Komentar terbaru

Daftar Buku-Buku yang Sudah Selesai Kubaca di Tahun 2019


Tahun lalu, tepatnya di penghujung akhir tahun 2018, aku berjanji pada diriku di tahun yang akan datang akan membaca lebih banyak buku. Setidaknya 100 buku. Tapi sungguh itu terdengar sangat tidak realistis dan terlalu ambisius. Mengingat harga buku yang beredar di toko buku cukup mahal, ingin mendownload versi ebooknya yang ilegal namun terlalu malas karena membaca buku digital rasanya sangat berbeda dengan buku yang dicetak, akupun memutuskan membaca buku sebisaku.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang buku-buku apa saja yang sudah kubaca selama tahun 2019, aku ingin membahas terlebih dulu genre-genre yang kufokuskan untuk kubaca selama tahun 2019 ini.

Semakin bertambahnya umur, semakin berkurang ketertarikanku dalam membaca buku-buku yang bergenre romantis, teenlit, apapun buku yang bertemakan cerita-cerita yang bernuansa romantis. Aku fokus membaca buku-buku seperti: sastra klasik, scientific book, dan filsafat. Aku bukan tipe pembaca yang membeli buku berdasarkan genrenya, tetapi lebih berdasarkan review dan pengarangnya.

Untuk itu aku selalu kebingungan tiap kali ada temanku yang bertanya kepadaku buku apa yang harusnya dia baca terlebih lagi kalau buku yang ingin dia baca tersebut menjadi buku pertamanya. Jika aku menemui pertanyaan serupa sudah pasti merekomendasikan mereka untuk membaca buku-bukunya Raditya Dika. Selain mudah dibaca, itu juga bisa membuatmu cukup terhibur.

Oke, langsung saja kita masuk ke topik pembahasan utama buku-buku apa saja yang sudah kubaca selama tahun 2019.

1. 21 Lessons for The 21st Century: 
Yuval Noah Harari


Sinopsis: Bagaimana komputer dan robot mengubah makna menjadi manusia? Bagaimana kita menghadapi epidemi berita palsu? Apakah negara dan agam masih relevan? Apa yang harus kita ajarkan kepada anak-anak kita?

21 Lessons for The 21st Century adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yuval Noah Harari  terhadap masalah-masalah paling mendesak saat ini ketika kita pindah ke wilayah yang belum dipetakan di masa depan. Seiring kemajuan teknologi yang lebih cepat daripada pemahaman kita akan hal itu, peretasan menjadi taktik perang, dan dunia terasa lebih terpolarisasi dari sebelumnya.

Buku ini berisikan 21 bab yang isinya bersifat provokatif dan mendalam. Harari membangun ide-ide yang dieksplorasi dalam buku-buku sebelumnya, mengurai masalah-masalah politik, teknologi sosial, dan eksistensial dan menawarkan saran tentang bagaimana mempersiapkan masa depan, dan bagaimana seharusnya kita mempersiapkan diri untuk itu.

2. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas: Eka Kurniawan


Sinopsis: Ajo Kawir adalah salah satu petarung terkuat di Pulau Jawa. Rasa takutnya hanya bisa ditandingi oleh kehausannya akan perkelahian. Tetapi preman muda itu dikendalikan oleh rahasia yang begitu menyakitkan. DIA TIDAK BISA NGACENG! Ketika suatu hari dia bertemu lawannya yang merupakan seorang bodyguard cantik yang menakutkan, Iteung, dia membiarkan dirinya dipukulin hinggar memar, dan babak belur, tapi di saat yang sama dia sedang jatuh cinta kepada Iteung.

Namun apakah dia dapat membahagiakan Iteung dengan keadaan kelaminnya yang tak bisa ngaceng?

3. Dunia Sophie: Jostein Gaarder


Sinopsis: Inilah novel sejarah filsafat yang akan mempesona kita dengan cara berkisahnya yang unik. Sebuah best seller yang akan di kenang sepanjang masa. Sejak terbit pertama kali di Norwegia --negeri asal Jostein Gaarder, pengarangnya-- pada 1991, buku ini telah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa dan terjual lebih dari 9 juta eksempelar di seluruh dunia.

