Komentar terbaru

Manusia Rusak


Jika ada satu pertanyaan yang paling ingin aku ketahui itu adalah: isi dari perjanjianku dulu dengan Tuhan sebelum lahir ke dunia. Aku sungguh ingin bertanya tentang: mengapa aku lahir di dunia, seberapa panjang umurku, apa hidup yang sekarang adalah hidup yang pernah kubicarakan kepada-NYA sebelum dilahirkan?

Semua pertanyaan itu menusuk masuk ke dalam kepala. Yang selalu muncul di saat lengang. Bukan hal besar namun bukan pula hal kecil. Rasa-rasanya pertanyaan itu seperti menggelantung di ingatan. Pernah ingat tapi kapan, pernah diucap tapi lupa.

Mengapa aku lahir di dunia?

Tuhan, seandainya Kau tahu bahwa aku yang berumur 19 tahun adalah mahluk yang rentan, apakah Kau masih mengabulkan permintaanku untuk lahir di dunia? Selain karena Ayah dan Ibuku yang mengupayakanku untuk lahir, aku tahu, Kau pasti turut andil dalam urusan ini. Aku memujamu sama seperti orang lain memujamu.

Apakah 'Aku' yang sekarang ini adalah gambaran yang dulu pernah dibicarakan sewaktu masih di sana?

Jika iya, itu luar biasa! Berarti aku bodoh tak karuan karena melupakannya.

Jika tidak, berarti dari awal bagaimanai caraku menjalani hidup memang belum diatur. Hanya lahir, mati, berarti itu yang Kita bicarakan dulu.

Aku tak ingin mengingkari pilihan yang telah kuminta karena kuyakin di alam sana banyak calon bayi yang meminta permintaan serupa: ingin dilahirkan di dunia. Tapi karena belum waktunya, mereka belum pula turun ke dunia atau memang belum ada 2 orang yang coba mengupayakan mereka.

Bumi di mana manusia tinggal, hidup, menetap, lalu tua, dan mati kemudian adalah sebuah senda gurau isapan jempol belaka. Apa yang terjadi hari ini adalah sama dengan yang terjadi 20 atau 40 tahun sebelumnya.

Bumi yang tua, kehidupan yang rusak, ditambah sekumpulan manusia yang ikut rusak karena tumbuh dari tanah yang rusak, hal-hal rusak inilah yang telah bertahan cukup lama.

Diantara milyaran manusia rusak, kini aku tahu apa yang ingin aku lakukan. Baik untuk hari ini, besok, atau selamanya, aku tau. Mimpi dan tekad ini adalah satu-satunya yang diwarisi dari tumbuh di tanah yang rusak. Namun, apakah yang lain akan membiarkanku melakukan yang ingin kulakukan?

Tentu tidak.

Pada dasarnya kita terlahir rusak di tanah yang rusak. Sebagai sesama manusia rusak mewarisi kerusakan adalah hal yang diperlukan. Kau takkan bisa menjadi benar, karena MENJADI RUSAK ADALAH WARISAN YANG DITURUNKAN!

Aku tak akan pernah bisa menjadi diriku bila tak melawan, bila tak menentang, aku percaya itu. Orang-orang terdekatku selalu melarangku untuk menjadi benar. Mereka hanya ingin aku rusak seperti dulu dan memaksaku melakukan sesuatu yang menurut mereka pantas untukku.

Begitulah siklus hidup manusia rusak di tanah yang rusak.

Jadi, kau paham apa maksudku bukan?
Manusia Rusak Manusia Rusak Reviewed by Rizali Rusydan on April 04, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.