Membaca judulnya saja sudah ngeri apalagi bila harus membayangkannya.
Seluruh anak kos di Indonesia pasti ngerti betapa getirnya 10 hari terakhir dalam
setiap bulan.
Anak kos di seluruh Indonesia pasti paham bahwa kalender pendidikan universitas
normalnya dilaksanakan dalam rentang waktu 9-10 bulan setiap tahunnya. Bila
ditotal 10 hari terakhir dari setiap bulan mahasiswa berkuliah, maka totalnya
menjadi 90 hari. Bayangkan, dalam setiap tahun ajaran, Mahasiswa yang notabene
anak kos-kosan miskin yang lebih baik mati saja harus menghadapi
kengerian dan penderitaan yang sama selama 90 hari setiap tahunnya.
Aku sudah pernah menulis hal ini sebelumnya. Tetap saja perkara
akhir bulan memang tak ada habisnya dan selalu seru untuk dibahas. Selama eksistensi
mahasiswa masih berlaku, selama itu pula jerat kemiskinan akan selalu membelenggunya.
Mulai dari memakan nasi dengan lauk Indomie, sampai jadi buronan bukde penjual
nasi.
Meskipun aku bukan mahasiswa yang miskin-miskin banget tapi juga
bukan yang kaya-kaya banget alias hidup segan matipun mau, alias AH BANGSAT
UANG TINGGAL CEBAN PADAHAL MASIH ADA 5 HARI LAGI SEBELUM AWAL BULAN, krisis
finansial selalu menjadi hantu di setiap 10 hari terakhir.
Berbagai jurus sudah dilakukan. Mulai dari menghemat pengeluaran
dengan masak sendiri, sampai yang paling ekstrim: main ke rumah temen sampai larut
malam biar pas maghrib ditawarin makan oleh ibunya. Sudah, sudah hampir semua
muslihat dilakukan. Namun jurus tersebut tidak bisa terus menerus dilakukan.
Aku sampai kepikiran untuk menjadi super alim dengan berpuasa Nabi
Daud, atau berpuasa Senin-Kamis di setiap 10 hari terakhir di setiap bulannya.
Semua itu dilakukan demi mendapatkan makanan gratis yang selalu disediakan oleh
organisasi Islam di kampusku. Tidak, tidak, aku tidak boleh seperti itu,
pikirku. Puasa harus ikhlas karena Allah bukan karena pengen dapat makanan
gratis. Tapi, kalau ikut buka bersama tanpa harus puasa, boleh enggak? Semoga
organisasi Islam di kampusku membaca tulisan ini!
Sangking parahnya, aku sampai pada masa di mana aku harus memasukkan
air ke dalam botol sabun cair yang sudah habis tak bersisa, mengocoknya sekuat
tenaga sampai menghasilkan busa, dan barulah kupakai. Tidak sia-sia aku belajar
Kimia di semester satu dan dua. Terima kasih Kimia! Berkatmu saya jadi semakin nyaman
hidup dalam kemiskinan.
Segitu dulu pamer kemiskinannya, kita lanjutkan di
lain kesempatan. Terima kasih! Kalian juga punya cerita kemiskinan yang ingin dipamerkan? Silahkan share di bawah!
Tentang: Akhir Bulan
Reviewed by Rizali Rusydan
on
September 28, 2019
Rating:
No comments: