Selamat malam buat kalian para
kawula muda.
Selamat malam buat kalian para
cowok yang belum bisa move on dari mantannya.
Selamat malam juga buat kalian
yang lagi berjuang buat bahagiain orangtua.
Langsung aja ya!
Kebahagiaan seorang penulis
iyalah, ketika seseorang mau membaca atau membeli tulisannya. Itu bagi yang
sudah menjadi seorang penulis. Sedangkan bagiku yang masih belajar nulis di
blog iyalah, melihat teman dekat membaca tulisan kita. Cukup se-simple membaca
tulisan yang pernah ditulis, itu aja udah buat gue bahagia banget, serius!
Gue tau kalau ada teman yang
membaca tulisanku itu bermula ketika gue selesai ngambil air wudhu’. Kebetulan,
dia teman sekelasku dan satu prodi lagi, prodi Teknik Informatika. Jadi
ceritanya gini, pas gue selesai ngambil air wudhu’, sebut saja namanya Udin, si
Udin ini datang dan nyamperin gue. Dengan sedikit berbisik, dia bilang “Cie...
yang curhat dapet nilai 0 UTS Fisika di blog, cie...” gue terkejut
mendengar perkataannya lalu gue balas dengan senyuman.
Akhirnya, setelah dua bulan gue
ngeblog selama di kuliah, ada juga teman sendiri yang baca. SUMPAH, GUE BANGGA
MEN DENGARNYA, SUMPAH! Secara gak langsung berarti gue punya pembaca yang
berasal dari kalangan kampusku sendiri bukan hanya dari sesama blogger.
Udah bangga karena ada temen yang
baca tulisanku di blog, Udin malah menambahkan kebahagiaanku dengan memberi gue
sebuah saran. Udin bilang ke gue, kalau pembuka cerita gue di cerita sebelumnya
itu agak sedikit berat. Berat itu maksudnya, katanya berbelit-belit dan membuat
pembaca sedikit bingung (bagi yang mau baca, klik ini).
“Kalau bisa, tulisannya itu
ringan kayak itu lho, nyunyu.com.
Tulisannya ringan dan guyonannya gurih, kalau bisa ya, ini cuman saran kok,”
Kata Udin sambil menepuk punggungku.
“Suka baca nyunyu juga, ya? Gue
juga suka, lho.” Jawabku. “Tapi, kalau masalah tulisannya dibuat ringan menurut gue sih, ada judul-judul
tertentu yang sengaja dibuat tulisannya ringan, ada juga yang berat,” tambahku.
“Oh gitu... oke deh”
Berkat saran Udin, gue jadi
merasa tertantang dan pengen nulis dengan gaya tulisan yang ringan, dan mudah
dimengerti. Buatmu Udin, nikmatilah ini.
Realita Kehidupan Anak
Teknik
Udah dua bulan gue jadi anak
teknik. Walaupun belum tamat kuliah dan menyandang gelar ST di ujung nama, gue
udah bangga bisa kuliah di jurusan teknik. Konon katanya, Teknik itu jurusan
yang keren dan cukup gaul dibandingkan jurusan lainnya. Terbukti, dengan
banyaknya peminat yang ingin mendaftar di jurusan ini tiap tahunnya, baik di
Institusi ataupun Universitas, tapi yang jelas dan yang paling mencolok itu ada
di ITB dan ITS yang sampe saat ini masih disegani di Indonesia (mungkin
kedepannya ITERA kali, ya).
Bahkan, kawan gue bilang, kalau anak-anak teknik lagi jalan di kampusnya,
maka semua mata bakal tertuju ke mereka macam orang itulah yang paling preman dan
paling keras tulangnya se-kampus. Sampe ada kata-kata yang mungkin hanya
anak Tekniklah yang tau kalau katanya “Anak Teknik itu jodohnya Anak Kedokteran”
Gimana, keren kan jadi anak teknik? Kebayangkan kalau pacaran sama anak teknik?
Ehm...
Meskipun menjadi jurusan yang
cukup gaul dan disegani, jurusan teknik itu gak seindah yang kalian pikirkan. Banyak
tantangan dan hambatan yang menunggu di depannya. Mungkin kalau
dihitung-hitung, hambatan dan tantangan yang dilalui Sun Go Kong untuk mencari
kitab suci dari timur ke barat masih kalah dengan yang dihadapin anak-anak
teknik. Belum lagi ditambah dengan realita-realita yang dihadapin mahasiswa
teknik. Seperti:
Dikejar Deadline
Yak, yang pertama itu dikejar
deadline.
Bukan anak teknik namanya kalau
gak pernah dikejar deadline. Baik deadline tugas ataupun deadline buat pacaran.
Deadline untuk tugas itu wajar,
maklum, dosen teknik itu kalau ngasih tugas gak mau nanggung-nanggung. Kadang
cuman 5 soal kalau lagi hari baik, kalau hari lagi jelek, dia bisa ngasih 20
soal. Dan dari 20 soal itu tingkatannya bermacam-macam, ada yang easy, medium,
hard, ataupun yang membuat otak lo kejang-kejang kayak mau meledak tiap kali
mikir tuh soal. biasanya sih soal yang kayak gini itu disebut dengan soal yang
expert. Tapi jarang ada dosen ngasih tugas dengan level yang easy, biasanya itu
dari medium sampe ke atasnya.
Soalnya banyak, waktunya mepet.
Kadang berak pun sampek gak tenang dibuatnya.
Kebiasaan dikejar deadline tugas
terkadang sampe mengganggu waktu temen-temen gue buat pacaran. Kalau biasanya
malam minggu mereka dipake buat telponan atau jalan, kali ini dihabiskan buat
nongkrong sambil bahas-bahas soal. Nongkrong ke starbuck buat diskusi fisika.
Makan di KFC buat ngerjain tugas kelompok matematika.
Alhasil, banyak dari mereka yang
memilih jomblo. Tapi itu bagi mereka yang mentingin studinya ketimbang
pacarnya.
Bagi yang masih tetap bertahan,
mungkin mereka sangat sabar dan tegar dalam menghadapi cobaan. Teman gue yang pacaran terkadang pusing
buat bagi waktu. Udah pagi dikejar deadline tugas, malamnya dikejar
deadline buat pacaran. Udah, putusin ajaa pacarnya! Jomblo itu enak! *Jomblo
Iri* *Penjombloan Massal*
Selalu Mencoba untuk Bereksperimen
Kalau dulu penemu itu disebut
dengan sebutan “Ilmuan”, maka sekarang sebutan untuk penemu bergeser
menjadi “Engineer”.
Ya, untuk saat ini seorang
Engineer itu ditugaskan untuk menemukan dan menciptakan hal-hal baru. Hal itu
juga sering dibilang dosen ketika mengajar. Bapak dosen selalu bilang kalau seorang engineer itu harus
berpikir inovatif dan kreatif.
Sebagai mahasiswa teknik dan juga
anak kos, tugas seorang engineer untuk menciptakan dan meneliti hal baru inilah
yang membuatku sering melakukan eksperimen-eksperimen kecil di kosan.
Seperti, menggabunkan bodrexin
dan paramex biar jadi camilan, meneliti pengaruh aroma nasi padang untuk meningkatkan konsentrasi belajar mahasiswa atau manfaat makan nasi padang bagi
mahasiswa di akhir bulan.
Acak-Acakan
Bukan anak teknik namanya kalau
tampilannya unyu kayak boy band. Kalau di Universitas gampang bedain yang mana
anak teknik sama yang bukan tinggal liat wajah dan gaya rambutnya aja.
Umumnya anak teknik itu wajahnya
kusut—itu bagi mereka yang udah diakhir semester tapi gak lulus-lulus sedangkan pacar desak minta nikahin terus.
Sampai saat ini gue gak tau apa
hubungannya rambut gondrong dengan mahasiswa teknik. Tapi sejauh ini yang gue
lihat memang rata-rata anak teknik suka melihara rambut sampe gondrong.
Mungkin, selain berinovasi anak teknik juga punya jiwa untuk
bersedekah dengan menyediakan tempat tinggal bagi para kutu.
Gue sendiri punya niatan buat
manjangin rambut walaupun gak panjang-panjang kali tapi bisalah untuk
dijadikan sapu ijuk kalau sapu ijuk di kos udah botak. Terus gue pingin
manjangin kumis dan jenggot. Alasannya sih simple, biar pas pilek gak usah
capek-capek bawa sapu tangan cukup dilapkan ke kumis.
UTS-NYA Melampaui Akal Pikiran Manusia
Kalau waktu kecil gue takut sama
pocong, sekarang gue takutnya sama soal UTS ataupun UAS. Rasa takut memang
bukan jadi alasan untuk menghindar, tapi, rasa takut akan sesuatu yang simple
itu sangat menakutkan. Seperti: UTS.
Gini, UTS/UAS itu memang bukan
untuk ditakutin, tapi kalau soal UTS-NYA diluar kemampuan akal manusia gimana? Baru
kali ini gue nemuin soal yang semakin gue pikir, semakin gak bisa mikir,
akhirnya gak mikir-mikir dan gue males mikir, bingung kan bacanya? Sama gue
juga.
Soalnya lima tapi jawabannya dua
portofolio pun gak cukup malah waktu 2 jam gak kerasa buat ngerjain.
Hitung-hitungan teknik di mata kuliah fisika dan matematika itu beda gak sama
seperti SMA dulu. Lebih kompleks dan lebih dalam lagi pembahasannya.
sesulit apapun soal
bahkan sampe gak terjangkau sama akal manusia sekalipun, yang penting semangat
untuk mencaritahu dan semangat belajarnya gak pernah berkurang. Kita boleh
bodoh di beberapa mata kuliah tapi harus tau esensi dari sebuah pelajaran
tersebut. Learning by doing not learning by feeling.
Gue sendiri sampai saat ini masih
keteteran menjalani kehidupan sebagai anak teknik. Udah masuknya susah,
keluarnya gampang. Masuk ke teknik itu mudah, bertahannya yang susah. Kayak malam pertama gitu, masuknya susah keluarnya gampang.
Temen gue
ada yang sampe bolos kuliah berbulan-bulan karena gak sanggup sama pelajarannya
dan memilih pindah ke universitas sebelah tahun depannya. Sesusah itu kah jadi
mahasiswa teknik?
Sistem seleksi alam bener-bener
berlaku disini yang gak sanggup bakal keluar diluan atau yang gak sanggup bakal
tamat wisuda di umur 30-an. Yang penting kamunya, kalau teknik memang tujuan
hidupmu, lakoni! Kalau bukan, selamat mencoba! Kalau yang mental pecundang,
mending jangan!
Yah ginilah realita kehidupan
mahasiswa teknik, makan tak enak, tidur tak nyenyak, kolor berselemak. Kalau menurut
kalian, anak teknik itu kehidupan realitanya seperti apa? Tulis di komentar ya!
Gue pengen tau.
Realita Kehidupan Anak Teknik
Reviewed by Rizali Rusydan
on
December 01, 2015
Rating:
Saaikkk, anak Teknik. Gue udah lama nggak ke sini, baru tau lu kuliah teknik. Btw, kuliah di mana? Sorry, ya, gue rada kudet gini. Udah jarang mampir
ReplyDeleteIya Rob, gue juga baru tau. Bdw, kalo mau nulis ringan itu ada medium-mediumnya. Belajarlah dari yang dasar. Belajar 5w+1h. Saran aja yah~
DeleteWahaha iya gak papa rob kalau jarang mampir yang penting lu masih ingat sama ketamvanan gue hahaha...
DeleteGue sekarang lagi kuliah di Institut Teknologi Sumatera, masih baru sih tapi searching aja di google coba.
Wahahah iya mas, makasih banyak sarannya.
Deletekayaknya susash ya pelajaran di teknik informatika itu,
ReplyDeleteeh, kalo sistem informasi sama teknik informatika lebih susah mana?
sama aja sih kayaknya.
Deletekalau teknik informatika banyak membahas masalah koding.
Kalau sistem informasi, yang mengatur sistemnya. jadi bisa dibilang kayaknya sih lebih sulit ini, tapi tergantung sih... hahaha
kalau deadline mah semua jurusan juga pasti ada. walaupun, berbeda pastinya. yang menarik malah gue bilang selalu bereksperimen, makin kesini teknologi makin butuh inovasi cuy... :")
ReplyDeleteampun dah, gue nggak mau ngebayangin uts nya.... ampun.
bener yang lu bilang sih, jeff. Tapi sumpah, jangan coba bayangin berapa banyak digit dan symbol yang keluar di soal ketika kami UTS. Matematikanya beda banget sama yang diajarin di SMA >_<
DeleteHehehe, saya juga mantan anak Teknik :'D setiap hari ngalooong.... wkwkwk
ReplyDeletewkwkwkw berarti sama dong!
DeleteHahaha semangat terus, Kak!
ReplyDeleteDeadline memang membunuh sekali ya. :')
Cemungudh eaaaa kakak...
ReplyDeleteUntung saya bukan anak tehnik, jadi nggak ngerasain yang begituan..
Hahai..
wekekeke ujiannya parah bet, melebihi akal manusia... soal 5 jadi berlembar folio.. soal 20 bisa punya cerpen sendiri
ReplyDeleteDari cukur kumis ke cukur kumis bukan waktu yg lama, jarang mandi pula. Salam satu teknik
ReplyDeleteWah, untung gue anak Ilmu Komuniasi,hahaha... realitanya sih hampir sama tapi bidang dan intensitasnya aja yg masih jauh dibawah temen2 Tehnik, hihihi
ReplyDeleteSalam Kenal, :)
katanya juga susah lulus betul gakk? soalnya banyak yg lebihd ari 4 tahun lulusnya
ReplyDeleteTernyata anak Teknik juga yah. Sama, saya juga. Tapi saya Teknik Elektronika.
ReplyDeletewah, lebih susah tuh elektronika.
Deleteenjoy yaaa
ReplyDeleteselaw!
Deletesalam teknik.
ReplyDeleteITM ya? ada tuh temenku anak pertambangan, salam kenal dari anak teknikInstitut Teknologi Medan