Tiada yang lebih nikmat dibanding mejilat ludah sendiri.
Selain gurih, sekarang kau tak perlu malu,
karena semua orang kini melakukannya.
Hanya tinggal menunggu waktu.
Kapan giliranmu?
Sama seperti cacing kremi,
satu-satunya tempat yang layak bagi
seorang penjilat hanyalah lubang pantat.
Sebegitukah hinanya?
Ya.
Padahal mereka kan juga manusia?
Manusia kau bilang?
Mereka tak lebih baik dari parasit
bahkan lebih hina dari bakteri selangkangan.
Kau pernah cerita tentang idealisme masa muda,
Tapi bagiku, itu hanya mimpi belaka,
omong kosong yang kerap
diulang-ulang oleh para pembual.
Hari ini bilang A, besoknya kau pun bilang B.
Di mana angin bertiup, ke sana kau pergi.
Padahal manusia, bukan kapal,
yang layarnya terkembang searah angin.
Di mana ada yang kaya,
ke sana kau pergi menumpang.
Padahal manusia, bukan parasit.
Tapi keberadaannya perlu dibasmi.
Selama menjadi mahasiswa
garang kau serukan kebenaran.
Namun setelah bukan lagi mahasiswa,
di hadapan kesempatan, uang, kau menghamba.
Lupa mana yang benar apalagi yang salah.
Benar-salah selalu bisa ditimbang,
di mana uang lebih banyal berpihak,
di situlah kau berada.
Persetan dengan moral dan kebenaran yang dulu kau serukan.
Kita kerja demi uang kau bilang.
Dengan uang, bisa beli kebutuhan.
Memang.
Kita memang butuh uang.
Tapi bukan begitu cara mainnya.
Mencari uang tidak perlu seanjing itu, kawan.
"Hidup harus realistis, bro!"
"Idealisme nggak bisa dimakan."
"Buat apa berlogika kalau tidak ada logistik."
"Perut yang keroncongan tak bisa disumpal dengan kebenaran."
Kau benar.
Perut kosong tak bisa disumpal dengan kebenaran.
Tapi kau lupa kalau dulu sempat menggaungkannya paling keras,
berteriak tentang kebenaran, idealisme masa muda,
cita-cita, selama menjadi mahasiswa.
Sekarang semuanya pun berbalik.
Yang dulu kau ucapkan, kini kau lupakan.
Yang dulu kau tentang, kini berusaha kau raih.
Apapun ucapannya,
menjilat ludah sendiri adalah akhirnya.
Selamat karena kini gelarmu bertambah.
Bukan hanya seorang sarjana,
tapi juga seorang penjilat yang munafik.
Dan ya.. kurasa memang itu gelar yang pantas untukmu.
Selamat atas gelar barumu.
Sebagaimana Mestinya Para Penjilat
Reviewed by Rizali Rusydan
on
December 20, 2020
Rating:
No comments: