Carilah sebuah buku yang dapat membuatmu terus jatuh cinta. Satu buku
yang mengantarkanmu pada buku-buku lainnya. Sebuah buku yang merubah segalanya.
Sebuah buku yang mampu membuatmu terus-menerus jatuh cinta. Norwegian Wood
(Haruki Murakami) itulah buku yang mampu membuatku selalu kasmaran,
setidaknya.
**
Semuanya berawal karena Raditya Dika, di salah satu bukunya, saat
dia bercerita tentang buku-buku yang pernah dia baca. Disebutkanlah
satu-persatu nama-nama penulis yang tidak pernah kudengar sebelumnya. Dari
semua nama yang disebutkan muncullah nama: Haruki Murakami.
Dari namanya Haruki Murakami (sudah jelas kalau dia pasti berasal
dari Jepang). Aku—dan segala hal yang menyangkut dengan Jepang sebenarnya sudah
bersinggungan cukup lama, bisa dibilang akrab dan familiar. Mulai dari anime,
manga, sampai puncaknya ketika SMP aku mengenal salah satu Idol Group
yang cukup terkenal saat itu: AKB48 yang tak lama muncul juga versi Indonesia-nya:
JKT48, dan aku langsung menjadi fans garis kerasnya.
Saat itu kuputuskan, jika nanti ke toko buku aku akan langsung
membeli buku tersebut tanpa pikir panjang.
Sedari remaja, aku sudah cukup gemar membaca. Buku-buku ensiklopedia
atau National Geographic for kids, RPUL, RPAL, bahkan ketika SMP aku juga
membaca buku-buku konspirasi seperti The Jacatra Secret, Code X, yang bercerita
tentang konspirasi ibu kota Jakara serta lambang-lambang setan di dalamya.
Saat SMA pun aku masih suka membaca. Hanya saja genrenya menjadi sedikit
berbeda. Aku mulai gemar membaca buku-buku komedi maupun personal literature
seperti buku-bukunya: Raditya Dika dan buku-buku terbitan penerbit: Bukune.
Norwegian Wood ternyata sebuah novel yang cukup tebal. Mungkin 400
atau 500 halaman. Ceritanya kompleks, diksinya dalam dan sempurna. Haruki
Murakami benar-benar berhasil menerobos masuk ke dalam ruang ingatan dan menetap
di dalamnya. Terngiang-ngiang sepanjang waktu tentang Toru Watanabe dan Naoko.
Sebenarnya ini bukanlah novel yang bisa dibaca oleh remaja. Bahasanya
cukup kompleks dan Norwegian Wood fokus bercerita tentang: kehilangan dan
meningkatnya seksualitas. Tentang sahabatnya Watanabe yang bunuh diri, yang
padahal kemarin masih main bareng, yang dilanjutkan dengan pacar sahabatnya,
Naoko, yang kemudian juga menjadi pacarnya setelah sahabat laki-lakinya
meninggal, juga bunuh diri. Butuh waktu untuk benar-benar bisa mencerna segala
isi dan maksud dari cerita yang Murakami tuliskan.
Haruki Murakami menulis novel ini dengan sangat indah. Salah satu
sekrup yang kendur di kepalaku terasa mengencang setelah membacanya. Aku selalu
membayangkan tiap-tiap adegan yang Murakami tuliskan. Layaknya sebuah pentas
drama yang menampilkan tokoh-tokoh yang sedang beradu, aku duduk diam, menonton
semuanya dari kursi penonton seolah-olah itu nyata padahal semua itu hanya
terjadi di dalam kepala.
Itu pertama kalinya aku berpikir kalau buku ternyata bisa segila
itu! Kagum! Selama ini aku hanya membatasi diri dengan membaca buku-buku komedi
yang hampir semuanya bercerita tentang cinta seakan-akan permasalahan di dunia
ini hanyalah cinta-cinta-cinta dan cinta. Selama ini aku hanyalah remaja yang
hidup di dunia yang sempit, yang melihat dunia dari dalam lubang kunci.
**
Tiap kali ada teman yang meminta saran rekomendasi buku apa yang
sebaiknya ia baca, aku selalu kesulitan untuk memberikannya
rekomendasi yang sesuai. Semua orang memiliki rasa dan selera yang berbeda. Aku
paham itu. “Aku telah menemukan buku yang membuatku jatuh cinta. Mungkin suatu hari
kau akan menemukannya. Pasti, aku percaya itu.” Aku selalu mengatakan hal
tersebut.
Buku tidak pernah memilih siapa pembacanya. Kaulah
yang memilihnya. Semoga dia jugalah yang mampu membuatmu jatuh cinta.
Buku yang Membuatku Jatuh Cinta!!
Reviewed by Rizali Rusydan
on
August 04, 2019
Rating:
No comments: