Komentar terbaru

Tentang: Ujian


Hal yang paling mengerikan selama kuliah selain mendapat nilai E, lalu akhir bulan, itu adalah minggu ujian. Entah itu ujian tengah semester atau ujian akhir semester, keduanya sama-sama mengerikan.

Bila Najwa Shihab dan Maudi Ayunda adalah segelintir orang yang tak sabar menunggu datangnya waktu ujian, maka aku tidak. Aku selalu gelisah dan khawatir tiap kali waktu ujian akan tiba. Semuanya terasa suram dan mencekam. Kampus yang biasanya terlihat penuh warna berubah suram dan kehilangan warna. Aku seperti melihat sebuah filter warna grayscale. Semuanya terlihat abu-abu.

Tapi hebatnya, orang-orang di sekitarku seperti tak merasakan apapun. Mereka tetap ceria seperti biasa. Entah mereka juga mengalami pergulatan serupa di dalam pikiran atau tidak, aku tak tahu.

**
Bukan ujian namanya kalau soal yang diujikan tidak susah. Kalau soalnya gampang, itu namanya latihan. Disini aku berbicara dari sudut pandang seorang mahasiswa teknik tingkat akhir. Apapun program studi yang kau ambil, yang namanya ujian, pasti akan terasa sulit. Entah kau anak ekonomi, manajemen bisnis, atau filsafat sekalipun. Setiap orang memiliki kesulitannya tersendiri dan aku paham itu.

Sebagai seorang mahasiswa, aku adalah orang yang paling tidak bisa untuk terus menghadiri perkuliahan terus-menerus. Pasti ada beberapa hari di mana aku tidak hadir. Entah itu sebulan sekali atau dua bulan sekali. Aku memang sengaja melakukan hal tersebut. Karena aku orang yang cepat bosan dalam banyak hal. Salah satunya: belajar di dalam ruang kelas. Karena menurutku belajar itu bisa di mana saja. Tidak harus di dalam ruang kelas.

Satu semester yang diselenggarakan selama rentang waktu 5-6 bulan, untuk satu mata kuliahnya, setidaknya aku bisa tidak hadir mengikutinya sebanyak 3-5 kali. Entah itu karena sakit atau memang bosan saja. Aku bukan tipikal orang yang belajarnya di dalam kelas. Bagiku itu menyulitkan. Bagiku, aku hanya cukup datang ke ruang kelas, mencari tahu apa materi yang diajarkan, lalu mendalami materi tersebut secara mandiri di dalam kamar. Seperti itulah caraku belajar. Pasti banyak kesulitan yang kurasa.

Di dalam kelas, seorang dosen akan mengajarimu bagaimana cara menyelesaikan sebuah soal latihan. Pastinya dosen tersebut akan memilih cara termudah untuk menjawab dan menjelaskannya kepadamu. Bagiku itu belum cukup. Bagaimana bila nanti yang diujikan bukan soal yang sama melainkan terapannya? Untuk itu sebuah konsep dibutuhkan dan kebanyakan aku mempelajari konsep sebuah materi pelajaran melalui internet.

Banyak cara yang ditawarkan di internet. Aku hanya cukup memilih yang menurutku cocok buatku. Dan seandainya nanti soal yang diujikan berbeda, setidaknya aku sudah memahami konsep materi pelajaran tersebut. Jadi mau dibuat bagaimanapun soalnya, setidaknya aku bisa menjawabnya melalui konsep yang aku kuasai.

Misal, pada mata kuliah A. Pada mata kuliah A, aku memiliki seorang teman yang begitu aktif selama di kelas. Dia selalu mencatat dan memperhatikan materi yang diajarkan oleh dosen selama di kelas. DIa juga rajin mengerjakan soal-soal yang diberikan. Sedangkan aku, lebih sering diam, memperhatikan, dan mencatat. Seandainya temanku itu tidak paham, maka dia akan langsung bertanya. Aku malah sebaliknya, diam dan mencatat apa yang tidak kumengerti. Bagiku itu adalah sebuah kesempatan untuk bisa mempelajarinya nanti di kosan.

Lalu waktu ujianpun tiba.

Pengawas ujian memberikan soal satu-persatu kepada peserta ujian. Setiba soal tersebut kuterima dan kubaca, aku hanya tersenyum sinis. Syukurlah, setidaknya 70% yang aku pelajari masuk di dalam soal ujian. Meskipun soalnya tidak persis sama, setidaknya aku paham konsepnya.

Selama 100 menit aku fokus menjawab pertanyaan yang tertera di kertas soal. Tapi apa yang terjadi dengan teman sekelasku yang aktif di kelas tempo hari? Dia kelihatan gelisah, dan menoleh ke kanan dan kiri. Sesekali dia menoleh ke arah kertas jawabanku. Aku tahu kalau dia sedang berusaha untuk mencontek. Lagi-lagi aku hanya tersenyum.

Bukan sekali dua kali aku mengalami pengalaman seperti itu. Ini sudah yang kesekian kalinya. Kenapa sebagian orang akan gelisah saat akan menjawab ujian dan bukannya mencoba untuk tenang malah sebaliknya berusaha untuk mencontek. Apakah karena mereka sedang tidak percaya diri, tidak belajar sebelumnya, atau sedang tidak fit. Lalu bagaimana dengan proses yang mereka lakukan selama di kelas sebelumnya? Sebelumnya mereka terlihat sangat paham dan aktif di dalam kelas tapi malah sebaliknya menjadi begitu pasif dan gusar saat menjawab soal.

Aku menarik beberapa kesimpulan dalam hal ini. Ada beberapa orang yang terbiasa belajar di dalam kelas lalu melupakannya begitu saja setiba keluar dari ruang kelas kelas, dan ada beberapa orang yang tidak paham dengan yang diajarkan di kelas tetapi mengulangnya dan mempelajarinya setiba keluar dari ruang kelas.

Belajar bukanlah sebuah proses yang singkat yang hanya terjadi di dalam ruang kelas. Belajar itu merupakan proses yang panjang bahkan seumur hidup. Kita selalu dituntut untuk terus belajar. Belajar juga bukan hanya demi menjawab pertanyaan di lembar jawaban saat ujian semata, selama kau masih hidup, kau dituntut untuk terus belajar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam hidup. Untuk itu, yang terpenting bukanlah belajar di dalam kelas, tapi selalu belajar di manapun kau berada. Bukan berarti hadir untuk mengikuti perkuliahan tidaklah penting, itu sangatlah penting. Dengan hadir di dalam kelas, setidaknya kau akan mengetahui apa yang sedang kau pelajari.

Ini juga menjadi sebuah motivasi bagiku untuk terus hadir mengikuti kegiatan perkuliahan. Dengan yang aku lakukan sekarang, belajar secara mandiri, bila digabungkan dengan belajar rutin di dalam ruang kelas, mungkin akan memberikan hasil yang lebih baik.

Untuk ujian kali ini, aku cukup senang. Ternyata minatku dalam belajar belumlah luntur. Belum lunturnya minatku dalam belajar merupakan sebuah pertanda baik bahwa aku masih ingin hidup di dunia ini. Setidaknya aku ingin hidup lebih lama lagi.
Tentang: Ujian Tentang: Ujian Reviewed by Rizali Rusydan on December 23, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.