Dunia Sophie bercerita tentang Sophie, seorang pelajar sekolah menengah berusia empat belas tahun. Suatu hari pulang sekolah, dia mendapat sebuah surat misterius yang hanya berisikan satu pertanyaan: "Siapakah Kamu?" Belum habis keheranannya, pada hari yang sama dia mendapat surat lain yang bertanya: "Dari manakah datangnya dunia?" Seakan tersentak dari rutinitas kehidupan sehari-hari, surat-surat itu membuat Sophie mulai mempertanyakan soal-soal mendasar kehidupan selama ini. Dia mulai belajar Filsafat. Tapi siapakah pengirim surat-surat-surat misterius itu? Bagaiamana Sophie bisa mengenalnya? Dan lagi pula, mengapa dia mengirimkan pelajaran Filsafat kepada Sophie lewat surat-surat itu? Ternyata dia dan Sophie sama-sama berada dalam pengawasan orang lain yang mengatur gerak-gerik mereka. Bagaimana bisa?

4. Orang-Orang Biasa: Andrea Hirata


Sinopsis: Orang-orang Biasa: Cerita Para Pecundang yang Tak Biasa. Dalam novel ini, kita akan bertemu cerita tentang sepuluh sekawan yang bernasib sial sejak kecil. Mereka murid-murid terbodoh di kelas sekaligus datang dari keluarga miskin. Lantaran bodoh dan miskin, mereka jadi sasaran empuk penindasan.


Di novel ini para pem-bully itu adalah Trio Bastardin dan Duo Boron. Nasib buruk itu berlangsung hingga mereka dewasa. Mereka tak bisa keluar dari lingkaran kemiskinan seperti sekawan di Laskar Pelangi. Ada yang jadi orangtua tunggal, membesarkan anak-anaknya sambil berjualan mainan. Ada yang menjadi supir dan pegawai rendahan. Ada yang membuka kios buku tapi sepi pembeli. Ada yang menjadi guru honorer bergaji kecil tapi punya banyak anak.
Ada yang berganti pekerjaan karena berbuat onar terus dan hobi dandan lalu selfie. Ada yang tak punya pendirian. Dan yang paling ajaib, ada yang mengklaim jadi motivator walau belum sekalipun ada yang mengundangnya jadi pembicara. Kalau cuma bicara tentang kesialan nasib orang miskin apa istimewanya?

5. Totto Chan's Children: Tetsuko Kuroyanagi


Sinopsis: Totto-chan kini sudah dewasa. Ia sekarang menjadi aktris terkenal dan punya banyak penggemar. Tapi Totto-chan tak pernah melupakan masa kecilnya. Karena itulah Totto-chan langsung setuju ketika UNICEF menawarinya untuk jadi Duta Kemanusiaan.

Sejak itu, Totto-chan berkunjung ke banyak negara dan menemui berbagai macam anak. Di negara-negara yang mengalami kekeringan hebat atau terkena dampak perang, anak-anak yang sebenarnya polos dan tak berdosa selalu jadi korban. Ternyata masih banyak sekali anak-anak dunia yang tidak bisa makan, tidak bisa sekolah, tidak bisa dirawat ketika sakit, bahkan mengalami trauma hebat akibat perang.

Lewat buku ini Totto-chan ingin menceritakan pengalamannya saat bertemu anak-anak manis itu supaya semakin banyak orang bisa membantu anak-anak dunia menggapai masa depan yang lebih baik.


6. 1984: George Orwell


Sinopsis: Sepanjang hidupnya, Winston berusaha menjadi warga negara yang baik dengan mematuhi setiap aturan Partai meski jauh di dalam hati dan pikirannya bersemayam antipati terhadap kediktatoran yang ada di negaranya. Walaupun begitu, Winston tidak berani melakukan perlawanan secara terbuka.
Tidak mengherankan, karena Polisi Pikiran, teleskrin, dan mikrofon tersembunyi membuat privasi hanya serupa fantasi. Bahkan, sejarah ditulis ulang sesuai kehendak Partai. Negara berkuasa mutlak atas rakyatnya. Yang berbeda atau bertentangan akan segera diuapkan. 
1984 merupakan satire tajam, menyajikan gambaran tentang luluhnya kehidupan masyarakat totalitarian masa depan yang di dalamnya setiap gerak warga dipelajari, setiap kata yang terucap disadap, dan setiap pemikiran dikendalikan. Hingga kini, 1984 merupakan karya penting Orwell yang mengantarkannya ke puncak kemasyhuran.

7. The Alchemist: Paulo Coelho


Sinopisis: Cerita seorang muda penggembala dari Andalusia yang berusaha mengejar mimpi-mimpinya memperoleh harta karun. Dalam perjalanannya, dia bertemu dengan berbagai macam orang: mulai dari sang raja, pejual kristal, orang Inggris , suku-suku padang pasir dan sang Alkemis. Berbagai pengalaman dan pembelajaran didapatnya termasuk bagaimana cara membaca tanda-tanda alam, bahasa universal, jiwa dunia, selama perjalannya tersebut.

