Sepertinya aku memang harus hidup dengan menanggung sedikit beban dari teman-temanku. Khususnya temen perempuanku. Aku tau kalau hidup harus berbagi, saling membantu, meringankan beban orang lain, yah begitulah tugas manusia. Aku heran, kenapa setiap ada temen yang galau pasti ceritanya ke aku. Tidak bisa dipungkirin kalau setiap manusia pasti punya masalah, pernah merasa galau akan suatu hal misalnya cinta. Padahal berulang kali sudahku bilang kalau solusinya itu simple, lepaskan, lupakan, baikan, lalu ikhlaskan. Tapi cinta berkata lain, ini bukan urusan yang bisa diselesaikan dengan logika semata, lebih dalam dari itu, melibatkan perasaan yang lebih dominan sampai melupakan logika dan kemampuan manusia dalam berpikir sehat.
Akibat terlalu lama menggenggam dan memiliki, akhirnya sulit untuk melepaskan. Maka dari itu, sayangilah pasanganmu sekenanya, kasih dia rasa sayang tapi jangan berlebihan, akibat terlalu sayang, sulit rasanya melepas apalagi mengikhlaskan.
Sama halnya dengan yang dialamin oleh mantanku yang satu ini.
Aku udah lama gak berhubungan dengannya, mungkin hampir setahun gak ada kabar, aku panik waktu tiba-tiba dia nge-dm dan tiba-tiba nyepam minta id line. Seriusan, aku panik, jangan bilang kalau dia minta id line hanya untuk mengungkit masa lalu kami berdua dan membagikan rasa sakitnya kembali padaku. Ah, gak mungkin, kali aja dia mau pinjam duit? Tapi gak mungkin juga, seharusnya dia tau kalau anak kosan jangankan duit, minjam indomie aja harus berdebat dulu.
Kalau galau, cewek emang gak pernah basa-basi, langsung main nyerobot aja tanpa bilang assalamu'alaikum dulu, atau nanya ada waktu nggak. Main langsung curhat-curhat aja..
"Zali.. aku galau kalilah sebulan ini. Ntah kenapa aku jadi sering nangis sendiri. Gara-gara pacarku itu, ntah apa-apa aja tingkahnya sekarang.."
"Terus?"
"Yah gitu, aku belakangan ini lagi suka nge-stalk sosial medianya, eh banyak chat-chat dari cewek lain. Cemburu kalilah aku, aku aja gak pernah chatting cowok lain, dia pula yang kegatalan.."
"Terus?"
"Gak sukalah aku! Bisa pulak dia giniin aku!"
"Terus?"
"Is.. kau pun terus-terus aja balasnya, sombong kalipun kau, ah males kali pun aku ngomong samamu.."
"Yaudah, gak usah ngomong lagi lah, selesai." jawabku
"Is.. kau pun.."
"YAH TERUS AKU HARUS APA?!! Datang-datang galau, main curhat-curhat aja, udah macem jailangkung aja pun kau, bedanya kalau jailangkung diundang buat nyari setan, kalau kau gak diundang eh main curhat-curhat aja..
"Putusin ajalah kalau buat kau sedih, susah kali pun.." balasku.
"Aku gak bisa Zal, aku udah sayang kali sama dia, ntah lah aku gak tau harus apa lagi.."
"Yaudahlah baikan aja, kan kau juga masih sayang kali sama dia.."
"Enak kali dia, dikiranya aku bisa sabar-sabar aja, AKU GAK SUKA KALI DIGINIIN SAMA DIA!!!"
Ini nih, bagian yang paling kubenci kalau jadi pendengar setia curahan hati seorang mantan. Dikasih solusi, dibantah, disuruh baikan, gak bisa, TERUS AKU HARUS GIMANA COBA?
"Nggak bisa Zali, nggak bisa..." jadi alasan klise yang selalu dibuat-buat seakan-akan kau lah mahluk bumi paling lemah cuman gara-gara pacar galaunya sampek gak karuan. Nangis-nangis gak jelas cuman buang-buang tenaga dan air mata, emang kalau gak bisa, baikan, nggak bisa baikan, putus, nggak bisa putus, salah sendiri kenapa tadinya mau pacaran.
Yang namanya pacaran harus siang dengan yang namanya putus lalu berpisah. Ntah itu karena pernikahan, atau cuman masalah sepele belaka.
