Komentar terbaru

Tentang Apa yang sedang Terjadi Belakangan Ini #2

Bagian sebelumnya: baca




Malang. Ternyata tidak semua orang bisa menikmati rasanya bekerja dari rumah. Beberapa yang lainnya terpaksa pasrah. Tidak seberuntung yang lainnya, mereka diberhentikan dari kerjaan. Tidak jelas bagaimana nasib selanjutnya. Pikiran-pikiran burukpun mulai hinggap ke dalam kepala.



"Kerja apa aku selanjutnya?"




"Harus makan. Bayar cicilan. Adik masih sekolah. Orang tua sudah tua. Pendapatan tak ada. Harus bagaimana aku selanjutnya?"



Malang. Memang sungguh malang. Beberapa orang senang dengan adanya wabah, namun beberapa yang lainnya terpaksa menderita. Wabah lalu di PHK, sungguh kengerian yang luar biasa.



Beberapa temankupun merasakan hal yang sama. Bekerja adalah satu-satunya cara agar bisa bertahan hidup. Jika hal itu hilang tiba-tiba, bisa punahlah kehidupan yang sedang diusahakan. Mengeluh tak menyelesaikan masalah. Bersedih hanya membuatmu tambah biru. Kesal, harus kepada siapa kau melemparkan kekesalanmu itu? Kau boleh kecewa, marah, sedih, menangislah jika itu memang perlu. Namun satu hal yang harus kau ingat: secukupnya.  


Jujur, sebenarnya aku benci bila harus mengatakan hal ini: "Lihat sisi positifnya". 


Berkat wabah virus corona kita semua akhirnya sadar kalau manusia bukanlah mahluk paling superior seperti yang kita pikirkan. Hanya dengan sebuah virus, dunia kita gempar karenanya. Karena virus corona kita jadi lebih dekat dengan keluarga. Mengisolasi diri di dalam rumah, dan obrolanpun tercipta. Candaan yang sebelumnya terasa asing kini mulai terasa cair sebagaimana mestinya.


Bodo amat. Kali ini aku gak peduli pada sisi positif yang ada.



Kita semua paham selalu ada sisi positif di setiap musibah. Namun rasa sakit yang kita alami karena wabah ini tak bisa hilang begitu saja dengan hanya melihat sisi positifnya saja. Mengatakan banyak hal positif dengan menyembunyikan fakta sebenarnya tentang apa yang terjadi rasanya sungguh kejam. Seperti sedang menina-bobokkan kita padahal tepat di depan mata ada badai yang sudah siap menerjang. Optimis pada segala hal itu perlu namun menjadi pesimis juga sama perlunya. Setidaknya dengan rasa pesimis yang kau punya kau jadi bisa sedikit lebih sadar dan mulai dapat melihat realita yang sesungguhnya.



Aku benci kalau harus melihat segala hal dari sisi positifnya. Aku juga benci saat aku lebih sering berpikir dengan cara yang negatif. Semuanya harus seimbang. Secukupnya. Itu kuncinya.


Namun ada beberapa hal yang kita ketahui bersama bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk memulai segalanya, menyelesaikan apa yang belum selesai, menyentuh hal yang belum pernah disentuh sebelumnya, dan mendalami apa yang perlu didalami. Inilah saatnya. Di saat wabah merajalela, dan kita terpaksa terkurung di rumah, imajinasi kita tetap tak terbedung. Ia bebas sebebas-bebasnya. Lakukan apapun yang kau mau di kamarmu dengan imajinasimu selagi ada waktu.

Tentang Apa yang sedang Terjadi Belakangan Ini #2 Tentang Apa yang sedang Terjadi Belakangan Ini #2 Reviewed by Rizali Rusydan on April 13, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.