Komentar terbaru

Sepertinya Tidak akan Ada Hujan Hari Ini



Yuki menghela napas panjang. Lega rasanya. Semua beban berat dipunggung seolah-olah tercabut begitu saja.

Rutinitas bekerja dari jam 8 hingga jam 5, benar-benar melelahkan. Hidup di dunia orang dewasa sungguh jauh berbeda dari apa yang dipikirnya. Segala hal jadi terlihat biasa. Kehilangan warna. Seakan-akan semua warna di dunia lenyap dan yang tersisa hanyalah abu-abu. Aspal jalan, gedung-gedung pencakar langit, trotoar jalan, semuanya bersekongkol membangun sebuah dunia yang monokrom.

"Aku lelah," batinnya.

Mimpi-mimpi masa mudaku telah sirna. Hilang dan lenyap entah pergi kemana. Aku sendiri lupa kapan terakhir kali bermimpi. Bahkan dalam tidur pun, semuanya gelap, hanya hampa yang terasa. Tau-tau jam weker telah berdering, tanda untuk segera bangun, bersiap untuk pergi bekerja lagi. Seperti itulah hidup sekarang.

Masih dengan mengenakan setelan kantor, dia berjalan menuju balkon kamar. Duduk sebentar, lalu bangkit dan membuat secangkir teh. Tas usang yang ia pakai dibiarkan tergeletak begitu saja di atas meja.

Jika sepasang meja dan kursi itu dapat berbicara, mungkin mereka akan mengucapkan rasa terima kasih kepada Yuki. Selama hidup, tak terbilang berapa banyak rasa terima kasih yang ingin mereka sampaikan kepadanya. Tak sekalipun mereka dibiarkan berdebu, kotor, semua itu berkat dirinya dan kebiasaannya sehabis bekerja: duduk, melamun, di tempat tersebut.

Selagi menyeruput teh, langit masih seperti sebelumnya. Sepertinya akan turun hujan malam ini, sambil terus mengamati keadaan sekitar apartemen tempatnya tinggal. Ramainya pejalan kaki, lampu-lampu kendaraan di persimpangan jalan, serta gedung-gedung raksasa yang berdiri kokoh, semua pemandangan tersebut terpampang jelas di depan matanya.

Sore itu sepertinya benar-benar akan turun hujan. Sinar matahari sore lenyap seolah ditelan awan gelap. Sebagian pejalan kaki mulai lari terburu-terburu. Mencari tempat teduh atau hanya sekedar ingin cepat sampai ke stasiun. Mereka beranggapan sebagaimana umumnya: "sepertinya akan turun hujan sore ini."

Yuki masih tidak beranjak dari tempatnya, masih tetap duduk santai sambil menikmati teh dan terus mengamati. Teringat sebuah cerita tentang hujan. Cerita yang dia baca dari buku-buku cerita masa kecilnya. "Hujan itu berkah. Bagi alam dan manusia. Air yang turun dari langit adalah sumber kehidupan bagi setiap mahluk yang hidup di bawahnya." Kehidupan bermula dari air. Manusia sangat bergantung pada air. Tanpa makanan manusia masih bisa bertahan selama beberapa hari. Tanpa air beberapa hari manusia akan mati. Mungkin hanya berkah airlah yang dapat melunturkan warna monoton yang selama ini ia lihat.

Meskipun langit kian mendung, awan-awan hitam berkumpul, Yuki tahu kalau tidak akan turun hujan sore itu. Nanti, sekarang belum saatnya.

Sepertinya dunia masih enggan kehilangan warna monotonnya, pikirnya. Hujan pun tau. "Percuma," batinnya. Sebanyak apapun air jatuh ke bumi, dunia tidak akan merubah warnanya. Sebanyak apapun air yang dicurahkannya, tak terhitung berapa banyak kehidupan yang diberkahinya: tanah, tanaman, manusia, bahkan ikan-ikan yang hidup di gorong-gorong kota--yang selalu tersiksa, sesak seperti kehabisan nafas, dunia yang sudah didominasi oleh warna suram tersebut tak akan hilang.

Entah itu hanya Yuki, atau yang lainnya juga merasa demikian, tetapi seperti itulah yang terjadi di dunia tempatnya tinggal. Apakah ada sesuatu yang salah di dalam dirinya hingga membuat dunia yang ia lihat tak lagi berwarna, atau memang dunia sudah seperti itu sebelumnya, entahlah.

Tidak akan ada hujan hari ini.
Sepertinya Tidak akan Ada Hujan Hari Ini Sepertinya Tidak akan Ada Hujan Hari Ini Reviewed by Rizali Rusydan on January 26, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.