Komentar terbaru

Salahnya Hidup Tak Berjalan Seperti Anime


Semua anak kecil pasti pernah bermimpi untuk menjadi tokoh kartun favoritnya. Pengen punya jurus bayangan kek Naruto, jadi manusia karet seperti Luffy, atau jadi super kuat seperti Saitama. Seru juga kalau bisa jadi seperti mereka. Apalagi jadi manusia karet kek Luffy yang kalau ngupil bisa nembus sampai ke mata.

Jadi Naruto pun nggak kalah seru. Males beres-beres? Gampang! Pake aja jurus bayangan. Mau ke mana-mana tinggal pake jurus teleportasi. Udah jago berantem, istri cantik. Walaupun ngeri juga kalau punya istri kek Hinata. Cantik sih, tapi matanya putih semua kek orang kena katarak.

Seandainya semua itu bisa menjadi kenyataan dan seandainya hidup berjalan seperti di anime. Di mana kalau lo mati, lo bisa hidup kembali. Kalau gagal, bisa mulai dari awal.

Impian bodoh kek gini hanya mungkin terjadi ketika kita masih kecil. Sewaktu imajinasi masih belum tau apa itu batasan. Waktu hidup masih mudah karena belum dihantam realita. Waktu hidup kita masih sederhana: hanya bermain, belajar, dan istirahat. Bukan belajar, kerja, belajar, kerja. Kaya enggak, tipes iya. Padahal kita tau, mau se-gimana kerasnya pun banting tulang, tetap aja yang kaya Rafathar.

Setelah dewasa, hidup kita sepenuhnya dijejali realita. Apa yang terjadi, itulah kenyataannya. Jika ingin kaya, usaha. Jika ingin pintar, maka belajar. Selalu ada yang dikorbankan untuk meraih apa yang diinginkan. Entah itu tenaga, pikiran, waktu, juga biaya. 

Naruto, Tsubasa, Luffy, hanyalah tokoh kartun. Mereka hanya tokoh utama dalam cerita rekaan. Sedangkan hidup kita saat ini, nyata. Di mana kau sendiri yang berperan sebagai tokoh utama. Kartun punya dunianya sendiri, kamu pun begitu.

Kita cuma manusia biasa. Bukan Kamado Tanjirou yang dalam waktu singkat bisa mengembangkan kemampuan secara pesat. Dari yang enggak bisa apa-apa, sampai bisa membunuh semua iblis di dunia.

Kita juga bukan Tsubasa Ozora yang bisa konsisten menekuni hobi lalu hobi yang menghidupi. Kenyataannya, menekuni hobi dan meraih impian darinya tak semudah yang diperlihatkan dalam serial kartun Tsubasa.

Bangkit dari kegagalan juga tak semudah seperti apa yang Si Pecundang Takemichi, Tokyo Revengers, lakukan. Karena jika kau gagal, maka rasa sakitnya nggak karuan. Dan di dunia nyata, begitu kau gagal tak mudah untuk bangkit dan memulainya dari awal. Tidak segampang Takemichi yang bisa kembali ke masa depan tiap kali dia gagal.

Kita juga bukan Naruto yang di dalam tubuhnya bersemayam musang berekor sembilan. Yang bisa melampaui batas diri dalam sekejap. Enggak. Di dunia yang penuh kenyataan ini, prosesnya tidak semudah itu. Ketika kita berusaha, maka bersiap-siaplah untuk gagal dan tak jarang ada usaha yang mengkhianati hasil.

Begitulah kartun. Yang sudah pasti fiksi dan fiktif. Dan balik lagi ke esensi awalnya yang tak lain dan tak bukan hanyalah hiburan. Namun anime lebih dari itu. 

Mau lo setuju apa tidak, setiap anime selalu punya pesan yang ingin mereka sampaikan. Namun sayangnya, pesan itu tak semua orang bisa tangkap dan paham. Bukan soal Naruto yang bisa jadi hokage dan punya istri cantik, Luffy yang bisa melar kek karet, Tsubasa yang akhirnya bisa jadi pemain Barcelona, bukan juga soal Takemichi yang bisa menjelajahi waktu. Tapi proses bagaimana cara mereka meraih apa yang mereka inginkan itulah pesan yang ingin disampaikan. 

Melalui berbagai macam latihan, rintangan, rasa sakit, juga pengkhianatan, hingga ditinggal oleh yang terkasih, semua itu mereka lalui demi bisa meraih impiannya. Kalian tak perlu mencontoh mereka. Apalagi sampe latihan Rasengan. Menguasai rasengan tidak termasuk kualifikasi untuk masuk kampus negeri. Universitas Indonesia, ITB, UGM tidak membutuhkan mahasiswa yang bisa rasengan. Tapi contohlah prosesnya. Bagaimana cara mereka meraih apa yang mereka impikan.

Di dunia dewasa yang kekurangan gairah dan hiburan, perlu bagi kita sesekali merenung di beranda, berpikir tentang apa yang telah kita lakukan. Ya, meskipun hidup tak berjalan seperti di anime, setidaknya perjuangan dan rintangan yang kita lalui untuk mencapai mimpi sama dengan yang dilalui oleh Naruto dan Luffy. Ada air mata, juga rasa sakit yang kita rasa selama prosesnya. Maka dari itu tak ada alasan untuk berhenti. Jika lelah, sila istirahat. Kemudian bangkit, dan melanjutkan kembali hidup.
Salahnya Hidup Tak Berjalan Seperti Anime Salahnya Hidup Tak Berjalan Seperti Anime Reviewed by Rizali Rusydan on December 09, 2021 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.