up keluarga. Gak penting jurusannya apa yang penting kampusnya. Sangking berdebar-debarnya, lo sampe susah bedain mana air putih sama air aki, lebih enak minum baygon campur madu atau air putih campur aki. Emang gitu, kalau lagi deg-deg an langsunh berubah jadi bodoh, panik, suka gajelas.
Sabun juga gitu, temen masa kecil yang nyoba SBMPTN lagi tahun ini. Sangking deg-deg annya nunggu hasil SBMPTN, Sabun berubah, mendadak jadi rajin sholat Ashar, rakaatnya dibanyakin jadi 12 belas, ditambah witir 3, dan diakhirin dengan sholat mayit, jaga-jaga kalau ntar dibakar masa karena udah menistakan sholat.
Padahal yang lo tunggu itu hanya dua warna yang bisa lo dapet di toko cat terdekat, kalau gak merah, ya hijau, bedanya cuman ada tulisannya, "Selamat anda berhasil lulus di perguruan tinggi yang anda pilih". atau "Mohon maaf, anda dinyatakan tidak lulus." Udah itu aja. Gak mungkin kan pas mantengin web pengumuman SBMPTN lu berharap yang keluar video bad a$$-nya Aw-karin?
Di titik ini, hidup lo ditentukan oleh dua warna, mungkin sewaktu mencari kerja, hidup lo bakal ditentukan oleh hasil wawancara, selanjutnya kita gak tau mau ditentukan dengan apalagi hidup kita, padahal yang menentukan kehidupan hanyalah amal baik biar kelak kita masuk surga dan bisa mandi bareng Megan Fox bersama-sama uhuyyy
Mau lulus ataupun tidak, itu gak jadi penentu masa depan. Mungkin tahun ini belum lulus, tahun depan siapa yang tau?
Hidup ini emang kejam ada kasta-kasta yang tak terlihat namun masih berlaku. Ada gep yang membedakan antara aku dengan dia dan menjadi penentu status dari setiap orang. kaya-miskin, cantik-jelek, pintar-bodoh, lulus-tidak lulus, padahal di India kasta sudah di hapuskan.
Jangan sedih kalau gak lulus, masih ada tahun depan kok :))
Aku gak mau bilang kalimat klise seperti "Yang berlalu biarlah berlalu. lupakan. Masih banyak kampus lain kok." Sambil neglus-ngelus dada, berpura-pura tegar. Nggak men, lo gak bakal bisa membiarkan ini berlalu terus melupakannya, ambil pelajaran dan jadikan bekal di tahun depan. Rasa sakit, kebencian, dapat mengubah manusia menjadi lebih kuat. Manusia selalu belajar dari rasa sakit. Karena kalau dia seneng mulu, mungkin dia Donald Trump. Sekian.
Hidup itu misteri. Gak ada yang bisa menebak alur ceritanya makanya kita butuh persiapan. Sebelum ujian SBMPTN sudah seberapa matang persiapanmu?
Manusia mahluk yang serba kurang dan selalu merasa kekurangan. Persiapan memang mesti kudu dilakuin mau apapun itu acaranya apalagi untuk ujian SBMPTN. Kita pasti sudah mengetahui batas kemampuan kita, dimana kekurang kita, dan apa kelebihan kita. Nah, disitulah intinya, sebelum ujian SBMPTN ada baik mengetahui dulu letak dimana kurangnya kita dipelajaran apa kita yang lemah. Setelah itu barulah kita tutupin dengan rajin membahas soal dan lainnya.
Tapi jika sudah waktunya seperti ini, sudah mepet, hanya pasrah yang bisa dilakukan setelah lelah berusaha. Alasan karena gak ada persiapan makanya gak lulus? itu hanyalah untuk orang lemah. Alasan diciptakan hanya untuk orang lemah yang mengetahui dirinya kurang tapi merasa cukup dan jika di gagal, seribu alasan pun muncul, tak bisa menerimanya.
Bingung Memikirkan Plan B
jika biasanya kau mendengar kalau hidup mesti punya rencana A dan B, kenyataanya hidup harus punya banyak planning (rencana) bisa jadi mulai dari abjad A sampai yang terakhir Z. Hidup adalah misteri maka dari itu harus banyak rencana untuk menghadapinya.
Tahun lalu, ketika aku gak lulus SNMPTN, dunia rasanya hitam, sunyi, dan semua orang gak ada yang peduli. Hidupmu hanya untukmu, dan hiduppmu adalah pilihanmu. Aku sempat bingung harus ngapain lagi setelah tak lulus SNMPTN. Mencoba SBMPTN? Itu pasti. Tapi kalau gak lulus SBMPTN, gimana?
Nah, dari sinilah aku mulai sering bertanya ke diriku sendiri, "besar nanti mau jdi apa?". Untuk menentukan cita-cita di masa depan saja aku masih bimbang. Aku melakukan ini berulang-ulang kali, mencoba makin mengenal diri sendiri.
Akhirnya setelah beberapa hari merenung dan menyendiri di dalam kamar, aku memiliki beberapa rencana seandainya SBMPTN gak lulus juga.
- Ujian UM-PTKIN
- Les Keahlian
- Mencoba Kuliah Swasta
- Ikut Bimbingan untuk persiapan tahun depan
- Kerja
Kerja aku jadikan alternatif terakhir karena aku gak tau lagi seandainya SBMPTN gak lulus dan UM-PTKIN juga gak lulus.
Banyak orang bilang, "seandainya kau yakin, maka Tuhan akan menjawabnya". Seandainya kau yakin lulus dan mencoba fokus untuk tidak memikirkan hal lainnya, maka kau akan mendapatkannya. Man Jadda Wa Jada (Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka berhasillah ia). Mungkin sebagian orang percaya dengan kalimat tersebut, setiap orang juga berusaha optimis dengan apa yang telah dikerjakannya, tapi jangan lupa kita juga harus realistis. Optimis dan realistis itu berdampingan. Realistis inilah nanti yang membuat manusia memikirkan plan seandainya dia gagal dalam meraih tujuannya.
Mumpung masih muda puas-puasin gagal sebelum tua. Habiskan semua jatah kegagalan di masa muda. Jika kau gagal, bangkit, jika sudah bangkit, maka berpikir, rencana apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Terlalu Tegang dan Berdebar-debar saat Menunggu Pengumuman
Selain jatuh cinta dan menunggu kepastian dari si dia, menunggu hasil pengumuman SBMTPN juga gak kalah mendebarkan. Jantung berdegup cepat, napas tersengal-sengal, keringet dingin, ini sih pertanda kalau lu kena TBC. hehe..
Aku tau kalau menunggu bukanlah hal yang menyenangkan. Apalagi menunggu keputusan lulus/tidaknya kita di perguruan tinggi negeri. Lulus ke perguruan tinggi bisa jadi hanya untuk menaikkan gengsi diantara grup whats up keluarga. Gak penting jurusannya apa yang penting kampusnya. Sangking berdebar-debarnya, lo sampe susah bedain mana air putih sama air aki, lebih enak minum baygon campur madu atau air putih campur aki. Emang gitu, kalau lagi deg-deg an langsunh berubah jadi bodoh, panik, suka gajelas.
Sabun juga gitu, temen masa kecil yang nyoba SBMPTN lagi tahun ini. Sangking deg-deg annya nunggu hasil SBMPTN, Sabun berubah, mendadak jadi rajin sholat Ashar, rakaatnya dibanyakin jadi 12 belas, ditambah witir 3, dan diakhirin dengan sholat mayit, jaga-jaga kalau ntar dibakar masa karena udah menistakan sholat.
Padahal yang lo tunggu itu hanya dua warna yang bisa lo dapet di toko cat terdekat, kalau gak merah, ya hijau, bedanya cuman ada tulisannya, "Selamat anda berhasil lulus di perguruan tinggi yang anda pilih". atau "Mohon maaf, anda dinyatakan tidak lulus." Udah itu aja. Gak mungkin kan pas mantengin web pengumuman SBMPTN lu berharap yang keluar video bad a$$-nya Aw-karin?
Di titik ini, hidup lo ditentukan oleh dua warna, mungkin sewaktu mencari kerja, hidup lo bakal ditentukan oleh hasil wawancara, selanjutnya kita gak tau mau ditentukan dengan apalagi hidup kita, padahal yang menentukan kehidupan hanyalah amal baik biar kelak kita masuk surga dan bisa mandi bareng Megan Fox bersama-sama uhuyyy
Mau lulus ataupun tidak, itu gak jadi penentu masa depan. Mungkin tahun ini belum lulus, tahun depan siapa yang tau?
Hidup ini emang kejam ada kasta-kasta yang tak terlihat namun masih berlaku. Ada gep yang membedakan antara aku dengan dia dan menjadi penentu status dari setiap orang. kaya-miskin, cantik-jelek, pintar-bodoh, lulus-tidak lulus, padahal di India kasta sudah di hapuskan.
Jangan sedih kalau gak lulus, masih ada tahun depan kok :))
Aku gak mau bilang kalimat klise seperti "Yang berlalu biarlah berlalu. lupakan. Masih banyak kampus lain kok." Sambil neglus-ngelus dada, berpura-pura tegar. Nggak men, lo gak bakal bisa membiarkan ini berlalu terus melupakannya, ambil pelajaran dan jadikan bekal di tahun depan. Rasa sakit, kebencian, dapat mengubah manusia menjadi lebih kuat. Manusia selalu belajar dari rasa sakit. Karena kalau dia seneng mulu, mungkin dia Donald Trump. Sekian.
Kegelisahan yang Biasa Dirasakan Saat Menunggu Pengumuman SBMPTN
Reviewed by Rizali Rusydan
on
June 13, 2017
Rating:
Hari patah hati nasional. Hahaha...
ReplyDeletehuhu :((
DeleteArtikel ini sangat kreatif semoga bermanfaat bagi semua terima kasih admin :)
ReplyDeleteTante Seksi
Tante Bispak
mahasiswi Bispak
comment of the year. nice comment. i love you.
Delete