Aku gak tau serenta apa kondisinya saat itu, aku juga gak tau semenderitanya mantan seperti apa, tapi yang aku tau, aku dulu pernah ngerasain yang dia rasa. Kalau aku ingat lagi, ah, berat rasanya itu menjadi mimpi buruk terbesar yang pernah dibuatnya untukku. Bedanya aku berdamai dengan masa lalu, tak berlari menjauhinya apalagi melupakannya, aku hanya butuh berbaikan dan menerimanya seaka-akan itu salah satu pelajaran hidup meskipun butuh waktu yang lama, berbulan-bulan mungkin.
Selama beberapa hari aku jadi tempat pembuangan curhatnya. Menampung semua emosinya, selalu memberikan solusi, sampai kadang aku heran sendiri, kenapa dia mau curhat sama orang yang gak pacaran? Yang hatinya udah keset kek alas kaki musholla?
"Zali.. aku galau kalilah sebulan ini. Ntah kenapa aku jadi sering nangis sendiri. Gara-gara pacarku itu, ntah apa-apa aja tingkahnya sekarang.."
"Terus?"
"Yah gitu, aku belakangan ini lagi suka nge-stalk sosial medianya, eh banyak chat-chat dari cewek lain. Cemburu kalilah aku, aku aja gak pernah chatting cowok lain, dia pula yang kegatalan.."
"Terus?"
"Gak sukalah aku! Bisa pulak dia giniin aku!"
"Terus?"
"Is.. kau pun terus-terus aja balasnya, sombong kalipun kau, ah males kali pun aku ngomong samamu.."
"Yaudah, gak usah ngomong lagi lah, selesai." jawabku
"Is.. kau pun.."
"YAH TERUS AKU HARUS APA?!! Datang-datang galau, main curhat-curhat aja, udah macem jailangkung aja pun kau, bedanya kalau jailangkung diundang buat nyari setan, kalau kau gak diundang eh main curhat-curhat aja..
"Putusin ajalah kalau buat kau sedih, susah kali pun.." balasku.
"Aku gak bisa Zal, aku udah sayang kali sama dia, ntah lah aku gak tau harus apa lagi.."
"Yaudahlah baikan aja, kan kau juga masih sayang kali sama dia.."
"Enak kali dia, dikiranya aku bisa sabar-sabar aja, AKU GAK SUKA KALI DIGINIIN SAMA DIA!!!"
Ini nih, bagian yang paling kubenci kalau jadi pendengar setia curahan hati seorang mantan. Dikasih solusi, dibantah, disuruh baikan, gak bisa, TERUS AKU HARUS GIMANA COBA?
"Nggak bisa Zali, nggak bisa..." jadi alasan klise yang selalu dibuat-buat seakan-akan kau lah mahluk bumi paling lemah cuman gara-gara pacar galaunya sampek gak karuan. Nangis-nangis gak jelas cuman buang-buang tenaga dan air mata, emang kalau gak bisa, baikan, nggak bisa baikan, putus, nggak bisa putus, salah sendiri kenapa tadinya mau pacaran.
Yang namanya pacaran harus siang dengan yang namanya putus lalu berpisah. Ntah itu karena pernikahan, atau cuman masalah sepele belaka.
Aku gak tau serenta apa kondisinya saat itu, aku juga gak tau semenderitanya mantan seperti apa, tapi yang aku tau, aku dulu pernah ngerasain yang dia rasa. Kalau aku ingat lagi, ah, berat rasanya itu menjadi mimpi buruk terbesar yang pernah dibuatnya untukku. Bedanya aku berdamai dengan masa lalu, tak berlari menjauhinya apalagi melupakannya, aku hanya butuh berbaikan dan menerimanya seaka-akan itu salah satu pelajaran hidup meskipun butuh waktu yang lama, berbulan-bulan mungkin.
Selama beberapa hari aku jadi tempat pembuangan curhatnya. Menampung semua emosinya, selalu memberikan solusi, sampai kadang aku heran sendiri, kenapa dia mau curhat sama orang yang gak pacaran? Yang hatinya udah keset kek alas kaki musholla?
Pernah, mungkin karena udah terlalu bingung atau enggak ada temen untuk diajak bicara, malamnya mantan ngajak telponan, sekalian dengerin ceritanya yang menurutku lebih panjang dari sinetron Anak Jalanan.