Segala sesuatu di bumi ini terus menerus bertransformasi, sebab bumi ini hidup dan memiliki jiwa. Kita bagian dari jiwa itu, itu sebabnya kita jarang menyadari bahwa jiwa ini bekerja untuk kita.

8. Animal Farm: George Orwell


Sinopsis: Suatu malam, Major, si babi tua yang bijaksana, mengumpulkan para binatang di peternakan untuk bercerita tentang mimpinya. Setelah sekian lama hidup di bawah tirani manusia, Major mendapat visi bahwa kelak sebuah pemberontakan akan dilakukan binatang terhadap manusia; menciptakan sebuah dunia di mana binatang akan berkuasa atas dirinya sendiri.

Tak lama, pemberontakan benar-benar terjadi. Kekuasaan manusia digulingkan di bawah pimpinan dua babi cerdas: Snowball dan Napoleon. Namun, kekuasaan ternyata sungguh memabukkan. Demokrasi yang digaungkan perlahan berbelok kembali menjadi tiran di mana pemimpin harus selalu benar. Dualisme kepemimpinan tak bisa dibiarkan. Salah satu harus disingkirkan … walau harus dengan kekerasan.

Animal Farm merupakan novel alegori politik yang ditulis Orwell pada masa Perang Dunia II sebagai satire atas totaliterisme Uni Soviet. Dianugerahi Retro Hugo Award untuk novela terbaik (1996) dan Prometheus Hall of Fame Award (2011), Animal Farm menjadi mahakarya Orwell yang melejitkan namanya.

9. Una Biografia di Niccolo Machiavelli: 
Dinar Hakim


Sinopsis: Niccolo Machiavelli, salah satu sosok yang mempunyai pengaruh besar di dunia. Kehidupannya diwarnai dengan berbagai peristiwa politik yang terjadi di sekitarnya, di bawah kekuasaan keluarga Medici. Mulanya nama Machiavelli tidak begitu diketahui hingga ia menciptakan karya fenomenal yang kemudian menimbulkan anggapan buruk tentangnya. Ajaran-ajaran yang termuat dalam karyanya dianggap sebagai pegangan para diktator. Namun kini, nama Machiavelli cukup terkemuka sebagai seorang filsuf yang hebat dengan karya yang diciptakannya.

10. Sekolah Itu Candu: Roem Topatimasang


Sinopsis: Sekolah itu Candu merupakan kumpulan tulisan Roem Topatimasang sekitar tahun 70-an, yang kala itu mahasiswa di IKIP Bandung (1976-1980), itupun lebih banyak dihabiskannya ikut diskusi di luar ruang kuliah dan unjuk-rasa di jalanan, sampai masuk tahanan militer (1978-1979) dan akhirnya dipecat sebagai mahasiswa karena menjabat sebagai Ketua Presidium Dewan Mahasiswa yang resmi dinyatakan sebagai ‘organisasi terlarang’ saat itu oleh kebijakan depolitisasi kampus (Normalisasi Kehidupan Kampus, NKK).
Kumpulan tulisan mengenai persoalan dunia pendidikan ini membangunkan kita dari mimpi-mimpi indah tentang pendidikan yang diam-diam kita pelihara, kita sanjung-sanjung, oleh Roem didekonstruksi habis-habisan.
Buku kecil ini adalah bacaan subversif di masa Orba, karena jelas-jelas menggugat kemapanan sistem pendidikan yang berlangsung di republik ini sejak lebih dua dasawarsa lalu. Masa Reformasi 1998, melahirkan momentum untuk merefleksi dan melakukan dekonstruksi atas kemapanan dunia pendidikan kita yang selama ini menikmati bagian besar kue pembangunan nasional.

