Komentar terbaru

Sehari, Seminggu, Setahun, Selamanya


Tiap kali terbangun, pertanyaan yang selalu muncul di kepalaku selalu seperti ini, “Aku dimana?”, “Jam berapa sekarang?”, “Apa yang terjadi tadi malam?”

Lalu duduk di pinggir kasur, meminum segelas air, sambil memijat-mijat lembut pelipis berusaha mengencangkan sekrup ingatan di kepala yang dirasa mulai kendur. Selama beberapa menit, barulah John sadar, tidak terjadi apapun malam itu.

Di luar kamar terdengar suara grasah-grusuk, suara sapu pemilik rumah sewa yang sedang menyapu halaman. Syukurlah, ini masih pagi ternyata. Jika yang pertama kali John dengar adalah suara keluhan, ataupun ocehan, berarti itu tanda jika hari sudah siang. Aktifitas pemilik rumah sewa menjadi alarm terbaik baginya.

Itulah yang selalu terjadi dalam hidup John sehari-hari.

Masih dalam keadaan ngantuk, John memutuskan untuk berjalan masuk ke kamar mandi, mencuci muka, mengusir sisa kantuk yang menempel di mata. Setelah itu duduk menghadap ke layar monitor yang menyala, dan mulai menulis. John selalu berusaha untuk menulis saat pagi hari walau kenyataannya dia lebih sering bangun siang. Ini merupakan sebuah konntradiksi antara harapan dan realita.

Menulis satu cerita bebas yang idenya spontan mungkin bagus untuk melatih nalar. Setelah cerita itu selesai, barulah John memulai hari. Mandi dan bersiap untuk berangkat kuliah. Jika hari sedang baik biasanya dia lari pagi terlebih dulu.

Sehari, seminggu, setahun, selamanya John akan selalu melakukan hal yang sama tergantung situasi dan keadaan. Kembali ke kamar saat malam, meletakkan tas, menanggalkan baju, lalu duduk di kursi yang menghadap ke layar, menonton beberapa video, lalu bersih-bersih.

John selalu melakukan hal itu berulang-ulang. Dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, sampai kadang itu membuatnya kepikiran, bagaimana seandainya jika suatu hari ia dapat menemui seorang Professor ahli robot dan memintanya menciptakan sebuah robot tiruan yang dapat menggantikannya melakukan aktifitas rutinnya sehari-hari. Selagi robot itu menggantikanku, mungkin aku bisa mencoba melakukan hal lainnya, pikirnya. Hal baru yang belum pernah dia coba sebelumnya.

Meskipun John yakin kalau robot itu dapat menggantikan perannya secara sempurna, John ragu dengan dirinya. Apakah dia mampu melakukan sesuatu yang disebutnya sebagai ‘aktifitas baru yang belum pernah ia lakukan sebelumnya’.

Baik itu tubuh, pikiran, semuanya sudah ditempa sekian lama hanya untuk melakukan rutinitas yang demikian. Tanpa disuruh sekalipun, mereka akan bergerak dengan sendirinya dan John akan terbawa pada situasi yang sama berulang-ulang. Seperti masuk ke dalam labirin yang tak berujung.

“Mungkin dibelantara hutan Afrika, hutan Amazon, atau di negara seperti Peru, ada beberapa orang yang berpikiran sama denganku.” Batinnya. Melakukan hal yang sama dari hari ke hari. Seperti sebuah mesin yang diprogram cara kerjanya.

“Sepertinya aku butuh libur. Istirahat dan tarik nafas sebentar.” gumam John pada dirinya.

Untuk apa dia melakukan itu semua? Melakukan hal yang sama berulang-ulang. Untuk menjadi orang yang sukses? Tidak juga.

Dan kehidupan merupakan sesuatu yang nyata bukan dongeng. Jika kau tertusuk yang keluar adalah darah, bukan pelangi, tidak pula muncul kekuatan supranatural yang membuatmu kebal. Yang di dalamnya terdapat banyak lubang, ketidakpastian, ketidakadilan, berjuta kemungkinan yang tidak sesuai dengan apa yang kau harapkan.

John tahu bahwa dunia ini sebuah dunia yang anti klimaks. Akan terus berjalan ada-tidaknya kau di dalamnya.

sialan. terima kasih tuhan telah menciptakanku pada dunia yang tak berujung.
Sehari, Seminggu, Setahun, Selamanya Sehari, Seminggu, Setahun, Selamanya Reviewed by Rizali Rusydan on March 29, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.