Dia pun curhat masalah pacarnya yang sikapnya mulai berubah kek Dajjal. Padahal, sebelumnya dia ngaku kalau pacarnya itu baik, kayak Haji Sulam. Yang mendadak cuek kayak batu, yang mendadak sering bohong, yang katanya gak ada waktu tapi masih aktif main whatsapp. Yang tadinya janji mau sehidup semati, eh sekarang malah janji gak mau sehidup mati.
"Ini sebenarnya kau pacaran sama siapa sih? Pertama kau bilang dia berubah kek Dajjal, padahal sebelumnya baik kek Haji Sulam. Dulunya perhatian, sekarang udah kek batu, cuek banget. Jangan bilang kalau kau pacaran sama orang yang mirip Dajjal, tapi wajahnya mirip Haji Sulam, dan badannya terbuat dari batu."
"Kau pun, main-main aja, dengerin dulu,.."
Semenjak itu, mantan mulai curhat kapanpun dia mau, sampai kadang lupa waktu dan lupa kondisi. Pernah, waktu lagi asyik main dota 2, lagi seru-serunya waktu mau ngeroyok musuh, tiba-tiba dia nelpon, mau gak mau kuangkat, kebetulan karena aku waktu lagi ngebuka line via pc.
"C'mon pushhh pusshh.. guys, guys dont afraid, we still can win, c'mon destroy their tower."
"Zal, aku mau curhat.."
"C'mon guys, c'mon pushh.."
Dia pun curhat masalah pacarnya yang sikapnya mulai berubah kek Dajjal. Padahal, sebelumnya dia ngaku kalau pacarnya itu baik, kayak Haji Sulam. Yang mendadak cuek kayak batu, yang mendadak sering bohong, yang katanya gak ada waktu tapi masih aktif main whatsapp. Yang tadinya janji mau sehidup semati, eh sekarang malah janji gak mau sehidup mati.
"Ini sebenarnya kau pacaran sama siapa sih? Pertama kau bilang dia berubah kek Dajjal, padahal sebelumnya baik kek Haji Sulam. Dulunya perhatian, sekarang udah kek batu, cuek banget. Jangan bilang kalau kau pacaran sama orang yang mirip Dajjal, tapi wajahnya mirip Haji Sulam, dan badannya terbuat dari batu."
"Kau pun, main-main aja, dengerin dulu,.."
Semenjak itu, mantan mulai curhat kapanpun dia mau, sampai kadang lupa waktu dan lupa kondisi. Pernah, waktu lagi asyik main dota 2, lagi seru-serunya waktu mau ngeroyok musuh, tiba-tiba dia nelpon, mau gak mau kuangkat, kebetulan karena aku waktu lagi ngebuka line via pc.
"C'mon pushhh pusshh.. guys, guys dont afraid, we still can win, c'mon destroy their tower."
"Zal, aku mau curhat.."
"C'mon guys, c'mon pushh.."
"Hahh... pussy?!! Kasar kali kau!" jawabnya dari ujung sana,.
"Bukan-bukan, bukan pussy, maksud aku push, push sampai ke pussy, lah kan jadi salah, maksud aku push push, push apalah itu, push aja semua musuhnya sampek mampos,.."
"Zal, dengerinlah dulu, aku mau curhat.."
"Dikit lagi... dikit lagi..., yah kan, mati.. -__-"
"Mati, siapa yang mati?!!"
"Aku yang mati.."
"Innalillahi, terus ini aku telponan sama siapa?"
Dia shock waktu dengar aku mati. Padahal bukan aku yang mati, tapi hero/karakter yang aku lagi mainkan yang mati.
"Sama setannya RIZAL!!", jawabku ketus. Langsung aku putus telpon darinya.
Kalah dota, aku harus menghadapi realita kalau habis ini dia bakal marah, bakal kembali ngajakin telponan sampe berjam-jam. Oke, i'm done!
Dia masih curhat tentang masalah yang sama dan dengan alasan yang sama.
"Aku gak bisa Zali, aku gak bisa ngelupain dia. Aku gak bisa ngikutin saran yang kau bilang.
"Yaudah gini aja, solusinya, lupakan, pintar-pintar kau lah gimana caranya ngelupain dia. Oh iya, jangan pernah telpon aku kalau kau masih cengeng, lemah kek gini. Aku gak ada waktu buat orang-orang yang hidupnya selalu punya masalah disetiap solusi yang udah diberi. Jangan pernah telpon aku lagi pokoknya." Gantian, aku yang ngambek. Soalnya, menurutku Tingkahnya yang suka curhat dan ngeluh-ngeluh udah ngeganggu banget, aku takut ketularan dan jadi orang yang penuh masalah. Maka dari itu, aku sudahin, dan jangan pernah hubungin aku lagi kalau masih belum bisa merubah sikap.
