Sedih. Itulah yang aku rasakan. Semua hal terasa biru sekarang. Perasaanpun begitu. Selalu muncul banyak pertanyaan: "Apakah benar? Apa yang kulakukan selama ini sudah benar?"
Sebagai manusia, aku selalu mencari pembenaran akan segala hal. Sialnya, manusia tidak benar-benar tau apa kebenaran itu sebenarnya. Mungkin waktu. Hanya waktulah yang mampu memberikan jawaban pada setiap hal yang kita lakukan. Baik itu yang lalu, sekarang, atau di masa yang akan datang.
Sialnya, kita selalu penasaran tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kita berusaha mencari tahu. Membaca banyak ramalan, bertanya kepada orang yang kita anggap mampu. Kita terus mencari tahu. Namun akhirnya tetap saja buntu. Sebagai mahluk yang terbatas, kita cukup keras kepala untuk mengetahui segala hal yang di luar batas.
Manusia berusaha mencurangi waktu, tapi yang ada malah dipecundanginya, dipermalukan olehnya. Hanya waktulah yang dapat menjawab apa yang kita maksud dengan kebenaran pada akhirnya. Sama halnya seperti luka, "Hanya waktulah yang dapat menyembuhkannya." Rasa ragu akan kebenaranpun begitu. Biarlah dia (waktu) yang menjawab.
Sebanyak apapun aku bertanya, sampai saat ini aku masih belum bisa memastikan apa yang sudah kulakukan. Apakah itu benar atau malah sebaliknya, salah total. Dan percuma saja jika kau menanyakan hal tersebut kepada seseorang. Jika kau bertanya, yang kau dapat hanyalah jawaban yang penuh akan subjektifitas. Semua berasal dari sudut pandangnya. Lalu sampailah kebenaran/kesalahan pada sebuah kesimpulan: "Benar/salah itu relatif." Kalaulah memang benar atau salah itu relatif, mengapa belakangan ini mereka terlihat begitu penting?
Selalu muncul keraguan setiap kali kita putuskan untuk melangkah. Ada yang takut salah hingga tak pernah memulai. Adapula yang ragu namun tetap terus melangkah maju. Kita manusia. Tak apa kalau salah dan ragu.
Aku kira cukup.
Saat ini yang kubutuhkan hanya terus melangkah sambil menggenggam apa yang kuyakini benar. Meskipun jika itu salah pada akhirnya, tak masalah. Karena yang terpenting adalah apa yang kita lakukan saat menggenggam apa yang kita anggap benar. Jika salah, aku belajar. Jika keliru, aku belajar. Jika benar, aku harus tetap belajar karena lagi-lagi aku hanyalah manusia. Yang tak bisa mencurangi waktu, malah dipecundanginya. Biarlah salah dan benar bukan aku yang tentukan. Itu urusan yang Maha Kuasa.
Berkatmu aku sedikit tenang. Terima kasih, Soren.
Aku Kira Cukup.
Reviewed by Rizali Rusydan
on
February 03, 2020
Rating:

No comments: