Selama kuliah di jurusan informatika aku nemuin berbagai
macam temen yang sifatnya unik dan punya ciri khas tersendiri. Ada yang suka
ngoding, kalau udah ngoding bisa-bisa sampe lupa diri. Ada juga yang pendiam
mirip Limbad, kalau ngomong pun susah, harus punya kekuatan dan pastinya ada juga
teman yang belangsak (pecicilan). Meskipun tampilan luarnya sangar, baju dan
celana udah kayak kecemplung paret warnanya hitam-hitam, sifatnya belangsakan,
belum tentu hatinya juga sangar seperti penampian luarnya. Se-belangsak apapun
cowoknya, kalau udah putus cinta pasti ngerasa galau tiada tara.
Bicara soal putus cinta, siapa sih yang bisa tahan? Manusia
se-belangsak Zainuddin pun tak mampu menahannya. Oh iya, kenalin, temenku
namanya Zainuddin. Dia salah satu mahasiswa yang paling murah senyum dan paling
belangsak yang pernah aku kenal. Tapi sayang, beberapa hari ini wajahnya
terlihat murung. Wajahnya yang biasa nebar senyuman, kini menebar kesedihan dan
raut matanya berubah sendu seakan-akan perlu untuk dikasihani.
Sewaktu dikantin, saat sedang ngumpul, aku pun
memberanikan diri bertanya kenapa si Zainuddin apa yang terjadi padanya belakangan
ini.
Zainuddin hanya menjawab pelan dan pasrah, “Gua baru
diputusin..”
“Udah berapa lama emangnya jadian?”
“Baru juga sebulan,” jawab Zainuddin pasrah yang kini mulai bersiap menenggak porstek pembersih
lantai yang ada di sebelahnya. Aku yang denger bingung, ini mau galau apa
ngakak. Baru jadian sebulan, bulan depannya putus. Ini cinta beneran atau
cinta-cintaan? Gak sampe disitu, Zainuddin juga bilang kalau dia diputusin satu
hari sebelum ultah si cewek.
Jadi, sorenya, satu hari sebelum si Cewek ultah Zainuddin uda
nyiapin kado buat dikasih ke si cewek. Pas tiba waktunya, Zainuddin pun memberikan
kado tersebut. Tentu raut wajah bahagia tersemat di wajah Zainuddin dan
pacarnya saat itu. Dikasih surprise ketika ultah adalah satu hal yang gak
pernah aku sendiri rasain sampe saat ini. Well, surprise terbesar yang pernah
aku dapetin dalam hidup itu ya.. diputusin ketika ultah.
Gak ada badai gak ada hujan, malemnya, beberapa jam setelah
Zainuddin ngasih tuh surprise mereka bertengkar dan akhirnya putus. Ironis,
bukan? Pas sore sama-sama bahagia, namun ketika malam salah satunya terluka.
Belum selesai sampai disitu, paginya, si cewek ngebalas kebaikan Zainuddin atas
kadonya kemarin dengan mengajaknya makan bareng untuk ngerayain ultahnya tapi
dengan status yang tidak lagi sama. Bayangin, makan bareng si do’i dan
temennya, tapi statusnya udah gak pacaran dan tololnya si Zainuddin malah
nerima. Lebih bagus ngisep baygon cair ketimbang harus makan semeja bareng
mantan, nyesek.
Semenjak itu Zainuddin pun sukses jadi bahan bully-an selama
beberapa hari, ini juga membuktikan kalau hubungan kakak tingkat dengan adek
tingkat gak selamanya berjalan mulus, ada aja krikil yang menghambat. Ekspressi
sedih pun tak bisa terelakkan dari wajah Zainuddin.
Cinta itu rumit. Perlu logika, namun tak banyak. Diputusin
itu biasa, tapi nyeseknya tiada tara. Mungkin gara-gara sering nge-hina Zainuddin,
kini aku kena batunya.
Ada beberapa hal yang bisa membuatku bergetar serasa tak
berdaya. Pertama, waktu sadar uang kiriman belum juga datang. Kedua, ketika aku
tau fakta kalau cewek yang kusuka ternyata suka sama orang.
Aku punya prinsip, kalau suka belum tentu harus pacaran kalau kesepian nggak harus nyari
pacar. Kamu gak pantas untuk itu, kamu gak pantas jadi penghilang sepi,
kamu lebih dari itu.
Ketika menyukai
seseorang harusnya kita bahagia dengan apa yang membuatnya bahagia,
mengupayakan sekuat tenaga untuk membuatnya bahagia, ataupun mendoakannya agar
selalu merasa bahagia.
Nyatanya tidak. Gak selamanya kita akan bahagia melihat orang yang kita suka
bahagia, pasti terselip sedikit kekecewaan. Ah... Cinta…
cinta… cinta.. empat hurup sejuta makna namun sulit dipahamin dengan
kata-kata.
Realita cinta segitiga, ada AKU, KAU, dan DIA. Pandanganku
selalu menuju padamu, namun kau menuju padanya, ah-sudahlah.
Dan tahukah kalian? ternyata cowok yang disukai si cewek
adalah teman dekat a.k.a sahabatku sendiri. Hell yeah! Oh Tuhan, sepertinya aku
terlahir hanya untuk menceritakan lalu menulis kisah sedih dan betapa bodohnya
perjalanan hidupku. Emang nyesek, tapi pasti ada hikmah dari semua ini. Aku
bersyukur, dengan adanya cinta segitiga ini, setidaknya aku bisa ngerasain
gimana sakitnya menyukai orang yang suka sama orang lain kemudian menulisnya dan menceritakannya kembali
kepada seseorang. Mudah-mudahan ini bisa menjadi topik pembahasan yang
menyenangkan setiap saat.
Buat Zainuddin, hidup tetap harus berlanjut meskipun badai
terus menerjang. Putus cinta itu hal biasa pasti ada pelajaran dibalik
semuanya. Lupakan dia, lupakan orang-orang yang pernah menyakitimu, cari hobi
baru, buat kesibukan baru pasti gak ada sedetik pun terbesit di otakmu jika kau
sibuk. Berdiam diri dan menahan perasaan bukanlah jawaban. Tenang, masih banyak
wanita di luar sana, Miyabi juga
masih nganggur #PrayForZainuddin.
Realita Cinta Segitiga
Reviewed by Rizali Rusydan
on
October 03, 2016
Rating:
cinta segitiga ga jaman lagi, sekrang udah segi empatt wuhuu
ReplyDeleteiya juga. Inshaa Allah bulan depan aku buat cinta segienam biar lebih mantep. Antara aku, kau, mbokmu, pembantumu, emakku, serta ayahmu. doakan saja.
DeleteWkwkwk pray for lu juga kaliiii :D
ReplyDeleteSantailah, ntar langsung lamar anak gadis aja :D
oppp, maen lama2 ajanih. tamat kuliah aja kayaknya nggak mungkin XD
DeleteDari perkataan sobat, "Ketika menyukai seseorang harusnya kita bahagia dengan apa yang membuatnya bahagia, mengupayakan sekuat tenaga untuk membuatnya bahagia, ataupun mendoakannya agar selalu merasa bahagia." Jleb banget ke hati saya wkwkwkw ^_^
ReplyDeletekdang suka itu bukan cinta, makanya jangan terburu2 anggap suka itu cinta.
ReplyDeleteoke, thanks sarannya mas. :)
Deletelebih baik sakit hati drpd sakit gigi
ReplyDeletenyanyi dangdut mas?
DeleteDangdut mania, mantap!