"Zal, dengerinlah dulu, aku mau curhat.."
"Dikit lagi... dikit lagi..., yah kan, mati.. -__-"
"Mati, siapa yang mati?!!"
"Aku yang mati.."
"Innalillahi, terus ini aku telponan sama siapa?"
Dia shock waktu dengar aku mati. Padahal bukan aku yang mati, tapi hero/karakter yang aku lagi mainkan yang mati.
"Sama setannya RIZAL!!", jawabku ketus. Langsung aku putus telpon darinya.
Kalah dota, aku harus menghadapi realita kalau habis ini dia bakal marah, bakal kembali ngajakin telponan sampe berjam-jam. Oke, i'm done!
Dia masih curhat tentang masalah yang sama dan dengan alasan yang sama.
"Aku gak bisa Zali, aku gak bisa ngelupain dia. Aku gak bisa ngikutin saran yang kau bilang.
"Yaudah gini aja, solusinya, lupakan, pintar-pintar kau lah gimana caranya ngelupain dia. Oh iya, jangan pernah telpon aku kalau kau masih cengeng, lemah kek gini. Aku gak ada waktu buat orang-orang yang hidupnya selalu punya masalah disetiap solusi yang udah diberi. Jangan pernah telpon aku lagi pokoknya." Gantian, aku yang ngambek. Soalnya, menurutku Tingkahnya yang suka curhat dan ngeluh-ngeluh udah ngeganggu banget, aku takut ketularan dan jadi orang yang penuh masalah. Maka dari itu, aku sudahin, dan jangan pernah hubungin aku lagi kalau masih belum bisa merubah sikap.
Sudahlah, kita hidup untuk orang lain. Untuk orangtua, untuk orang yang kau sayangi, apalagi kita mahasiswa, menanggung beban untuk membangun masyrakat, ingat-ingat lagi apa itu tri dharma perguruan tinggi. Coba cari kesibukan lain biar kau lupa, ntah itu ikut himpunan mahasiswa jurusanmu atau ikut kursus.. pokoknya buatlah dirimu lupa sejenak untuk urusan-urusan cinta.
Aku kadang suka lucu sama mantan yang udah mutusin, eh besok-besoknya ngechat cuman untuk ngajak curhat tentang pacarnya. Disatu sisi, aku lucu sendiri, mau ngetawain juga gak tega, mau bilang "mampus lo, rasain yang aku rasa dulu, emang enak jadi aku?" Rasain. Ibarat membuang ludah di lantai, kini kau jilat sendiri. Tapi disisi satunya lagi, aku jadi merasa iba. Niat balas dendam luntur, malah iba yang ada. Mungkin inilah yang namanya the power of cewek galau.
Terakhir kudengar kabarnya, kalau dia udah mulai aktif di himpunannya lagi. Dia juga bilang kalau dia jadi perwakilan dari jurusannya untuk ngehadirin rapat daerah. Pokoknya sebisa mungkin, dia bilang dia selalu mencoba sibuk. Kalau aja kita satu kampus, mungkin dia udah kusuruh nyuci baju, lumayan buat nambah-nambahin kerjaan hahahaha...
Mantan emang suka gitu, pacarannya sama siapa, curhat galaunya sama siapa. Kalian punya mantan yang resek juga? Tulis di kolom komentar!
Mantan emang suka gitu, pacarannya sama siapa, curhat galaunya sama siapa. Kalian punya mantan yang resek juga? Tulis di kolom komentar!
Ketika Mantanmu Curhat #2
Reviewed by Rizali Rusydan
on
August 26, 2017
Rating:
Gak pernah punya mantan yang rese :)
ReplyDeleteberuntung :((
DeleteWoi.
ReplyDeleteOrang medan kau ia? Aa?
Wkwkw.
Mantap mantap.
Masik enak dia curhat bg.
Untung aja gak tunjukin nya video nya sama genetannya.
bisa stroke aku kalau dia ngasih video sama gebetannya.
Deleteiya orang medan mas, cuman gak bisa bahasa batak :((
mantan mah emang gitu
ReplyDeletesuka gentayangan kalau dicari, eh, ngilang.. hahaha
DeleteAmbil sisi positif-nya sajaa :D
ReplyDeletemaunya sih gitu, tapi lebih banyak sisi negatifnya sih :(
Delete