11. The Adventure of Tom Sawyer: Mark Twain


Sinopsis: Tom Sawyer adalah buku ciptaan Mark Twain yang dibuat pada tahun 1876. Buku ini ini bercerita tentang anak yang nakal Tom Sawyer. Mengambil latar belakang St Petersburg disekitar penghujung tahun 1800-an, buku ini adalah buku yang menarik, sebuah karya besar dengan tema yang ringan namun berarti.
Tom merupakan anak yatim yang sedari kecil sudah dirawat dengan bibinya, bibi Poly. Bibi Poly merupakan seorang perempuan agamis yang sangat menyayangi tom selayaknya anak sendiri, meskipun lebih sering dibohongi oleh Tom.
Ini adalah karya yang tidak lekang dimakan oleh waktu. Tahun 1876 adalah dimana tahun segalanya masih sangat orisinil, sama seperti yang tergambar dalam cerita ini. Membaca buku ini menyadarkan saya bahwa  dunia anak-anak  beranjak remaja memang memiliki warna tersendiri. Kisah Tom dan teman temannya membawa saya dalam kilas balik masa lalu, saat semua kesenangan hanya bisa kita dapatkan jika berkumpul dan bermain bersama teman di alam bebas. Bagi saya buku ini lebih dari sekedar cerita anak-anak Amerika tempo dulu tapi juga sebuah penggambaran tentang indahnya berteman tanpa memandang  golongan.Meskipun buku ini sempat dilarang peredarannya di amerika, namun buku ini masih layak dibaca untuk usia 15 tahun ke atas.

12. Kierkegaard: Thomas Hidya Tjaya


“Yang sungguh-sungguh tidak saya miliki adalah kejelasan... apa yang harus saya lakukan, dan bukan apa yang harus saya ketahui, kecuali sejauh pemahaman tertentu harus mendahului setiap tindakan. ...masalahnya adalah mencari kebenaran sejati untuk situasi saya, mencari gagasan yang menentukan hidup mati saya....”
Demikianlah sepenggal pemikiran dan perasaan Søren Aabye Kierkegaard, yang sering dipandang sebagai filsuf eksistensialis pertama. Tekanan filsafatnya pada eksistensi manusia dan kritiknya terhadap kepalsuan, ketidakotentikan hidup, dan publik yang abstrak, bukan saja menjadi sumber inspirasi bagi filsuf-filsuf besar sesudahnya, termasuk Karl Jaspers dan Martin Heidegger, tetapi juga mengundang kita untuk lebih serius berpikir tentang eksistensi kita sebagai manusia.
Buku ini mengangkat tema ‘Pergulatan Menjadi Diri Sendiri’, suatu tema yang cukup sentral dalam pandangan Kierkegaard dan relevan bagi setiap orang dalam segala zaman. Melalui buku ini penulis hendak menawarkan kepada kita refleksi kehidupan manusia dan sekaligus undangan untuk menjadi diri sendiri melalui pengalaman dan pandangan hidup Kierkegaard.

13. What I Talk About When I Talk About Running: Haruki Murakami


Sinopsis: Setelah mendedikasikan dirinya untuk menjadi penulis, Haruki Murakami mulai giat berlari supaya tetap fit. Apa yang semula hanya bertujuan sebagai olahraga berubah menjadi kegiatan yang membuatnya terobsesi. Saat berlari, ia tak hanya menemukan kebebasan namun juga pemikiran-pemikiran baru. Pada akhirnya, Murakami memutuskan untuk ikut dalam maraton di kota New York tahun 2005.

Tak hanya berlatih dan bersiap untuk mengikuti maraton saja, Murakami pun menuliskan pengalamannya tersebut. Hasilnya adalah memoar yang indah tentang obsesinya terhadap menulis dan berlari. Dan, siapa yang menyangka kalau menulis dan berlari punya banyak kesamaan.

What I Talk About when I Talk About Running adalah karya yang kaya, intim, jenaka, sekaligus filosofis dan mendalam. Haruki Murakami sendiri merupakan salah satu penulis terbaik dunia saat ini, yang telah berkali-kali meraih nominasi Penghargaan Nobel bidang Sastra.


*NB Semua sinopsis di atas sebagian besar kuambil dari goodreads.com maupun blog-blog yang mengulas buku-buku tersebut. Untuk ulasanku sendiri nanti kutulis selanjutnya.

Terima kasih! Jangan lupa membaca!
Daftar Buku-Buku yang Sudah Selesai Kubaca di Tahun 2019 Daftar Buku-Buku yang Sudah  Selesai Kubaca di  Tahun 2019 Reviewed by Rizali Rusydan on December 30, 2019 Rating: 5

2 comments:

  1. Sejak awal 2019 ingin membaca dan membeli salah satu buku Murakami, tapi sampai 2020 belum juga kesampaian, 😀.
    Thanks sharing tentang bukunya.

    ReplyDelete
  2. wajib dibeli mbak! apalagi buku harui murakami yang judulnya: Norwegian Wood! Recommended pokoknya!

    ReplyDelete

Powered by Blogger.