Kemarin, aku melihat sebuah video singkat yang dibagikan oleh seseorang melalui akun media sosial line-nya. Video berdurasi kurang lebih 1 menit, memperlihatkan sekumpulan pemuda yang sedang berdemo berlari berhamburan dihajar oleh oknum aparat. Miris, bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Aku terpancing, namun karena waktunya tidak tepat aku hanya melihat video tersebut tanpa harus menarik sebuah kesimpulan soalnya ada hal penting yang mesti dilakukan saat itu juga.
Beberapa waktu lalu, aku berpikir kalau negaraku sedang baik-baik saja Setidaknya lebih baik dari Korea utara. Dimana demokrasi di bungkam, jangankan demokrasi, arus informasi yang seharusnya dapat dinikmatin publik seperti: berita, film, maupun internet, semuanya dikuasai oleh pemerintah.
Warga negaranya dipaksa untuk berpura-pura suka dengan pemimpin utama negaranya yang dianggap sebagai Tuhan yang kehadirannya harus dielu-elukan dan dipuja. Mau sampai kapanlagi membohongi rakyat dengan doktrin abal-abal dan berita yang dibesar-besarkan atas kinerja sempurna dari pemerintahannya.
Awal mulanya, Sang Diktator Terhormat dan yang paling dicintai rakyatnya, Kim Jong Un, ingin menciptakan sebuah negara dimana baik itu pemerintah maupun rakyatnya "sama rata, sama rasa" pemerataan untuk semua golongan. Nyatanya ketimpangan yang sebenarnya terjadi. Beberapa golongan seperti militer, simpatisan pemerintah, dan semua golongan elit yang mendukung pemerintahanlah yang dapat menikmati semua hal mewah yang dijanjikan. Rakyat biasa? mereka dibiarkan tersiksa, bergelut dengan kemiskinan yang menggrogoti setiap warga sampai ke keturunannya. Aku berharap negaraku saat ini tak seperti itu.
Namun fakta berkata lain, dua hari setelah itu sehabis aku menonton cuplikan video singkat tersebut sekali lagi dan rasanya miris. Hatiku seperti dicabik, dicincang kecil-kecil lalu dibuang ke sungai yang sangat gelap dan dalam. Yang kalau kau jatuhkan batu diatasnya, butuh beberapa menit kemudian baru suaranya terdengar dan kau tahu kalau batu tersebut baru saja masuk ke dalam air.
Mereka hanya ingin berdiskusi serta mengoreksi kinerja dari pemerintah saat ini dan ingin menagih janji nawacita yang dulunya dijanjikan. Tapi sayang, pemerintah menganggap kalau demo ini seperti sebuah ancaman yang akan menjatuhkan kekuasaan.
Buat kalian yang belum tau apa itu nawacita, merupakan sembilan gagasan utama atau program kerja yang akan dikerjakan apabila nantinya Bapak Calon Presiden yang terhormat Jokowi terpilih. Jadi ini isi dari gagasan nawacita tersebut. Mengutip dari laman http://www.kpu.go.id/ berikut inti dari sembilan program tersebut:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.
Setelah terpilih dan tiga tahun menjabat sebagai Presiden, para mahasiswa merasa kalau program-program yang dicanangkan oleh Bapak Jokowi gagal. Oleh karena itulah hari itu mereka hadir untuk mengkoreksi kinerja dari Bapak Presiden kita yang terhormat mulai dari siang hingga malam.
Aku tau tak ada pemimpin yang sempurna. Mungkin pemimpin yang sempurna hanyalah kisah fiksi belaka. Karena sejatinya pemimpin itu masih manusia biasa. Terkadang dia benar tapi pasti suatu saat ada salahnya. Selama kau masih menjadi manusia bukan Tuhan, maka dirimu tak luput dari kesalahan. Semuanya itu emang kodrat. Dan selama kau juga seorang pemimpin, setiap orang juga berhak mengomentari memberi masukan agar terciptanya sebuah kemajuan untuk negeri.
Itu hak semua orang untuk menyuarakan pendapat, menyampaikan aspirasi sama-sama mengkoreksi kinerja dari pemerintah. Tapi ada saja orang yang merasa tak terima, dan yang lebih parahnya menghina orang-orang yang menanyakan hal tersebut.
Lucu, di jaman sosial media memiliki kekuatan untuk menyuarakan kebaikan, bagaimana mungkin kalian menghina dan tertawa membuat lelucon seakan-akan kalian yang tau segalanya.
Berkomentar tanpa pikir panjang, menulis tanpa harus mengerti, seperti itulah realita rakyat Indonesia masa kini. Semuanya merasa paling benar, dunia maya dianggap setara dengan dunia nyata, dan berpikir kalau semua hal bisa dijadikan candaan. Jika disalahkan, jarinya akan mengetik kalimat yang lebih sadis, lebih mengumpat, sampai lawan komentarnya terdiam dan menganggapnya sebagai sebuah kemenangan.
Jika kalian tidak bisa mendukung, maka jangan mencela, jika kalian hanya bisa diam, jangan mengumpat, mereka berjuang menuntut keadilan rakyat. Di jaman serba teknologi sekarang setiap orang dapat mengutarakan pendapatnya dimanapun dia mau.
Tapi sayang, banyak orang salah, mereka berpendapat menuliskan komentar tidak menggunakan otaknya terlebih dahulu, melainkan nafsu ingin menggurui dan mendebat yang lain. Internet memang membuka semua sisi gelap manusia dimana setiap setiap orang bebas menyampaikan aspirasinya namun itu disalahgunakan. Mungkin bertujuan untuk melucu, maklum selera humor setiap orang berbeda. Namun, kita lupa berpendapat menyampaikan aspirasi tujuannya untuk memberi kritik/ komen yang membangun bukan untuk menghina apalagi mengatakan kalau mahasiswa yang berdemo semata-mata hanya untuk mendapatkan "sebungkus nasi bungkus serta lauk-pauknya" ini gak etis.
Perkataan ini keluar dari banyak orang yang mungkin otaknya sudah pindah ke dengkul. Karena keseringan ditekuk, jadinya goblok.
Setiap orang bekerja menurut perannya, bekerja sesuai porsinya, sebagai bagian dari mahasiswa, aku turut menyampaikan duka cita mendalam atas tindakan pemerintah yang berusaha membungkam. Maafkan aku yang tak bisa turun aksi, aku masih disibukkan dengan studiku. Terimakasih untuk kalian yang sudah rela turun ke jalan untuk menuntut transpransi serta mengoreksi kinerja presiden kita terkini atas iming-iming program kerjanya sewaktu pemilu, "Nawacita". Hanya ini yang bisa kulakukan sekarang, aku tau ini tak cukup.
Terimakasih
Atas nama mahasiswa anti komen-komen di instagram, dan facebook
-Rizali Rusydan-
Negaraku Sedang Tidak Baik-baik Saja
Reviewed by Rizali Rusydan
on
October 24, 2017
Rating:
No comments: